18 MARET 2022

446 21 0
                                    

Jumat, 18 Maret 2022

Satu hari yang spesial di dalam hidup ku. Hari dimana status ku berubah, yang tadi nya seorang anak, kini menjadi seorang istri.

Sepuluh tahun perjalanan cinta kami, akhirnya sampai di tahap kepastian. Tahap dimana Tuhan sudah menunjukkan kalau kami berada di satu takdir yang sama.

Aku menatap diri ku sendiri yang berada di depan cermin dengan tatapan tidak percaya.

Tidak percaya kalau saat ini aku akan resmi menjadi milik seorang Muhammad Pradipa Alvin Ardianto.

Sosok yang sangat dikagumi dan diimpikan para wanita di luar sana.

Kebaya putih dan kain songket berwarna silver menjadi pakaian pilihan ku untuk melepas masa lajang ku.

Saat ini, aku masih berada di kamar. Belum boleh keluar sebelum kata sah terdengar dari speaker di kamar ku.

"Kay, tenang." ucap kak Anya

"Ga bisa kak. Gelisah aja rasanya."

"Sebentar lagi, sabar." ucap kak Anya

Suara ketukan microphone terdengar, membuat jantung ku berpacu lebih cepat dari biasanya.

Suara mbak Nadira terdengar. Ya, mbak Nadira dan kak Abi menjadi MC. Pembukaan pun mulai dibacakan.

"Dan saat ini, kita memasuki acara ijab qobul. Waktu dan tempat kami persilahkan." ucap kak Abi

"Ini mau bapaknya yang ijab, apa saya?"

"Saya aja pak." ucap bapak

"Yaudah, tinggal baca yang ada di kertas ini ya? Mempelai pria siap?"

Suasana hening. Aku menggenggam erat tangan kak Anya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikah kan dan kawin kan engkau ananda Muhammad Pradipa Alvin Ardianto bin Wirman Ardianto dengan putri saya, Kayla Naura Ayuningtyas binti Agus Mahendra dengan seperangkat alat sholat, uang senilai 18.320.22, dan emas 5 gram, dibayar tunai." ucap bapak

"Saya terima nikah dan kawinnya Kayla Naura Ayuningtyas binti Agus Mahendra dengan seperangkat alat sholat dan mas kawin tersebut dibayar tunai." ucap mas Alvin

"Bagaimana, saksi sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillahirabilalamin."

Air mata ku lolos. Aku mengikuti doa yang tengah dibacakan oleh bapak penghulu.

Doa selesai, kak Anya menghapus air mata ku yang lolos. Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok yang sangat berharga di dalam hidup ku.

Aku dan kak Anya berdiri dan menghampiri sosok tersebut. Aku langsung memeluk beliau.

Satu kecupan kecil di dahi ku.

"Sekarang adik mas sudah besar. Sudah menjadi milik orang lain. Semakin dewasa ya dik." ucap mas Aiq

Aku mengangguk.

Aku, mas Aiq, dan kak Anya keluar dari kamar. Aku berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan air mata.

Sampai di ujung karpet bewarna merah, aku berjalan bersama mas Aiq menuju ke mas Alvin yang sudah berada di tengah.

Aku melepaskan tangan mas Aiq, kini aku berhadapan dengan laki-laki yang masih menundukkan kepalanya.

Sampai pada akhirnya, tangannya menyentuh tangan ku dan kami saling beradu tatap.

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang