Besoknya, kami tengah menunggu bapak pulang dari dinasnya. Kata ibu sih, sebentar lagi sampai di rumah.
"Bu, bapak belum sampai Yogya kah?"
"Sepertinya sudah nak. Sabar ya? Memang kamu nitip apa ke bapak?"
"Sate."
"Kamu ga bosan apa Kay, sate terus?" tanya mas Aiq
"Suka-suka Kayla."
"Udah, jangan berantem." lerai ibu
"Mas cuman nanya doang bu."
"Kayla juga cuman jawab."
"Kalian ini ya, Allahuakbar!"
"Maaf bu." ucap aku dan mas Aiq
Hampir satu jam menunggu, akhirnya, suara mobil terdengar. Aku pun langsung berlari ke luar.
Turunnya bapak dari mobil, langsung ku peluk dengan eratnya. Kalian tau kan aku dengan bapak itu seperti apa?
"Kay, bapak suruh masuk dulu! Kebiasaan!" ucap ibu
Kami pun memasuki rumah. Seperti biasa, kami menuju ke ruang keluarga dan ibu menyiapkan camilan dan minuman.
"Anak-anak bapak gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah pak, bapak gimana?" jawab ku
"Bapak ya sehat-sehat saja."
Ibu menaruh camilan dan minuman yang diambil dari dapur. Lengkap sudah kehangatannya.
"Ibu, gimana kabarnya?"
"Baik pak."
"Gimana mas megang duit banyak?"
"Seneng lah pak. Bapak ini, pertanyaannya aneh."
"Bapak jadi nonton mas waktu itu?" tanya ibu
"Iya, bapak sempetin. Ya walaupun sebentar."
Aku tidak memperdulikan obrolannya, yang aku lakukan adalah menghirup bau ketiak bapak. Hehehehe, maaf kalau jorok, tapi ya memang seperti itu kebiasaan ku.
"Kayla, ngetek mulu!" ucap mas ku
"Suka-suka."
"Oh iya, gimana rapot mu Kay?"
"Alhamdulillah pak."
"Turun?"
"Tanya ibu. Kalau Kayla yang jawab, pasti bapak ga percaya."
"Bu?"
"Kayla juara satu mas. Nilainya juga naik."
"Alhamdulillah. Mas Aiq gimana?"
"Nah, mas nih yang kayaknya harus dibombardir sama bapak."
"Loh, kenapa?"
"Tanya saja sama Aiq."
"Iq?"
"Intinya ga sebagus Kayla pak." jawab mas ku
"Kok bisa?"
"Bapak tau Aiq gimana?"
"Kamu ga nyepelein pelajaran kan?"
"Ga pernah pak."
"Bapak sama ibu ngizinin kamu ikut voli bukan berarti kamu bisa semena-mena sama pelajaran sekolah."
"Engga pak, Aiq ga pernah semena-mena. Mas juga tau kewajiban mas apa."
"Apapun nanti cita-cita kamu, menuntut ilmu itu penting. Jangan cuman satu bidang saja kamu kuasai."
"Iya pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Novela JuvenilDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.