GAGAL

335 25 0
                                    

Kembali lagi ke hari terkutuk semua pelajar. Apalagi kalau bukan hari Senin. Ya, kalian tau lah alasan hari Senin adalah hari terkutuk.

"Kay, kemarin kamu nonton voli?" tanya Ghani

Deg.
Waduh, jangan-jangan Ghani melihat ku jalan berdua dengan mas Alvin.

"Tau dari mana?"

"Mas Sadam ngasih tau aku."

"Terus, dia bilang apa lagi?"

"Dia bilang, ketemu Kayla. Lagi nonton kakak mu."

"Udah, itu aja?"

"Iya. Memang kenapa?"

Alhamdulillah.

"Ga papa. Iya, Sabtu aku nonton mas Aiq tanding. Itu pun aku gara-gara bapak yang menyindir ku."

"Tentara kalau nyindir gimana ya?"

"Pedih Ghan. Kayak hati yang disakiti."

"Wah, bucin nya!"

"Bucinan juga kamu!"

"Heleh. Oh iya, ngomongin bucin, mas Alvin sudah minta maaf ke kamu?"

"Kok kamu tau?"

"Ya memang, siapa lagi yang ngasih nomor kamu selain aku? Mas Sadam?"

"Kamu ngapain ngasih nomor ku ke dia sih Ghan?!"

"Ya gak papa. Biar ga ada alasan untuk tidak meminta maaf."

"Jangan bilang, kamu juga yang bilang kalau aku cemburu?"

"Iya."

"Ngeselin banget sih Ghani!"

"Ngeselin apa seneng? Udah lah Kay, Alvin itu kalau ga di kasih tau, ga bakal tau."

Aku baru saja ingin membalas pernyataan Ghani. Tapi, suara speaker yang menandakan upacara akan segera di mulai sudah terdengar.

Kami pun menuju lapangan upacara.

Sampai di lapangan upacara, aku selalu berdoa untuk tidak dipindahkan barisan. Belum pernah sih, tapi semoga saja tidak akan.

Pindah barisan itu tradisi sekolah ku. Ada guru yang biasanya memindahkan murid yang misalnya ada di kelas A menjadi di kelas B. Tapi, perpindahan itu bukan satu angkatan, melainkan berbeda angkatan.

Aku tidak peduli siapa yang berada di sebelah ku. Yang penting, dia tidak menganggu.

"Ekhm."

Aku tidak menggubris.

"Ekhm."

Ini orang maunya apa sih?! Aku yakin, batuk itu dibuat dengan sengaja. Aku langsung menatap ke sumber suara.

Astaghfirullah! Mata ku membulat melihat pemilik suara itu. Laki-laki tinggi dengan badan atletis.

Ya, itu adalah mas Alvin.

Dia menatap ku dan tersenyum. Aku langsung mengalihkan pandangan ku. Aku ingin salah tingkah, tapi kan malu. Jadi, aku jaga sikap saja.

Bagaimana tidak salah tingkah? Setelah kejadian hari Sabtu waktu itu, cukup membuat aku melayang.

"Kalau mau salting, salting aja."

"Mas aja yang salting."

"Orang kamu yang udah mau salting. Masa saya yang harus salting."

"Kok, mas pindah barisan?"

"Dipindah sama bapak mu."

"Bapak ku?"

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang