TANGGUNG JAWAB

435 30 0
                                    

"Manis"

Satu kata, tapi membuat semuanya berantakan. Entah itu otak ku, atau pun hati ku.

Perasaan apa ini?
Cinta kah?
Tapi masa iya?
Umur 13 tahun lebih seperti ku bisa merasakan yang namanya cinta?

"Kayla!"

"Astagfirullahaladzim! Ghani!" marah ku

"Kamu mau pulang atau tidak?!"

Aku melihat sekeliling ku, dan ya, teman-teman ku tengah membereskan barang-barangnya.

"Kayla!"

"Iya Ghani. Ga usah teriak!"

"Kamu ngelamunin apa sih?"

Kalau ku jawab, ngelamunin mas Alvin, gimana ya?
Eh, astagfirullahaladzim.

"Engga."

"Bohong, kamu dari tadi ngelamun."

"Engga, sok tau."

"Apa, ngelamunin.....??"

Sebelum Ghani melanjutkan pertanyaannya, aku langsung memotongnya. Aku sudah tau apa yang ingin ia tanyakan.

"Dadah Ghani, mas Aiq udah jemput di depan!"

"Wedus!"

Untung saja aku mempunyai alasan. Kalau tidak, repot ini urusannya. Ghani itu sudah kayak emak-emak gosip. Kalau sudah kepo, ya sudah.

Aku berada di depan gerbang, menunggu mas Aiq tentunya. Ya, hari ini mas Aiq yang menjemput ku, katanya, mau lihat ada yang cantik apa engga.

Di saat aku menunggu, ada suara yang mengejutkan diriku.

"Nunggu siapa?"

"Astagfirullahaladzim!"

"Maaf-maaf."

Dan aku melihat siapa orang itu. Dan ternyata, laki-laki itu lagi. Ya jagat dewabantara! Bisa kah aku hanya bertemu sekali saja?!

Eh, maksudnya, tidak bertemu sama sekali.

"Kamu nunggu siapa?"

"Kakak ku."

"Masih lama?"

"Kurang tau."

Laki-laki itu mengangguk. Tadi dia bilang, kalau diriku seperti boneka mobil yang ada per nya, eh.. tau-tau nya sama saja.

"Vin, latihan opo ora?!"

"Latihan, aku arep muleh sek. Iseh ono wektu."
(Latihan, aku mau pulang dulu. Masih ada waktu.)

"Oh, Yo wes!"

"Mas Alvin nunggu siapa?" tanya diriku

"Nunggu kamu."

"Hah?"

"Bahaya di sini sendirian. Kalau mau nunggu di dalem."

"Mas kalau mau pulang, pulang aja. Kayla ga papa."

"Engga, tanggung jawab saya."

Tunggu-tunggu, memang aku siapa? Kok bisa menjadi tanggung jawab untuk dirinya?

Jangan-jangan?

"Saya diajarin sama ibu saya, kalau ada perempuan berada di tempat ga aman, mending tungguin. Dan itu jadi tanggung jawab saya."

Oke, Kayla. Cukup mengada-ada nya. Kamu ini kenapa sekarang berharap lebih sama laki-laki ini?!

Aku hanya terdiam.

YOGYAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang