3 Desember 2011
Hari ini bisa dibilang hari spesial. Sebenarnya ga juga sih, hanya aku saja yang menyebutnya ini spesial.
Hari ini mereka tanding, ya, mereka, mas Aiq dan mas Alvin. Mereka tengah membawa nama Yogyakarta di sana.
"Kamu gak ke Surabaya Kay?" tanya mas Sadam
Aku, Ghani, dan mas Sadam tengah beristirahat sekarang. Entahlah, semenjak aku kenal dengan mas Alvin, istirahat ku tidak lagi berdua dengan Ghani. Bertambah satu anggota.
"Gak diizinin mas."
"Sama Alvin?"
"Bukan. Sama mas Aiq."
"Dikira sama Alvin. Kamu nyusul saja sana!"
"Engga ah! Kayla cukup doain aja. Lagi pula, Yogyakarta-Surabaya itu jauh mas. Kayla juga ke sana ga ada temen."
Aku melihat mas Sadam mengambil sesuatu di saku celana nya. Ekspresi penuh dengan tanda tanya.
"Ono opo?"
"....."
"Iya, lagi sama Kayla."
Lah? Kok bawa-bawa nama ku? Sebenarnya, siapa yang menghubungi mas Sadam?
"Kay, Alvin mau ngomong." ucap mas Sadam
"Hah? Mas Alvin?"
"Iya."
"Yaudah sini."
Handphone diserahkan kepada diriku. Telinga ku pun langsung mendapat sapaan dari seorang laki-laki.
"Halo Kay."
"Iya, kenapa mas?"
"Lagi istirahat ya?"
"Iya. Kenapa?"
"Hp mu di mana?"
"Kayla tinggal di kelas."
"Hp tuh dibawa terus."
"Ngapain juga bawa hp ke kantin mas."
"Kalau ada keadaan darurat gimana Kay?"
"Mas, jangan lebay deh!"
"Mas ga lebay Kayla. Mas cuma jaga-jaga."
"Iya, makasih sudah diperhatikan."
"Sama-sama."
"Mas bukannya tanding hari ini?"
"Iya."
"Kenapa masih pegang hp?"
"Selagi dibolehin kenapa engga?"
"Waktu nya dipake istirahat."
"Emang main hp ga istirahat?"
"Kan, dibilangin tuh ada aja alasannya."
"Kan mas nanya, bukan beralasan."
"Terserah mas!"
"Yaudah maaf. Jangan marah."
"Gak marah."
"Tapi ngambek?"
"Mas.."
"Kayla, di sini mas jarang-jarang megang hp. Jadi ya, kalau dikasih kesempatan, ya dimanfaatin."
"Keluarga mas yang dihubungi."
"Sebelum saya hubungi kamu, saya udah hubungi ibu bapak."
"Bagus lah."

KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Novela JuvenilDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.