Senin, 17 Maret 2014
Derita menjadi siswa akselerasi:
'Yang lain libur kita tetap masuk'
Tahun ini kelas 12 sudah mulai banyak ujian-ujian. Seperti yang tadi aku sebutkan derita menjadi siswa akselerasi.
Dari awal kelas 12 try out, yang lain libur kita tetap masuk. Yang lain nyantai, kita pusing-pusingan.
Ya walaupun tidak menjalani ini sendiri sih, teman ku pun saling mensupport satu sama lain.
Hari ini adalah keberangkatan ku menuju ke kota yang paling aku benci. Kota yang berhasil membuat aku mengalami patah hati untuk yang pertama kalinya.
JAKARTA.
Kalau bisa aku gak pergi, pasti gak akan pergi. Cuman karena ini program sekolah, mau bagaimana lagi?
Sekolah ku melakukan pertukaran pelajar dengan salah satu sekolah swasta yang ada di Jakarta.
Yang ku tau sih, memang anak-anak di sana jeniusnya ga ketulungan. Banyak siswa nya yang kuliah di luar negeri dan PTN ternama.
Hanya anak-anak akselerasi dan beberapa yang dipilih dari kelas umum yang dapat mengikuti pertukaran pelajar.
"Nak, sudah semua?" tanya ibu
Ibu yang akan mengantarkan ku menuju ke stasiun. Katanya, ibu juga mau kerja, jadi bisa bareng.
"Udah bu, berangkat sekarang?"
"Ada yang ketinggalan?"
"InshaAllah engga."
"Yaudah ayo! Taxi nya sudah di depan."
Kenapa naik taxi? Karena ibu kerja nya ga di Yogyakarta. Ya, ibu akan naik kereta juga, tapi ke Surabaya.
Aku pun membawa barang-barang ku dan meletakkannya di bagasi. Selama perjalanan, aku hanya memeluk ibu.
Kami pun sampai dengan cepat, ya iya cepat, orang kita berangkat jam 3 pagi.
Kami pun memasuki stasiun dan mampir untuk membeli bekal aku. Padahal, aku sudah minta tidak usah.
"Kamu hubungi guru kamu Kay."
"Iya bu."
Aku pun mengirim pesan ke wali kelas ku untuk menanyakan keberadaannya.
Setelah tau keberadaannya, kami pun menuju ke sana. Dan ya, sudah ramai ternyata.
Cuman, ada satu orang yang membuat tanda tanya besar di otak ku. Ngapain dia di sini?
"Sabian!" panggil wali kelas ku
Kak Abi berjalan menuju ke arah ku. Dia pun menyalami ibu ku dulu. Dia ini ngapain sih?!
"Sudah hadir semua Sab?" tanya wali kelas ku
Kak Abi membuka ponsel nya, seperti tengah melihat absen.
"Tinggal data anak bapak yang belum masuk ke saya." ucap kak Abi
"Anak bapak udah semua. Kamu aturin ya?"
"Iya pak. Permisi."
Pencitraan sekali anak ini. Biasanya nyebelin nya mashaAllah. Tapi memang sih kalau lagi tugas kayak begini, pasti akan totalitas.
"Kayla, kamu ikut baris sana! " ucap ibu
Aku mengangguk. Aku pun berpamitan ke ibu dan langsung bergabung ke kelas ku.
Ada dua laki-laki dan satu perempuan yang memandu kami. Kayaknya sih, anak organisasi semua.
"Sekarang, kita akan bagiin tiket kalian. Jaga baik-baik ya, jangan sampai rusak." ucap kak Zahra

KAMU SEDANG MEMBACA
YOGYAKARTA
Teen FictionDi bawah cakrawala dan di atas bentala Yogyakarta, aku dan kamu, mendapat restu dari sang pencipta, untuk bersatu menjadi kita.