Kim Mingyu merasa kesal setengah mati. Bagaimana tidak, Hwang Eunbi, keponakan dari tuan Kwak selalu menempelinya kemanapun ia pergi. Ia nyaris tak memiliki kesempatan untuk memotret idola kesayangannya. Karena kamar seberang, yang berada di gedung yang tepat berada di seberang kamarnya hampir tidak pernah membuka tirai biru langit itu.
Seperti hari ini, saat Mingyu tengah asyik memotret idolanya itu yang nampaknya tengah menelepon, pintu kamarnya mendadak terbuka. Mingyu nyaris menjatuhkan kameranya saking terkejutnya.
"Yak! Kok bisa buka pintu kamar gue sih?". Gadis berambut blonde itu memamerkan sebuah kunci di depan wajah Mingyu. Mingyu mengusap wajahnya frustasi.
"Gue ngerampas ini dari Paman. Sudahlah, ayo ikut gue!".
Tanpa sempat memprotes, lengan Mingyu sudah tertarik dengan keras. Ia tak menyangka gadis tomboy ini memiliki tenaga sekuat kuda. Mingyu yang berpostur tinggi besar kalah telak dengan gadis yang jauh lebih pendek darinya itu.
Mingyu tak kuasa menolak setiap perintah Eunbi, karena wajahnya akan berakhir lebam-lebam jika berani memprotes gadis itu. Kali ini Eunbi menyeret Mingyu ke sebuah tempat mirip rumah dukun. Dengan pernak pernik khas paranormal. Dan gadis itu dengan percaya dirinya mengaku pada dukun itu bahwa Mingyu adalah pacarnya. Ia meminta dukun itu meramal nasib percintaannya.
Betapa shocknya Mingyu, gadis bar bar seperti Eunbi mempercayai hal tidak masuk akal seperti ini hanya karena terkena bujuk rayu teman-teman gilanya itu. Menurut Mingyu dukun itu mengatakan hal-hal random yang berisi lebih banyak bualan daripada fakta. Ia nyaris menyemburkan air di depan dukun itu saking kesalnya.
Sorenya Mingyu baru terbangun dari tidurnya. Entah mengapa ia begitu lelahnya seharian ini. Karena Eunbi menyeretnya berkeliling sepulang dari rumah dukun. Ia turun menuju lantai dasar untuk memasak ramen instan saat mendengar suara gumaman pemilik rumah dari pintu ruang kerjanya yang terbuka sedikit.
"Aku harus bergerak cepat. Aku sangat yakin satu dari enam orang itu adalah anak mendiang Minho. Tapi bagaimana aku bisa membuat mereka membuka bajunya? Sedang tanda lahir ini ada di bahunya. Kalau laki-laki sih mudah, tapi kalau perempuan gimana? Nggak mungkin aku memaksa mereka melepas baju. Bisa-bisa besoknya aku masuk headline berita sebagai kakek-kakek pedofil".
Mingyu melebarkan matanya. selama beberapa detik ia hanya tercenung. Lalu, Ia seperti menyadari sesuatu. Langsung saja ia kembali ke kamarnya dan menutup rapat pintunya.
"Jadi tuan Kwak lagi nyari cucunya? Pantas aja ia langsung nerima gue pas tahu umur gue 23 tahun. Cucunya paling nggak lahir ditahun yang sama dengan gue. Enam? Berarti salah satu dari enam kamar ini emang udah ditargetin. Tapi siapa yang ke-enam? Kamar nomor 2 kan masih kosong?". Seketika sebuah lampu kuning muncul di kepala Mingyu.
"Mungkin ini agak sedikit gila dan ekstrem. Tapi demi kebebasan, kenapa enggak?". Mingyu menampilkan senyum misteriusnya.
***
Seorang perempuan bersetelan serba hitam baru saja keluar dari kamarnya, tepatnya kamar ujung sebelah tangga. Ia berkali-kali menoleh ke sekitarnya demi memastikan tak ada yang menyadari dirinya tengah beraktivitas di luar kamarnya. Perempuan itu turun menuju lantai dasar dan keluar hingga gerbang.
Seorang pria yang juga bersetelan serba hitam tengah menunggunya di balik gerbang. Pria itu menggendong sebuah kotak karton di kedua tangannya. Begitu perempuan itu sudah berdiri di depannya, ia menyerahkan kotak itu padanya.
"Apa semuanya lengkap?". Suara perempuan itu sebenarnya sangat merdu, hanya saja wajahnya tak terlihat karena memakai topi dan masker di seluruh wajahnya kecuali kedua matanya.
"Ya, periksa saja sendiri".
Perempuan itu membuka kotak dan mengecek isinya. Begitu puas, ia mengangguk sepakat pada pria di depannya. Pria itu juga nampak memberikan selembar foto hitam putih seorang wanita tua lalu berbalik pergi setelahnya. Setelah kepergian pria itu, si perempuan membuka masker dan topinya sambil tersenyum miring.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
FanfictionSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~