Shall We Date?

324 52 57
                                    


















Jungkook berjalan santai menuju perusahaan dimana ia dipanggil untuk interview dan juga melancarkan aksinya yang sudah ia susun dengan matang. Ia berkali-kali tersenyum miring saat menatap amplop cokelat di tangannya.

"Woi, Jeon Jungkook!". Jaehyun membalik tubuh kekar Jungkook dengan sekali tarikan di lengannya.

"Cih! Lo nggak sungguh-sungguh.... pakek kaos kaki bekas gue tadi, kan?". Jungkook melanjutkan langkahnya.

"Itu bukan urusan lo!". Jaehyun mengekori Jungkook.

"Lo ini bener-bener robot ya?". Jaehyun kembali menarik lengan Jungkook.

"Lepasin tangan gue!".

"Woi! Apa lo nggak bisa sedikitpun bersimpati ke Yuna? Gue tau lo nggak berperasaan, tapi seenggaknya pikirin Yuna juga lah". Jungkook hanya menatap datar Jaehyun yang terus mengoceh di depannya.

"Lo kencan dan piknik seharian terus sekarang lo mau interview? Lo nggak kasihan sedikitpun pada Yuna, ya?!". Jungkook memejamkan matanya kesal.

"Hei, Jung Jaehyun! Berhenti ikut campur masalah Yuna. Lo itu nggak tau apa-apa!". Jungkook menunjuk wajah Jaehyun dan langsung berbalik menjauhinya.

"Ya kalo gitu bersikaplah lebih baik. Jadi gue bakal pertimbangin hal itu. Tau gini gue nggak bakal ngasih peran Iron Man ke elo!". Jungkook melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

"Udah gue bilang nggak usah ikut campur. Pergi sana lo!". Jungkook kembali melanjutkan perjalanannya.

"Pergi?! Woi!". Jaehyun langsung mendorong pundak Jungkook hingga laki-laki itu tersungkur ke tanah.

Jungkook yang tak terima langsung bangkit dan meraih kerah hoodie Jaehyun. Keduanya adu pukul selama beberapa menit hingga berakhir saling luka. Meski begitu keduanya masih saling tatap benci.

"Dasar gigi kuda!".

"Lo kuda laut bunting!".

"Muka cumi!".

"Lo yang muka cumi!". Jaehyun kembali menjambak rambut Jungkook hingga laki-laki itu mengaduh.

Jungkook tak tinggal diam. Dia juga ikut menjambak rambut Jaehyun. Karena kondisi jalanan yang sepi membuat mereka berkelahi tanpa ada yang melerai.

"Lepasin rambut gue woi!".

"Lo yang lepas, bego!".

"Barengan!".

"1!".

"2!".

"3!".

Tapi bahkan sampai hitungan ketiga keduanya masih tak mau melepas tangan masing-masing, malah semakin mencengkeram kuat.

Teriakan keduanya mengundang beberapa petugas kebersihan mendekat dan akhirnya melerai keduanya. Dua laki-laki itu sudah terlihat sangat kacau.

Bahkan meski berjalan beriringan kembali ke asrama, mereka masih saling melempar pandangan sengit.

"Jauh-jauh dari gue, anjir!".

"Kenapa nggak lo aja yang nyingkir dari gue, bgst!". Keduanya kembali saling menarik kerah lawannya.

Tuan Kwak yang tengah mencabuti rumput terkejut melihat dua 'calon cucunya' saling bertengkar. Pria tua itu langsung melerai keduanya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN? JANGAN BERKELAHI!".

"Apa?! Ada yang berkelahi?!". Mingyu mendadak muncul dari dalam rumah bersama Eunha dan Eunbi.

Sementara Yuna yang masih shock atas perlakuan Eunbi di kamarnya tadi samar-samar mendengar suara ribut dibawah.

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang