A Key

493 63 22
                                    

"Kimchi!". Mingyu meletakkan potongan kimchi pedas diatas sesendok nasi di tangan Eunbi.

"Daging!". Kali ini gadis itu meminta potongan daging.

"Ah, gue punya hadiah". Eunbi mengangkat sebuah box ke atas meja makan di depannya.

"Yang ini punya gue, yang ini buat lo. Ambil!". Mingyu membuka box itu.

"Sepatu couple?". Eunbi mengangguk.

"Hmm. Cobain!".

"ba.. Baik".

Mingyu mulai mencoba sepatu itu dengan gerakan lambat. Tiba-tiba Eunha muncul dari lantai atas.

"Oh? Keknya Mingyu kita udah punya pacar". Ujarnya dengan nada sengaja diimut-imutkan.

"Apaan! Dia keponakan tuan Kwak. Namanya Hwang Eunbi".

"Ah.. gitu. hmm..Lo seorang siswi ya? Berapa umur lo? Uuuh.. gemesin banget". Eunha mencubit pipi Eunbi dan dibalas tatapan tajam gadis itu.

"Siapa dah tadi nama lo? Eunbi?". Mingyu memberi Eunha gestur untuk tidak melanjutkan kalimatnya.

Laki-laki itu terlihat gemetar sambil menarik-narik lengan blouse Eunha.

"Oh ya ampun, gue juga ngasih nama kucing gue Eunbi. Hihihi". Mingyu langsung shock.

"Lo bener-bener mirip kek kucing gue. My sweet Eunbi. Uuh lucu banget sih". Eunha masih menggoda Eunbi dengan jemarinya.

Sedang wajah Eunbi sudah memerah menahan amarahnya. Mingyu memukul-mukul Eunha agar gadis itu berhenti mengerecoki Eunbi.

"Apaan sih Ming! Eh bentar. Mungkin karena lo keponakan tuan Kwak, jadi lo punya dahi lebar dan mengkilap. Mungkin udah gen keluarga kalian kali ya. Wkwk". Mingyu semakin ketar-ketir.

"Twinkle twinkle little star.....aaaaaaaaaaaawwww!!!!".

Bag bug bag bug bruaaaakkk!!!
















"Nona? Apa sudah lebih baik?". Eunha memijit-mijit pundak Eunbi dengan hati-hati.

Eunha nampak berantakan dengan wajah lebam-lebam dan baju sobek. Sedang Mingyu gemetaran di kursinya. Keponakan tuan Kwak itu baru saja menghajar Eunha hingga gadis itu bertekuk lutut padanya.

"Pergi lo!". Hardiknya pada Eunha.

"Baik! nona". Eunbi menoleh pada laki-laki di sampingnya.

"Kenapa Mingyu gemetaran kek gini? Apa Mingyu kedinginan?". Mingyu langsung terkesiap.

"Nggak. Nggak sama sekali! gue pastiin kalo gue gak bakal ngerasa kedinginan. Jadi lo nggak perlu khawatir". Mingyu membungkuk hormat pada Eunbi.

"Uuh.. anak pintar. Lo nggak boleh sakit, oke?".

"Ya, gue bakal inget itu".

"Uuuh.. Mingyu gue yang gemesin". Eunbi menggelitiki dagu Mingyu.

"Apa yang kalian lakukan di dapurku, anak-anak nakal! Hwang Eunbi, katakan padaku bahwa kalian tidak memiliki hubungan!".

"Apa sih paman! Pria ini milikku!".

Ini nggak boleh terjadi! Mingyu adalah cucuku. Jelas mereka adalah sepupu..











Tuan Kwak mengingat hari itu. Hari dimana ia akhirnya bertemu cucu kandungnya. Beberapa hari setelah kamar terakhir terisi, yaitu kamar nomor 3, tiba-tiba asistennya memberinya kabar gembira.

"Tuan! Tuan Kwak! Astaga anda berada dimana sih?". Pria berjenggot itu muncul dengan ekspresi kesalnya.

"Ada apa sih Jo Baek Kyung! Kau membuat tanganku nyaris teriris, bodoh!". Asistennya yang bertubuh gempal itu membungkuk sopan.

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang