I'm Sorry

416 51 21
                                    

"Kamu kok gemesin banget sih". Jaehyun mencolek dagu Chaeyeon karena gadis itu beraegyo di depannya.

Tiba-tiba sebuah bola basket menggelinding dan terhenti tepat di kaki Jaehyun. Mereka saat ini memang mengunjungi lapangan basket outdoor yang bersebelahan dengan lapangan sepak bola. Jaehyun menunduk dan langsung mendribble bola oranye itu sesaat setelah mengambilnya. Lalu memasukkannya ke dalam ring dan mengundang tepuk tangan dari Chaeyeon.

"Woah! Kamu hebat banget! Kamu keliatan kek pemain basket profesional".

"Aku emang pemain basket nasional dulunya". Chaeyeon bertepuk tangan antusias.

"Beneran?".

Tiba-tiba ponsel yang tadi dilempar Jaehyun begitu saja di lapangan berdering. Di layarnya muncul foto seorang pria paruh baya yang diberi nama 'ayah' oleh Jaehyun. Chaeyeon yang mendengarnya langsung meneriaki Jaehyun.

"Hp kamu berdering!".

"Telepon, kah? Tolong jawab-in!". Jaehyun ikut berteriak membalas.

"Aku?".

Seperti gerakan slow motion, Chaeyeon mendekati benda persegi itu. Namun setelah dekat, dering ponselnya mati. Menandakan orang di seberang sana mematikan sambungannya.

[missed call - ayah]

"Telepon dari ayah kamu, tapi beliau sudah menutup panggilannya". Jaehyun masih asik mendribble.

"Nanti dia bakal telepon lagi kok. Hei, mau coba rebut bola dariku?".

"Hah?". Chaeyeon melirik kakinya yang tengah memakai heels setinggi 10 cm.

"Ntar kalo kamu berhasil, akan aku kabulkan satu permintaanmu".

"Serius?".

"Tentu saja".

Mereka mulai berlari mengitari lapangan. Sesekali Jaehyun menggoda Chaeyeon. Jaehyun sukses memasukkan bola dalam ring beberapa kali, sedang Chaeyeon benar-benar tak bisa menyentuh bola itu sama sekali. Saat bola oranye itu menggelinding dekat dengan Chaeyeon, ia masih kalah gesit dengan Jaehyun. Tak kurang akal, Chaeyeon menggelitiki perut kotak-kotak Jaehyun.

"Woi! Woi! Dimana tangan nakalmu itu berpijak, nona Jung?".

Karena kegelian, sebelah tangan Jaehyun menahan tangan Chaeyeon yang menggelitik perutnya. Membuat keduanya terdiam canggung. Jaehyun memajukan tubuhnya semakin mendekati Chaeyeon. Entah mengapa gadis itu malah memejamkan matanya.

Merasa Mendapati persetujuan dari Chaeyeon, Jaehyun semakin mempersempit jaraknya dengan gadis cantik itu. Memiringkan kepalanya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir lawannya. Mulanya hanya menempel rapat. Tapi lama kelamaan lelaki itu mulai menggerakkan bibirnya menyapu bibir atas dan bawah milik Chaeyeon.

Bola basket di tangan kiri Jaehyun terlepas. Laki-laki itu menahan tengkuk Chaeyeon dengan tangan kanan dan menarik pinggang gadisnya menggunakan tangan kirinya. Mereka berciuman agak lama hingga akhirnya saat merasakan pasokan oksigen menipis, Chaeyeon mendorong pelan dada Jaehyun.

















Tak terasa hari sudah semakin gelap. Memang benar apa yang dibilang orang-orang, saat kita sedang menghabiskan waktu bersama orang terkasih, waktu serasa cepat sekali berlalu. Itulah yang dirasakan Jung couple saat ini. Kini Chaeyeon dan Jaehyun tengah berjalan berdampingan menuju asrama. Tangan mereka beberapa kali saling tumbuk, membuat Jaehyun melirik gadis cantik disampingnya. Tanpa kata lelaki itu menggandeng tangan Chaeyeon, membuat Chaeyeon tersenyum malu-malu.

"Lho, Jung Jaehyun?". Keduanya menoleh ke sumber suara.

Astaga, ayah Jaehyun disini?

"Kamu bakal diberhentikan oleh perusahaan kalau berkeliaran didaerah ini, Jaehyun-ssi. Dan apa-apaan ini, Apa kamu berniat pergi tanpa mampir untuk menyapaku?".

"Annyeong haseyo. Maaf pak, tapi saya sedang berkencan". Jaehyun menunjuk Chaeyeon di sampingnya.

"Berkencan?". Pria paruh baya itu menatap Jaehyun geli.

"Ayah, perkenankan saya menyapa". Chaeyeon menyerobot pembicaraan, namun malah membuat dua pria itu saling tatap bingung.

"Ah iya, jadi keluarga saya menjunjung tinggi dalam hal hormat pada orang lain. Dan saya harus menjunjung anda untuk membayar penghormatan saya kepada anda". Chaeyeon menampilkan ekspresi malu-malunya.

"Aigoo..tidak perlu sampai melakukan seperti itu, gadis kecil. ah Pokoknya, aku benar-benar merindukanmu, Jaehyun-ssi". Pria itu berbalik menatap Jaehyun.

"Tidak bisakah kau mempertimbangkan kembali?". Jaehyun tersenyum tulus.

"Kamu akan kembali ke tim keamanan Rumah Sakit setelah lulus kuliah, kan?".

"Ya, akan saya pertimbangkan, pak!". Jaehyun mengangkat tangan kanannya ke pelipisnya seperti sedang hormat bendera. Sedangkan Chaeyeon menatap dua pria itu dengan bingung.

"Sayang sekali putraku tidak pandai bergaul dan supel sepertimu, Jaehyun-ssi. Ah, bersenang-senanglah dengan kencanmu dan sampai jumpa lagi nona kecil". Pria itu melangkah kembali menjauhi dua orang itu.

"Tim keamanan perusahaan? Kamu bukan putranya?". Chaeyeon masih mencerna situasi.

"Putra? Kamu ngomong apa sih? Dia presdir tempat aku bekerja paruh waktu". Chaeyeon menatap Jaehyun bingung.

"Ah, jangan bilang kamu mengira aku putra presdir Jeon?".

"Tidak mungkin!". Chaeyeon berbalik dengan ekspresi kosong. Ia mulai berjalan menjauh.

"Mau kemana?". Jaehyun menahan lengan Chaeyeon.

"Kurasa ada semacam kesalahpahaman disini". Chaeyeon berujar dengan terbata.

"Hari ini cukup menyenangkan". Jaehyun menahan lengan Chaeyeon yang hendak meninggalkannya.

"Kamu ngomong apa sih? Becanda ya kamu? Kamu nggak boleh pergi kek gini". Chaeyeon menghela napas.

"Hei, Jung Jaehyun. Aku berkencan denganmu karena kupikir kamu putra presdir Jeon. Aku mendekatimu karena ingin mendaratkan diriku pada pria kaya. Jadi, lupakan aja cewek nyebelin kayak aku gini dan temuin cewek lain yang lebih baik. Selamat tinggal". Chaeyeon meninggalkan Jaehyun yang tengah mencerna kalimat gadis itu.

"Apaan? Yak! Berhenti! Yak, Jung Chaeyeon!".
.
.
.



















Special (gk pake telor) duo 'JUNG'

Kuharap kalian nggak bosen sama cerita ini yaa.. soalnya cerita ini bakal panjang banget wkwk.. dulu aku bikinnya terlalu semangat sampe gk kerasa udh sekitar 50++ part😱😂🤦🏻‍♀️

Kebayang nggak aku bkin 50an part itu cuma butuh sehari lebih dikit😂😂 jadi banyak typo nya wkwk

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang