"Oii! Choi Yuna!". Gadis yang diteriaki namanya itu langsung menyembunyikan lembaran di tangannya ke dalam saku jaketnya.
"Oh, Jaehyun-ah". Laki-laki itu langsung duduk di depan Yuna sambil meletakkan pot biru kecil berisi batang keberuntungan milik Yuna.
"Woah.. daebak!".
"Gue keinget pas bakar batang ini lo marah-marah sampe nyolongin daging gue. Karena gue ngerasa bersalah, jadi gue ambil lagi terus gue rawat". Yuna tersenyum bangga.
"Woow! kupikir batang ini udah kebakar habis. Tapi malah tumbuh daun". Jaehyun menggeleng-gelenf dramatis.
"Eeeeiiii... lo pasti nggak percaya kalo gue ngerawat dia kek bayi baru lahir. Gimana? Lo terharu nggak? Tersentuh, nggak?". Yuna makin melebarkan mulutnya.
"Emm. Makasih yak".
"Makasih doang?". Yuna langsung mendongak.
"Kalo lo ngerasa berterima kasih... lo harus kencan sama gue malam ini".
"Hah?!".
"Ah, Maksud gue... Gue denger ada festival kembang api di taman kota malam ini. Ayo kita nonton bareng".
"Kembang api? Keknya keren. Aku sedang ingin melakukan sesuatu malam ini".
"Tau nggak?". Yuna menaikkan alisnya.
"Menurut mitos orang Jepang, menonton kembang api bersama teman lawan jenis berpotensi mengubah status teman jadi pacar loh.. bhuahahahahahaah".
"Heeeeeehhh??? Tapi... bukannya kita teman?". Jaehyun langsung menghentikan tawanya.
"Eeh.. maksud gue, itu kan cuma mitos. Hahahaa. Dan di negara kita nggak ada yang kek gitu. Pokonya gitu lah, hahaaa. Lo harus janji malam ini nonton sama gue, oke?". Yuna mengangguk.
"Oke, aku akan disana tepat waktu".
"Kalo gitu kita ketemu di Taman Paju jam 07.00". Yuna kembali mengangguk.
Sementara itu, tuan Kwak tengah menguping pembicaraan mereka dari balik tembok.
Cucuku Jungkook pergi hari ini dengan hati yang patah..
Tapi mereka berdua justru akan pergi kencan melihat festival kembang api??
Kurang ajar!
Akan aku buat berantakan acara itu!
Awas kalian!***
"Huuuuuhh... kira-kira kenapa yaa Kim Mingyu ngajak gue ketemuan?". Eunha merapikan kembali poninya.
"Oho! Gue tau! Ini kan hari ulang tahun puteri Eunha! Gue yakin Mingyu bakal ngasih gue hadiah". Eunha menepuk kepalanya.
"Oh, iya! Kalo Mingyu beliin gue sepatu. Gue mesti mastiin semuanya cantik". Eunha mengangkat satu kakinya ke depan hidungnya dan mengendusnya.
"Oh, nggak bau. Thank you!". Eunha berbicara pada kakinya sendiri.
"Eh Ya ampun, apa ini!". Eunha menemukan setitik kotoran si ujung kuku kakinya.
Ia segera mencongkel kotoran itu dengan sapu lidi yang terletak di ujung halaman.
"Jung Eunhaaaaa!!!". Gadis itu menoleh ke sumber suara.
Nampak Mingyu berjalan dengan posisi kedua tangan disembunyikan di belakang tubuhnya. Eunha menutup mulutnya terharu.
"Astaga Kim Mingyu.. jangan bilang dia beliin gue banyak sepatu sampe kesusahan gitu bawanya?".
"Eunha-ya. Tutup matamu". Tanpa disuruh dua kali, Eunha langsung menutup kedua matanya.
"Coba tebak apa yang kubawa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
FanficSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~