"Bau apaan nih?". Mingyu yang tengah menaiki tangga mencium bau aneh yang bersumber dari kamar nomor 1."Ya ampun, kenapa banyak lalat gini?".
Seketika ia mendekat ke pintu kamar nomor 1 sambil tangannya berusaha menghalau lalat yang beterbangan di sekeliling pintu kamar nomor 1.
"Bau ini mirip kek bau mayat busuk". Ia mencoba membuka pintu yang ternyata terkunci itu.
Sedangkan di dalam kamar, gadis itu terkejut karena ada yang mencoba membuka pintu kamarnya. Ia tengah memegang pisau besar di tangan kanannya. Gadis itu menatap nyalang pintu kamarnya yang beberapa kali dipukul oleh seseorang diluar sana agar terbuka.
"Aish! Pintu ini kekunci. Apa yang sebenernya lagi dilakuin penghuni kamar ini? Mencurigakan banget". Mingyu berbalik sejenak dan seperti mengingat sesuatu.
"Tunggu! Para member GFRIEND akan pergi latihan. Astaga gue bisa telat ini!". Mingyu langsung melesat keluar dari rumah.
Gadis di dalam kamar nomor 1 langsung menghembuskan napas lega saat mendengar suara langkah kaki yang menjauh dari kamarnya. Ia kemudian melanjutkan kegiatannya mencincang sesuatu di depannya. Tidak lupa senyum miring menghiasi wajah cantiknya.
***
Mingyu memilih menyetel televisi karena terlambat menghadiri sesi latihan girlgrup favoritnya. Di ruang tengah nampak tuan Kwak sedang melipat sebuah anyaman kain. Pria tua itu hanya melirik Mingyu sekilas lalu kembali fokus pada kain di tangannya.
"Berikut berita besar selanjutnya..."
"Jutawan 70 tahun yang sukses dan viral berkat restauran seafoodnya, ditemukan terbunuh. Hanya sebagian tubuh yang ditemukan di lokasi restoran seafoodnya". Mingyu nampak fokus melihat berita itu.
"Dugaan sementara saat ini pelakunya adalah seorang wanita pembunuh bayaran yang profesional berusia awal 20-an". Tuan Kwak mendongak menatap televisi yang menayangkan sebuah rekaman cctv dari sebuah restauran.
Disitu nampak seorang perempuan bertubuh ramping dengan setelan serba hitam memasuki restauran.
"Informasi yang didapat adalah bahwa pembunuh itu diduga memiliki tempat persembunyian di dekat restauran. Polisi menawarkan hadiah satu juta Won untuk setiap petunjuk yang bisa membuat pelaku tersebut ditangkap". Mingyu menyipitkan matanya.
Selama beberapa detik ia hanya nampak seperti melamun. Lalu detik berikutnya mulutnya terbuka lebar lengkap dengan mata melebar kaget. Tuan Kwak menatap Mingyu aneh.
"Kupikir..aku tahu siapa pelakunya". Tuan Kwak langsung menoleh pada Mingyu.
"Apa maksudmu?".
"Ini terjadi beberapa malam kemarin..". Mingyu memulai ceritanya.
Malam itu Mingyu ingin ke kamar mandi dan ia melihat gadis penghuni kamar nomor 1 keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Mingyu baru pertama kali itu melihat gadis itu keluar kamar. Karena penasaran, Mingyu mengikutinya keluar rumah.
Mingyu bersembunyi di balik pohon besar di halaman rumah sambil memperhatikan gadis itu yang tengah mendapat sebuah kotak kardus dan sebuah foto dari seorang pria yang juga nampak mencurigakan. Kebetulan Mingyu selalu mengantongi teropong mini yang biasa ia gunakan mengintai idol favoritnya. Ia gunakan teropong itu untuk melihat foto siapa yang diterima gadis itu.
"Anda tahu siapa orang difoto itu?". Tuan Kwak menatap Mingyu ragu.
"Itu adalah foto nenek yang ada di televisi itu!". Mingyu menunjuk televisi di depannya dengan jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
Fiksi PenggemarSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~