Jung Jaehyun terbangun di tengah malam karena banyak nyamuk di tendanya. Ia melirik singkat pada Jungkook dan Mingyu yang masih terlelap damai. Jaehyun langsung keluar dari tenda sambil meregangkan otot-ototnya yang sedikit keram. Tiba-tiba Yuna melintas di depannya, membuatnya memekik kaget.
"Aigoo, kkamjagiya!". Yuna tersenyum geli melihat Jaehyun yang Berusaha menutupi perut sixpacknya yang terekspos tanpa sengaja.
Laki-laki itu memandang Yuna sedikit malu.
"Nggak bisa tidur?". Yuna mengangguk.
"Hmm. Aku nggak bisa tidur, jadi aku pergi keluar dan mencari udara segar".
"Gue juga. Karena di tenda banyak nyamuk". Jaehyun menarik ujung hoodie abu-abunya hingga menutupi seluruh perutnya.
"Mau jalan-jalan, nggak?". Tawarnya pada Yuna.
"Jalan-jalan? Oke deh". Jaehyun langsung menarik tangan Yuna mengikutinya.
Sementara di dalam tenda Jaehyun, Jungkook terbangun sedari tadi karena teriakan Jaehyun. Lelaki itu mendengus kesal karena lagi-lagi Jaehyun satu langkah di depannya untuk Choi Yuna.
Gue iri banget sama si jahe busuk itu. Kenapa dia gampang banget akrab sama Yuna, sedangkan gue?
Yuna aja kek risih gitu pas ngeliat gue. Atau dia takut sama gue?"Aish! Jalan-jalan? gundulmu!". Jungkook menendang selimutnya kesal.
"Udara pagi di pedesaan emang nyegerin, ya?". Jaehyun mengangguk.
Saat ini memang masih dini hari menjelang pagi. Udara sedang dingin-dinginnya, apalagi di daerah dataran tinggi seperti ini. Laki-laki itu melirik Yuna yang terlihat menggigil.
"Eh, lo kedinginan?". Yuna sontak menggeleng dengan canggung.
"Tunggu sini. Gue cari sesuatu yang bisa ngangetin badan lo". Jaehyun langsung melesat meninggalkan Yuna sendirian, tanpa sempat ia cegah.
Tiba-tiba seseorang membekap mulut Yuna dari belakang. Membuatnya terlonjak kaget dan nyaris memekik. Namun tidak bisa karena mulutnya dibekap kuat. Orang itu menyeret Yuna menuju semak-semak agak jauh dari tempatnya tadi.
Begitu orang itu berhenti menyeretnya, Yuna berbalik dengan takut-takut. Ia mendapati seorang laki-laki dengan setelan serba hitam bersedekap di depannya. Laki-laki itu menghela napas gusar.
"Akhirnya gue bisa ngelepasin lo dari si permen karet bau itu". Yuna langsung mendongak.
"Permen karet?".
"Iya permen karet. Lo kejebak sama si kampret Jaehyun sepanjang hari". Nada merajuk yang digunakan laki-laki itu membuat Yuna menahan senyumnya.
"Cih! Gimana bisa lo haha hihi sama tuh kampret setelah kita berbagi ramen krim bersama?". Laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan ekspresi kesal yang kentara.
"Kenapa lo ngehindarin gue?". Yuna melebarkan senyumnya, lelaki itu masih mengutarakan kekesalannya.
"See? Lo bahkan belum pernah bicara santai ke gue. Lo juga mengabaikan pesan gue yang minta dukungan buat penyemangat interview". Yuna membulatkan matanya teringat semua hadiah yang gagal ia berikan pada laki-laki itu.
"Anu.. itu.. aku.. sudah melakukannya Ju..Jungkook-ssi, ta.. tapi-".
"Apa?".
"Anu, itu...".
"Yaudah nggak apa-apa. Toh interview yang kemarin juga gagal". Yuna langsung menunduk merasa tidak enak hati.
"Bentar lagi gue ada panggilan interview lain. Jadi, pas itu lo harus ngasih dukungan buat gue, bisa kan?". Yuna masih terdiam bingung.
Yuna memainkan gelang anyaman di pergelangan tangan kanannya dan seketika teringat. Ia langsung melepas gelang itu dan memakaikannya di pergelangan tangan kiri lelaki di depannya.
"Ini adalah gelang keberuntungan yang selalu aku pakai". Jungkook menaikkan sebelah alisnya.
"Oh? Lo ngasih ini ke gue?". Yuna mengangguk.
"Aku harap kali ini kamu lulus interview dan diterima kerja di perusahaan yang kamu inginkan". Laki-laki itu mengangkat tangannya yang sudah terpasangi gelang Yuna.
"Gue biasanya nggak percaya sama hal-hal yang kek gini". Yuna langsung mendongak terkejut dan hampir menarik kembali gelang itu.
"Tapi, gue bakal tetep pakek gelang ini dengan harapan lulus interview". Keduanya saling lempar senyum canggung.
Jungkook melepas jaket hitamnya dan memakaikannya di tubuh Yuna yang sedari tadi menggigil. Yuna yang melihat Jungkook hanya memakai kaos hitam tipis lengan pendek hendak menolak. Tapi laki-laki itu bersikeras. Keduanya berjalan beriringan kembali ke tenda. Sesekali Jungkook menggoda dan menjahili Yuna. Disambut pukulan pelan di lengannya.
Tanpa mereka sadari beberapa meter dari tempat mereka ada Jaehyun yang memandang mereka dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ia meremas sweater navy di genggamannya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
FanfictionSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~