Let's Go (2)

311 55 52
                                    

Jungkook lagi-lagi melirik kesal dua orang di sampingnya yang kini tengah tertidur dengan kepala saling bersandar. Ia berdecak kemudian langsung meletakkan buku tebalnya diantara kepala Jaehyun dan Yuna. Memberinya jarak agar tidak terlalu menempel satu sama lain. Membuat Jaehyun terbangun dan langsung melempar buku bersampul hijau itu. Kali ini laki-laki itu bersandar di bahu kanan Yuna.

Dengan kesal Jungkook menarik kepala Jaehyun dari bahu Yuna untuk diletakkan di bahunya sendiri. Namun laki-laki itu lagi-lagi oleng dan kepalanya berakhir di pundak Yuna. Jungkook melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Kali ini ia memegang erat kepala Jaehyun agar tidak oleng lagi dari bahunya.

Jaehyun mengorek isi hidungnya yang mendadak gatal dengan tanpa sadar. Bahkan laki-laki itu mengendus leher Jungkook, Membuat Jungkook bergidik jijik. Tuan Kwak yang melihatnya menjadi terharu.

"Persahabatan kalian sungguh erat. Hal-hal manis seperti itu tidak mudah ditemukan disaat ini". Jungkook yang mendengar gumaman tuan Kwak langsung mencibir.

Persahabatan gundulmu!

Mobil van itu berhenti di pom bensin untuk mengisi bahan bakar sekaligus istirahat sejenak. Chaeyeon buru-buru ke toilet untuk membenahi make up dan bajunya yang banjir keringat. Sedangkan Jaehyun dan Jungkook kencing bersamaan di toilet. Keduanya saling tatap dengan ekspresi kesal.

"Woi, kampret! Kenapa lo nempelin Yuna mulu sih? Apa udah terjadi sesuatu diantara kalian?". Jaehyun menoleh.

"Kepo!". Hampir saja Jungkook mencipratkan air syurgawinya pada wajah tampan Jaehyun.

"Dia temen makan gue. Kenapa nanya nanya?". Mata Jaehyun menyipit curiga.

"Aah.. gue tau. lo berusaha nggangguin Yuna, kan? Mending lo urusin urusan lo sendiri dan jauh-jauh dari Yuna. Karena gue bakal selalu siap disampingnya". Jaehyun menyudahi acara kencingnya dan mengusap tangan kotornya ke sweater Jungkook, membuat laki-laki itu mengumpat kesal.



Mobil van akhirnya sampai di sebuah villa di pinggiran kota. Mingyu turun lebih dahulu dan membangunkan yang lainnya.

"Ayo semuanya, kita udah sampai".

Jaehyun dan Jungkook berebutan keluar dari van, membuat Mingyu langsung menarik celana keduanya. Saat Yuna hendak turun, dua laki-laki itu menawarkan tangannya bersamaan. Yuna menoleh bingung bergantian antara tangan Jaehyun atau Jungkook. Tapi akhirnya ia memilih tangan Jaehyun, membuat Jungkook mengusap tengkuknya.

"Eh, gelang lo cantik, Na". Yuna buru-buru melepas genggaman Jaehyun di pergelangan tangan kanannya.

Gue harus cepet-cepet lari terus ganti baju.. astaga kenapa baju mahal gini rasanya bisa sepanas ini

Baru saja salah satu kaki Chaeyeon menginjak tanah, heelsnya tergeliat. Membuatnya oleng ke belakang dan langsung ditangkap Jaehyun. Posisi Chaeyeon yang memeluk leher Jaehyun membuat semua orang menahan tawanya. Bukan karena gadis itu memeluk Jaehyun, tapi karena baju pink miliknya sudah basah kuyup, terutama bagian ketiaknya.

Mingyu bahkan terbahak dengan tidak santainya. Eunha dan Jungkook melebarkan mulutnya kaget.

"Astaga. Jung Chaeyeon punya keran air di ketiaknya. Bhuahahahaha".

Aish! Malu-maluin banget!
Gue udah nggak punya muka di depan Jaehyun, anjir!

Chaeyeon langsung berlari menjauhi mereka bertiga. Sedangkan Jaehyun mengusap hidungnya salah tingkah. Jung Eunha orang terakhir yang keluar dari mobil. Ia masih belum sepenuhnya sadar dari tidurnya. Eunha mengusap kedua matanya sembari melompat keluar dari mobil.

"Eh, apaan nih? Bukannya ini rumah gue?". Eunha baru menyadari suasana di sekitarnya yang benar-benar familiar.

"Oh iya, pas kita kencan pertama kali lo pernah cerita kalo ayah lo punya usaha villa kan?". Eunha mengangguk mengiyakan ucapan Jaehyun.

"Oh? sudah datang rupanya". Seorang pria paruh baya berlari tergopoh menyambut para tamu asrama 97.

"Oh? Eunha-ya!". Ayahnya nampak bingung melihat kehadiran putrinya. Suasana mendadak berubah awkward.

"Astaga, benar-benar sebuah kebetulan ya?". Tuan Kwak mengalihkan suasana canggung yang tiba-tiba hadir.

"Iya, benar paman. Aku benar-benar tidak tahu saat membuat reservasi-".

"Aku tidak tahu kalau kami akan datang kesini. Seperti yang ayah bilang, aku tidak akan pernah datang ke rumah ini lagi. Aish! Apa-apaan ini!". Ayah Eunha terlihat marah.

"Yak! Bukannya minta maaf padaku, kamu malah memaki aku-".

"Cukup! Anggap saja aku salah satu pelanggan ayah yang lain, dan jangan memberiku perhatian lebih. Karena aku tidak akan membayar perhatian itu sebagai ayah yang baik". Eunha langsung pergi menjauhi mereka semua.

"Oke! Lakukan apapun yang kau inginkan! Tapi jangan pernah berpikir untuk menampilkan wajahmu itu di depanku, anak nakal!".

Heol!
Tidak heran Jung Eunha diganggu dan dibully teman-temannya. Dia tumbuh di bawah kekuasaan seorang ayah yang diktator seperti itu

"Eeeiii.. sudah sudah.. kita kemari untuk liburan, kan? Ayo pergi kesana!". Jaehyun seperti biasa, menjadi mood maker diantara mereka semua.

"Semua berjalan dengan sempurna, paman!". Mingyu berbisik pada Tuan Kwak setelah anak-anak lainnya memasuki pelataran rumah Eunha.

"Kerja bagus. Sekarang tugasmu adalah memastikan Eunha dan ayahnya tidak memasuki rumah utama selama beberapa jam. Setelah rumah kosong, aku akan menyelinap mencari semacam bukti. Ngerti kamu?".

"Siap, laksanakan, bos!".

Setelah kepergian Mingyu, tuan Kwak menelepon orang suruhannya di asrama.

"Apa kau menemukan sesuatu?".

"Tidak ada apapun yang mencurigakan disini, tuan. Kantong kain yang anda sebutkan tidak ditemukan dimanapun".

"Baik, kerja bagus. Jangan lupa Bereskan kembali kekacauannya". Tuan Kwak menutup teleponnya.

"Mudah-mudahan aku menemukan beberapa jawaban di rumah utama".
.
.
.










Book ini gw selesaiin duluan yak, biar bisa fokus ke book yg lainnya😅😅

Bosen nggak kelen semvvah?
Ini yg ngetik aja udah bosen pake banget wkwk

Saran buat cerita ini dong gais..

Misal kek gini:
'eh pendekin lg per part nya. Bosen soalnya'

'Tolong part si anu banyakin lg. Jgn si anu terus yg bnyak moment'

'Tolong klo update jgn tiap hari. Bosen bacanya'

Ato apapun dah.. Tp yg berfaedah yaa biar nnti diriku perbaiki lagi

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang