"Cucuku, kenapa kamu menangis?". Mingyu tengah menangis sambil berlutut di ruang tengah.
"Aku sudah berdosa padamu, paman". Mingyu langsung memukul-mukul kepalanya membuat tuan Kwak panik.
"Apa yang kau lakukan! Kenapa kau bersikap begini?".
"Aku bukan cucumu. Aku berbohong". Tuan Kwak mengangkat sebelah alisnya.
"Apa?".
"Tanda hitam di tubuhku itu palsu. Itu hanya tato yang bahkan kalau kena air akan hilang. Aku mendengar anda bergumam di ruangan anda beberapa waktu lalu, jadi aku langsung mendapat ide gila itu. Maafkan aku, paman". Mingyu menggosok kedua tangannya persis seperti orang yang meminta pengampunan.
"kamu serius?". Mingyu mendongak.
"Sebenarnya Aku melakukannya karena ingin lepas dari Hwang Eunbi". Tuan Kwak langsung jatuh terduduk memegangi dadanya.
"O..oh? Paman! Paman Kwak! Maafkan aku, anda bisa menghukumku setelah ini". Mingyu menangis semakin keras.
"Nggak, nggak apa-apa. Se..setidaknya kamu masih berani jujur padaku. Dan aku benar-benar berterima kasih untuk itu". Tuan Kwak menepuk pelan pundak Mingyu dan berlalu dari hadapannya dengan terhuyung.
"Meski aku bukan cucumu, aku akan melakukan apapun untuk membantumu menemukan cucumu itu". Gumam Mingyu pada dirinya sendiri.
***
"Kali ini giliran gue". Dua orang itu berjalan dengan linglung sambil saling berangkulan.
"Tang soo yook! (Ayam manis pedas)".
"Yook gae jang! (Sup daging pedas)". Si gadis tidak mau kalah.
Ternyata mereka tengah bermain sambung kata menggunakan nama makanan.
"Yook gae jang? Jang... Jang.. ah, jang jo rim (daging sapi asap)".
"Aduh, apa yaa? Ah, rim-yeon-su-gui! (Ikan sarden asap)". Gadis itu mengangkat telunjuk kirinya ke udara.
"Rim... rim.. apa ya?". Laki-laki tampan itu menggaruk kepalanya bingung.
"Yes, aku menang!". Mereka masih terus seperti itu hingga sampai di gerbang asrama.
Jung Chaeyeon tengah meminum soda di balkon utama lantai tiga yang menghadap langsung ke halaman depan. Ia memikirkan sikapnya pada Jung Eunha tadi yang terlalu ngegas.
Kenapa gue tiba-tiba jadi marah pas Jung Eunha menghina Jaehyun ya?
Gue nggak ngerti, dehSementara di bawahnya, tepatnya di halaman ada Jungkook yang tengah senyum-senyum sambil memandangi benda di tangannya. Yaitu sebuah topi hitam bertuliskan 'You Never Walk Alone'. Benda itu tadinya akan ia berikan pada gadis kamar seberangnya, namun ketika ia mengetuk pintu kamarnya barusan, tidak ada sahutan yang menandakan gadis itu sedang tidak ada di kamarnya. Jungkook mondar mandir gelisah.
"Apa-apaan ini? Dia kemana sih? Kenapa dia masih kelayapan jam segini ketika dia bahkan nggak berani ke rumah sakit sendiri". Jungkook memainkan benda di tangannya dengan ekspresi khawatir.
"PEE-JA! (Pizza)".
Chaeyeon dan Jungkook menoleh bersamaan ke sumber suara. Nampak Jaehyun dan Yuna berjalan sempoyongan memasuki pekarangan sambil berangkulan.
"Ja-jang-myun! (Mie kacang hitam)".
Jungkook dan Chaeyeon melebarkan mulutnya kaget. Chaeyeon langsung membanting kaleng soda di tangannya dan berlari masuk kembali ke kamarnya. Sedang Jungkook hampir menjatuhkan topi di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
FanfictionSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~