An Effort (1)

480 59 37
                                    

Chaeyeon dan Jaehyun perang chat ketika sampai di kamar masing-masing. Dimana Jaehyun mengirim chat berisi kata-kata mutiara galau, sedang Chaeyeon berkali-kali meminta maaf. Saking kesalnya karena Jaehyun terus memberondongnya, Chaeyeon sampai membanting ponselnya ke atas kasur.

Setelah itu Jaehyun meminta Chaeyeon menemuinya untuk mengakhiri semuanya secara baik-baik. Lelaki itu sudah menunggu Chaeyeon sekitar 15 menit di kursi taman dekat asrama. Kali ini Chaeyeon tidak berpakaian dan berdandan seperti putri raja. Hanya setelan olahraga biasa dengan rambut dicepol asal.

"Kenapa lo pengen ketemu gue? Hubungan kita udah selesai". Chaeyeon mengganti panggilannya pada Jaehyun.

"Meski kita nggak punya perpisahan yang indah.. seenggaknya aku nggak pengen jadi menyedihkan. Meski hubungan ini pendek, itu masih menyenangkan. Temui pria kaya seperti keinginanmu. Semoga kamu selalu bahagia".

Jaehyun menatap Chaeyeon sendu, namun gadis itu malah cuek saja.

"Oke".

"Masuklah".

"Oke". Chaeyeon melenggang pergi dengan santai meninggalkan Jaehyun dengan segala perasaan sakitnya.

***

Jungkook tengah mencoba tertidur saat mendengar suara gemerisik di balkonnya. Nampak bayangan hitam melintas tertangkap gorden jendelanya. Ia langsung terbangun waspada. Ia menyalakan lampu kamarnya dan langsung menyingkap gorden dan jendela kamarnya.

"Siapa itu!". Seorang pria memakai baju khas kurir tengah mengikat beberapa kotak ayam di pembatas balkon.

"Aih kkamjagiya!".

"Apa yang sedang anda lakukan disini? Apa anda seorang pencuri? Bagaimana anda bisa naik sampai kemari?".

"Bukan. Saya hanya mengantar pesanan". Kurir itu menunjuk tangga lipat yang dibawanya kemudian Jungkook mengamati kotak kotak ayam berbagai rasa itu.

"Ayam bawang, ayam bawang putih, barbekyu pedas, asam manis, ayam tanpa tulang, ayam goreng". Jungkook memejamkan matanya kesal.

"Bagaimana bisa gadis yang tinggal sendirian makan sangat banyak sendiri? Gue kebangun sepenuhnya gara-gara dia, anjir!"

"Permisi, pesanan anda sudah selesai". Tepat setelahnya jendela kamar seberang terbuka menampilkan seorang gadis berambut panjang dengan topi dan masker seperti biasanya.





Tok tok tok

Jungkook memasuki ruang rapat direksi membawakan flashdisk yang diminta wakil Lee.

"Apa kamu membawa USB drive ku?".

"Ya, wakil Lee".

"Bagus, segera tancapkan dan putar video pertama".

Jungkook mulai menancapkan USB itu ke laptop dan mengklik satu-satunya video yang ada di flashdisk itu. Para direksi termasuk ketua divisi pengembangan memfokuskan matanya pada LCD besar di depan ruangan. Namun yang muncul di layar besar adalah video seks vulgar tanpa sensor. Seketika ruangan riuh membuat Jungkook dan wakil Lee panik saat menatap layar. Buru-buru Jungkook mematikan video tersebut.

"Yak! Pemagang! Aku tidak akan melepaskanmu! Bisa jadi ini akan menjadi hari terakhirmu magang". Ketua divisi sangat geram pada Jungkook.

"Ah, mohon maaf atas gangguan yang diakibatkan oleh junior saya. Mari kita kembali ke pertemuan".

Selama hampir 15 menit presentasi dibawakan oleh wakil Lee dengan lancar.

"Persiapan untuk acara besok hampir selesai. Kami telah mengirimkan total 30 undangan kepada para profesional untuk acara ini. Mereka semua profesional muda di usia dua puluhan yang akan memimpin tren baru dalam pasar dengan karir mereka yang unik".

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang