The Commotion

977 81 25
                                    

Sehari setelah Jungkook menempati kamar barunya...






"heh cewek bar bar! Apa yang lo lakuin disini?".

"Hah? Jadi ini tempat tinggal lo?". Gadis berambut sebahu itu memandang remeh pria tampan di depannya.

"Iya! Mau apa lo!".

"Huh, denger ya, Jae. Harusnya lo tuh berterima kasih ke gue karena gue wax kaki lo di musim panas kek gini". Gadis itu mengibaskan rambut pendeknya.

"Berterima kasih? Kaki gue di-wax pertama kalinya sepanjang hidup gue, itu semua karena lo! Dan gue kudu keluar dari keanggotaan VIP gym yang udah gue tekuni tiga tahun lebih".

"Oh gitu ya. Kasian bener mantan gue. Ckck!".

"Kalian berdua saling kenal?". Pria tinggi yang sedari tadi kebingungan akhirnya memotong percakapan dua orang beda jenis itu.

"ENGGAK!". Keduanya menjawab serempak.

"Woi, Kim Mingyu! Apa cewek ini yang lo bilang bakal lo bawa pulang?". Pria tinggi itu mengangguk.

"Gue menolak! Suruh dia angkat kaki dari rumah ini!". Mingyu menekuk wajahnya lalu menggiring gadis itu agar keluar dari pekarangan, namun gadis itu malah menepisnya.

"Kenapa gue harus pergi kalo cowok tinggi ini justru berhutang jutaan Won ke gue? Kalo lo nggak suka, ya lo aja yang pergi". Pria tampan itu berdecak.

"Atau lo mau gantiin cowok tinggi ini buat bayar tas gue, terus gue bakal berterima kasih dan pergi dari sini". Sontak saja Mingyu mengangguk antusias.

"Apa?! Berterima kasih? Lo udah nyabut semua rambut kaki gue dan sekarang mencoba mencabut semua kesabaran gue?". Pria tampan itu memandang rendah gadis di depannya.

"Eh, apa-apaan sama pandangan lo itu? Lo mau semua rambut di kepala lo itu gue cabutin semua? Iya?!". Tanpa ba-bi-bu gadis itu langsung mencengkeram rambut milik pria tampan di depannya. Hingga pria itu berteriak.

Mingyu yang hendak melerai justru terpental akibat dorongan dua orang itu.

"Woi! Jung Eunha! Lepasin tangan terkutuk lo itu".

"Hah? Apa lo bilang? Sekarang Gue ngerti yang semua orang sebut buat cowok kek lo gini, Jae! Pecundang!"


***



"Halo, Tuan Kwak? Saya Jungkook yang kemarin menempati kamar nomor 6. Apa pendingin ruangan yang saya minta kemarin sudah dipasang?".

"...".

"Sekarang saya sudah hampir sampai".

"...".

"Baik, akan saya cek". Pria berkacamata itu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana pendeknya.

"Aish! Gue nggak nyangka sama kesempatan yang udah gue lewatin gara-gara cewek bergigi silet itu". Ia mengangkat sebuah kotak besar di tangannya dan melanjutkan perjalanannya.

Sesampainya di depan gerbang ia dikejutkan dengan suara ribut-ribut. Nampak pria penghuni kamar sebelahnya dan seorang wanita sedang berkelahi dengan satu orang pria lain yang tengah melerai.

"Aduh! Berisik banget sih!". Tiga orang itu menoleh serempak ke arah Jungkook.

"Kalian semua nampaknya sudah cukup tua buat berkelahi karena hal sepele. Haruskah kalian bertengkar dan berteriak memalukan seperti ini? Berhentilah jadi pengganggu bagi semua orang dan mari berpikir rasional". Jungkook menurunkan kotak di tangannya kemudian bersedekap.

"Rasional? Woi! siapa yang hendak lo ajarin!". Jaehyun tak terima dikatai Jungkook.

"Denger ya. Kita semua ini bakal hidup berdampingan di bawah atap yang sama sekarang. Jadi gue cuma nyaranin biar kita tetap tenang dan rasional. Karena kita semua orang dewasa disini......". Tiba-tiba Seorang perempuan cantik mengintip dari balik punggung Jungkook.

Boarding House NO. '97Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang