"Ya, Hyunggi-ssi. Aku sedang di jalan sekarang". Chaeyeon menuruni tangga dengan terburu dan berpapasan dengan Jaehyun di ruang tamu.
"Lo mau kencan buta lagi?".
"Y...ya". Chaeyeon menjawab ragu.
"Woaah... lo semangat banget kalo nyangkut masalah ngejar mimpi. Gue berharap Yuna bisa setidaknya sedikit kayak lo gini". Tiba-tiba ekspresi Jaehyun berubah murung.
"Huh? Apaan gue nggak denger?".
"Oh? Bukan apa-apa. Fighting! Semoga kencan lo menyenangkan!". Jaehyun menepuk pelan pundak Chaeyeon dan mendudukkan dirinya di sofa. Sementara Chaeyeon terpaku dan menatap Jaehyun dengan ekspresi kosong.
"Kamu terlihat luar biasa hari ini. Apa mungkin karena kamu sudah siap untuk menikah?". Lamunan Chaeyeon buyar, ia menatap kesal pria tua yang tiba-tiba muncul di sampingnya.
"Paman Kwak! Bukankah itu handukku?!". Pria tua itu menunduk menatap handuk pink di lehernya.
"Oh? Semua handukku kotor, jadi-".
"Aish! Aku akan segera kembali!". Chaeyeon langsung pergi meninggalkan dua pria itu.
***
Mingyu mengerjapkan matanya untuk beradaptasi dengan pencahayaan di ruangan itu. Membuat seseorang yang berada di sampingnya ikut terbangun.
"Kyyaaaaaaaaaaaaa!!!". Keduanya berteriak histeris.
"Kenapa kita ngelakuin ini lagi, anjir! Gimana nih?!".
"Gue nggak tau. Lagipula ini kamar gue". Mingyu mengacak rambutnya frustasi.
"Kalo sekali emang bisa disebut kesalahan. Tapi nggak kalo dua kali".
"Lo bener. Kita nggak bisa lagi anggep nggak ada yang terjadi diantara kita. Hiks".
"Ya! Ya! Ya, Jung Eunha jangan nangis, oke?". Mingyu hanya bisa memeluk perempuan itu sekedar untuk menenangkannya.
Mingyu mendongakkan dagu Eunha agar menatapnya. Laki-laki itu mulai meras ada yang berbeda saat menatap mata berbinar di depannya.
"A..apa gu..gue mulai jatuh cinta ke elo?". Eunha menggeleng bingung.
"Gue bakal selalu ada buat lo, oke? Gue mungkin bajingan karena meminta lo bersama gue disaat gue juga punya seseorang yang lainnya. Tapi gue-".
"Woi! Kenapa lo juga nangis? Ngeliat lo nangis gini bikin gue tergerak buat ngelindungin lo". Eunha menarik Mingyu ke dalam pelukannya dan menangis bersama.
"Nggak peduli betapa menakutkannya Hwang Eunbi, gue nggak bakal ngelepasin lo gitu aja. Gue bakal perjuangin cinta kita". Eunha langsung melepas pelukannya.
"Apa itu berarti kita memulai backstreet?".
"Apa itu bikin lo takut?".
"Dikit".
"Kita harus lebih berusaha biar ketakutan itu hilang dan biarkan semuanya ngalir gitu aja, oke?". Keduanya kembali berpelukan.
"Huuuaaaaaaaannnnjjjiiiiiiiiiirrrrrr!!!". Eunha langsung melepas pelukannya saat mendengar Mingyu berteriak.
Eunha ikut berteriak saat menatap siluet seorang gadis di balkon kamar Mingyu. Gadis itu menggunakan masker dan topi hitam sedang menjemur baju dan menatap datar mereka berdua yang sedang setengah telanjang di dalam kamar Mingyu.
"C...Choi Yu..Yuna! Sejak kapan dia disana?!". Gadis itu hanya menatap datar keduanya dan berlalu dari balkon sambil mengangkat keranjang cuciannya.
"Apa yang musti kita lakuin?! Keknya tuh cewek ngeliat semuanya". Eunha memukul belakang kepala Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding House NO. '97
FanfictionSummary? Go check to the history ~ PROSES REVISI ~