lone wolf; 11

1.8K 251 6
                                    

Setelah kejadian kemarin, Hangyul tetap mendiamkan Seungyoun. Bahkan pintu kamarnya yang tidak pernah dikunci ia kunci untuk malam kemarin. Tidak membiarkan Seungyoun masuk dan memeluknya.

Walaupun mereka sudah berbaikan. Anggap saja sebagai balas dendam karena memikirkan sesuatu yang aneh tentang tubuhnya.

Kini, setelah para pelayan mendandaninya, Hangyul kembali berjalan-jalan. Tanpa arah dan tujuan, mengikuti kemanapun kakinya pergi seperti yang ia lakukan ketika berkelana sendiri.

Ada wangi kue yang baru dipanggang dari pintu disebelah kirinya. Hangyul tidak ingat berapa kali ia mengambil belokan, tidak ingat berapa kali turun tangga, tidak ingat pintu mana saja yang sudah ia lewati.

"Wahh! Kalian sedang memanggang kue ya? Sepertinya enak" ucap Hangyul sedikit berteriak, mengejutkan orang-orang yang tengah memasak

"Tuan Hangyul, apa anda tersasar? Mari saya tunjukkan tempat yang ingin anda kunjungi"

Hangyul sedikit di dorong pelan, namun kakinya berusaha menahan, tidak mau pergi dari dapur yang begitu luas.

"Heyy aku kan ingin lihat, memangnya tidak boleh?"

"Tuan, ini bukanlah tempat yang pantas untuk anda kunjungi"

"Kalian semua sama saja! Menyebalkan! Seungyoun bilang aku harus makan yang banyak, jadi biarkan aku mencicipi sedikit"

Hangyul makin masuk ke dalam, tidak ada yang berani menghalanginya setelah Hangyul membentak. Apalagi membawa nama Seungyoun, pangeran kerajaan mereka.

Tangannya mengambil satu cookies yang masih hangat, langsung memakannya dengan senang hati. Setelah itu satu cupcakes coklat dalam genggaman, habis dalam tiga menit lalu memberikan pujian kepada koki.

"Apa yang jadi kesukaan Seungyoun?"

"Pangeran menyukai Lemon Meringue Pie, tiramisu, kopi robusta dengan sedikit gula"

"Tolong buatkan itu, aku ingin mengantarnya sendiri untuknya"

"Tidak Tuan, biarkan para pelayan bekerja. Kami tidak ingin dimarahi karena membuatmu bekerja"

Hangyul mengangguk mengerti. Membiarkan mereka bekerja menyiapkan kue dan minuman untuk Seungyoun. Sesekali dirinya menunjuk kue yang diinginkannya, dan meminta susu pisang sebagai minuman untuknya.

Waktu menuju ruangan Seungyoun, Hangyul merasa biasa saja. Namun tatapan dari beberapa alpha yang bekerja di istana cukup mengganggunya.

Belum sempat mengetuk pintu, teriakan marah dapat didengarnya dari balik pintu. Hangyul terkesiap, badannya sedikit gemetar. Hangyul menghela nafasnya, mengambil alih troli makanan yang akan diantarnya.

Begitu beberapa orang keluar dengan muka pucat, Hangyul masuk. Hangyul bisa merasakan kemarahan pada udara dalam ruangan itu.

"Sㅡsedang sibuk, ya? Aㅡaku membawakan kue untukmu" Hangyul gugup, dengan tatapan yang diberikan Seungyoun padanya.

"Kenapa dirimu yang membawakannya?"

"Karena aku ingin"

Hangyul pusing, aura yang dikeluarkan membuatnya sesak. Namun badannya terasa panas.

"Aku mengganggumu, maaf" ucap Hangyul sebelum berbalik

"Hangyul, kemarilah"

Hangyul berbalik lagi, berjalan menuju Seungyoun dengan wajah tertunduk. Feromon yang dikeluarkan cukup membuatnya mabuk bukan kepayang.

Hangyul membiarkan tubuhnya ditarik, didudukkan di atas pangkuan Seungyoun. Hangyul bergerak gelisah, benar-benar tidak nyaman. Terlebih sesuatu dalam dirinya yang seperti meminta untuk dilepaskan.

"Hangyul?"

"Aㅡalpha" lirih Hangyul

Wajah Hangyul dibuat menatap Seungyoun. Mata sayu, bibirnya yang bergetar, feromon yang menyeruak memenuhi ruangannya. Seungyoun tau, Hangyulnya tengah memasukki masa heat.

Jubah kerajaan disampirkan pada tubuh Hangyul. Dibawanya Hangyul keluar, dalam gendongan bridal menuju kamarnya.

Beruntung dirinya mampu menemukan Hangyul sebelum masa heatnya. Sehingga mereka bisa menghabiskan waktu bersama.



ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Hari ini aku bakalan double update cerita ini dulu...

Ada yang mau konten ena ena?? Tapi nanti yaa sore atau malam biar enak wkwkwk

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang