lone wolf; 46

889 130 13
                                    

Pertemuan yang akan diadakan di Kerajaan Shire akan dilaksanakan minggu depan. Hangyul sedang mematangkan rencananya. Rencananya untuk membuat dunia menjadi lebih baik.

Keinginannya kuat. Ia tidak ingin penyerangan terjadi lagi, perang, kelaparan bagi beberapa pihak, direndahkan dan lainnya. Ia sudah muak.

Ia harus terpisah dari suaminya, dan putranya pun tidak tau apapun tentang suaminya. Ia harus menahan luka di hatinya, mencoba untuk terlihat tegar padahal semuanya menyakitkan.

Hangyul harus membuat dunia ini menjadi lebih baik lagi. Memastikan sudah tidak ada lagi kesenjangan status sosial, memastikan tidak ada orang-orang yang kelaparan di daerah kekuasaannya.

Hangyul yakin dia bisa. Ah tidak. Hangyul yakin mereka bisa. Dirinya dan Seungyoun.

🌹🌹

Dohyon menghampiri Seungyoun yang tengah mempersiapkan ruang pertemuan dengan pedang mainan dari kayu. Baju Seungyoun ditarik pelan, meminta perhatian.

"Paman! Ayo main pedang-pedangan sama aku!!" ucap Dohyon ketika Seungyoun memusatkan perhatiannya

"Boleh. Tapi tunggu sebentar ya? Paman lagi ngurusin sesuatu. Dohyon mau kan nunggu?"

"Sebentar aja kan?"

"Iya, sebentar aja. Nanti kita langsung main kalau paman udah selesai"

"Oke!"

Dohyon digiring ke pojok ruangan, diminta duduk dengan meja dihadapannya ada setoples kukis.

"Dohyon bisa makan kukisnya sambil nungguin. Paman gak akan lama kok, tunggu ya?"

"Iya~"

Begitu Dohyon sudah anteng dengan kukis, Seungyoun kembali mengurus pekerjaannya. Tata letak meja penting untuk pertemuan ini. Memastikan kalau mereka menyajikan makanan terbaik untuk para tamu.

Setelah semua selesai, Seungyoun menghampiri Dohyon. Dohyon langsung menghentikan kegiatan makannya begitu melihat Seungyoun mendekat.

"AYO MAIN~!" ucap Dohyon kelewat semangat

Seungyoun mengambil pedang-pedangan yang dibawa Dohyon. Pedang mainan itu ada dua, ia buat sendiri atas permintaan Dohyon. Dengan kayu sebagai dasarnya dan dililit busa agar tidak menyakiti siapapun.

"Ayo kita main" ajak Seungyoun

Seungyoun berjalan dengan cepat keluar dari ruang pertemuan, tidak berlari mengingat kakinya yang panjang akan menyulitkan anaknya yang baru lima tahun.

"Berhenti kau penjahat! Aku akan menangkapmu!!" ucap Dohyon

"Aku bukan penjahat, Pangeran kecil" jawab Seungyoun

"Kamu penjahat!!"

Seungyoun melihat Hangyul di ujung koridor. Ia berjalan cepat menujunya dengan Dohyon yang mengejarnya.

"Kalau begitu akan aku culik papamu" ucap Seungyoun

"Jangan sentuh papaku!!!"

Seungyoun memeluk Hangyul, lalu menatap Dohyon dengan wajah menyebalkannya.

"Papamu sekarang milikku. Aku menculik papamu"

Hangyul awalnya terkejut dan kebingungan, namun mengerti saat melihat pedang mainan ditangan keduanya.

"Papa.. JANGAN CULIK PAPAKU!!!"

Dohyon memukuli Seungyoun dengan pedangnya, lalu mencoba untuk mengusirnya jauh-jauh dari papanya. Seungyoun menghindar, namun Dohyon tetap mengejar.

"PAPA ITU MILIKKU!! JANGAN CULIK PAPAKU!" bentak Dohyon

"Dohyon sayang.." panggil Hangyul

Dohyon menatap papanya. Matanya mulai berair, lalu papanya dipeluk sambil menangis. "Papa.."

"Loh kok malah nangis? Kan lagi main?" tanya Hangyul sambil mencoba menenangkannya

"Paman Youn mau culik papa, aku tidak suka. Papaku tidak boleh diculik! Tidak ada yang boleh menculik papaku"

"Oalah, posesif banget" cibir Seungyoun

"Kayak kamu enggak aja" balas Hangyul

Hangyul fokus lagi pada Dohyon. Kepalanya sudah cukup pusing memikirkan rencananya dan sekarang Dohyon malah menangis.

"Dodo sayang, Paman Seungyoun kan cuma bercanda. Kalian juga lagi main bareng kan? Papa juga gak akan diculik kok sama Paman Seungyoun" jelas Hangyul

"Tapi aku enggak bercanda tuh. Aku pengen culik kamu" ucap Seungyoun

Mendengar penuturan Seungyoun, tangis Dohyon makin kencang. Kedua tangannya semakin erat memeluk papanya.

"HUAAAA PAPAA..."

"Kamu tuh kenapa iseng banget sih!!" gerutu Hangyul

Akhirnya, Dohyon digendong ke kamar mereka. Asalkan jauh dari Seungyoun. Sebelum terlalu jauh, Dohyon mengangkat wajahnya dan memeletkan lidahnya kearah Seungyoun lalu kembali menangis.

Seungyoun terpana. Apa Dohyon baru saja mengejeknya? Lalu, apakah Dohyon hanya berpura-pura agar Hangyul marah padanya?

Putranya itu ajaib sekali. Persis dirinya. Persis apa yang ia lakukan kepada ayahnya saat umurnya lima tahun.

Sekarang Seungyoun yakin betul kalau Dohyon adalah anaknya. Lihat saja, kelakuan mereka sama persis. Seperti copy-paste. Dohyon adalah versi sekarang Seungyoun saat kecil.

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang