lone wolf; 35

972 130 9
                                    

Hari demi hari Hangyul lewati, merawat anaknya dengan sebaik mungkin, juga merindukan Seungyoun. Bayi gembulnya yang kini berusia delapan bulan begitu mirip dengan Seungyoun.

Rasa rindunya sedikit terobati, melihat bayinya yang begitu mirip dengan suaminya.

Hangyul sebisa mungkin merawat anaknya dengan baik. Hampir dua puluh empat jam Hangyul gunakan untuk merawatnya, memberinya kasih sayang yang penuh. Jika ada waktu senggang, Hangyul gunakan untuk belajar.

Hangyul merasa dirinya perlu belajar yang banyak, agar pantas menduduki tahta dan memerintah banyak orang.

Berkaca dari pengalamannya yang pernah tinggal sebentar di kastil Kerajaan Shire, Hangyul telah memperhatikan semuanya, dan membandingkan hal-hal yang harus dilakukannya ketika menjadi seorang raja.

Menjadi seorang raja berarti bisa mengambil keputusan yang menguntungkan, harus memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, memberikan rasa nyaman dan aman, melihat kesempatan dan resiko paling realistis.

Terdengar sulit. Semoga saja Hangyul bisa menjalaninya.

🌹🌹

Seungyoun menemukannya dalam kegelapan. Setiap kali Hangyul mendengar suaranya, merasakan kasih sayangnya, hatinya yang kosong, pikirannya, diisi oleh pria itu.

Dahulu, tidak ada warna dalam kehidupannya. Bertemu dengan Seungyoun membuat hidupnya berubah, menjadu lebih berwarna.

Segalanya dihidupkan kembali oleh Seungyoun. Lalu Hangyul memilih untuk melepaskan tangan yang menggenggamnya, tahu dengan baik kalau Seungyoun tidak akan melepaskannya.


Terkadang, Hangyul merasa seperti tengah mengkhianati Seungyoun. Semua janji yang pernah diucapkannya, yang lalu diingkarinya.

Berjanji untuk bertahan, namun memilih untuk pergi. Berjanji untuk bersama, namun memilih untuk pergi.

Hangyul merasa dirinya ini seperti bulan, yang selalu berubah saat dipandangi hari demi hari. Bulan yang menunjukkan sisi lainnya setiap harinya.

Seperti bulan yang memiliki fasenya, bulan baru, bulan sabit, bulan cembung dan bulan purnama. Seperti itulah Hangyul melihat dirinya yang sekarang.

Suatu hari menginginkan untuk pergi, lalu pada keesokan harinya berjanji untuk bertahan.

Suatu hari membenci Seungyoun dan tidak menginginkannya, lalu pada keesokan harinya berjanji untuk tetap bersama.

Hangyul terus menunjukkan sisi berbeda dari dirinya. Dan itu sedikit mengusiknya.

Hangyul terus memikirkan, bagaimana perasaan Seungyoun. Apakah pria itu membencinya karena sering ingkar? Apa yang akan terjadi jika suatu saat dirinya kembali? Apakah ia akan diusir?

Memikirkan tentang itu semua, membuatnya takut. Semua itu ada benarnya. Ia telah pergi di hari bahagianya, mencampakkan Seungyoun. Pria itu, pasti telah mencari pengganti dirinya.

Tuntutan kerajaan dan cinta, Seungyoun pasti memilih tuntutan kerajaan. Hangyul yakin itu. Seungyoun bisa saja menikah dengan orang lain, memperoleh keturunan tanpa peduli mereka ditakdirkan atau tidak. Hangyul yakin itu.

Bukankah, jika suatu saat ia kembali, bersujud dan meminta maaf, Seungyoun tidak akan memaafkannya? Pun tidak akan sudi melihatnya?

Mana mungkin kerajaan besar akan menerima pengkhianat untuk bersanding dengan raja mereka? Memimpin bersama.

Mana mungkin pula Seungyoun membiarkan rasa cintanya menang diatas segala tuntutan dari kerajaan.











ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Chapter ini dan selanjutnya kinda inspired dari lagu di media. Menurutku cocok juga lagunya dengan chapternya dan peristiwa yang terjadi di cerita ini wkwk

Aku ngeliat JB disini agak mirip Seungyoun pas gondrong wkwkw mirip bangettt. Atau hanya aku doang?? Wkwkw

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang