Tidur Hangyul sedikit terusik, ia lebih memilih untuk membuka matanya perlahan. Hangyul terkejut mendapati pemandangan dihadapannya.
Ada Seungyoun yang mungkin sedang tidur menghadap dirinya. Lalu ada Dohyon di pelukannya.
Ini terlihat seperti apa yang ia mimpikan selama ini. Mereka bertiga, dalam ranjang yang sama, tidur bersama. Dan yang pertama kali dilihatnya saat membuka mata adalah eksistensi Seungyoun yang utuh, bukan hanya bayangannya.
Jemari Hangyul terulur untuk meraih sosok Seungyoun. Namun belum sempat jemarinya menyentuh permukaan wajah Seungyoun, kedua mata rubah itu sudah terbuka dan tersenyum menatapnya.
"Aku selalu bermimpi, kapan aku akan merasakan hal ini. Bangun dan langsung melihat sosok indahmu disampingku, bukan kosong yang menyesakkan" ucap Seungyoun
"Apa aku mengganggu tidurmu?"
"Tidak. Tidak sama sekali"
Keduanya saling menatap. Keduanya saling jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya.
"Aku juga memimpikan ini. Kapankah aku bisa terbangun dalam pelukmu lagi? Kapankah aku bisa terbangun dan melihatmu, bukan hanya bayanganmu saja" ucap Hangyul
"Aku bersedia memberikanmu pelukan sebelum tidur, ciuman sebelum tidur. Dan jika kau terbangun dipagi hari, aku akan menjadi hal pertama yang kamu lihat"
"Seungyoun.."
"Cho Hangyul, aku tidak akan marah kepadamu karena memilih untuk pergi. Aku juga sudah memaafkanmu. Kepergianmu adalah hukuman untukku, karena aku selalu mengekangmu dan tidak membiarkanmu hidup dengan bebas.
"Cho Hangyul, kamu punya jiwa yang bebas seperti angin, juga punya hati yang begitu baik seluas samudera. Aku tidak pantas memilikimu pada saat itu, namun Dewi telah memilihmu untuk menjadi pasanganku, untukku yang punya jiwa kuno dan berhati keras.
"Kamu adalah keindahan mutlak. Satu-satunya untukku. Jadi, dengan kebaikanmu, maukah kamu memaafkan diriku yang dulu? Diriku yang pernah berbuat kasar, membentakmu, juga tak mengizinkan jiwa bebasmu untuk melakukan apapun yang kamu inginkan. Maukah kamu memaafkanku?"
"Seungyoun.. aㅡaku.."
"Hey, tenanglah, jangan menangis"
Dengan perlahan Hangyul melepaskan dirinya dari pelukan Dohyon. Lalu dirinya bangkit dan menarik Seungyoun untuk bangkit juga. Seungyoun dipeluk, erat sekali seakan tidak mau kehilangan lagi.
"Aku sudah memaafkanmu. Aku tau kau hanya mengkhawatirkanku, aku yang masih kekanakan untukmu yang tiga tahun lebih tua dariku. Maka dari itu, aku juga ingin meminta maaf lagi. Maaf sudah pergi disaat hari bahagia kita, maaf sudah tidak percaya padamu, maaf telah membuatmu sengsara selama ini.
"Aku tidak suka direndahkan juga dikekang. Aku tidak suka saat kedua orang tuamu hanya menganggapku sebagai alat. Dan aku juga tidak suka bagaimana kamu membunuh orang didepan mataku pada saat itu. Maka dari itu aku memilih untuk pergi saat kesempatan sudah ada didepan mata" ucap Hangyul
"Aku hanya ingin melindungimu. Maafkan aku jika kamu tidak menyukainya. Maka dari itu, bersama, ayo kita buat dunia tanpa perang, tanpa harus saling membunuh. Bersama, ayo buat dunia menjadi lebih baik lagi"
Hangyul mengangguk, semakin tenggelam dalam peluk hangat Seungyoun. Sudah lama sekali dirinya tidak dipeluk seerat ini, sudah lama sekali dirinya tidak merasakan hangatnya dekapan seorang Seungyoun.
Dan sudah lama sekali dirinya tidak merasakan nyaman, karena eksistensi dari seorang Cho Seungyoun.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Wahhh sudah sampai chapter 50!! Hahaha aku gak nyangka sudah sebanyak ini.. aku juga belum tau mau tamatin sampai chapter berapa. Mungkin 60 atau 70 kali ya??Gimanaa?? Seungyul manisnyaa hahaha. Ini masih di hari/situasi yang sama dengan dua chapter sebelumnyaa, in case kalau kalian bingung. Yasudah segitu dulu cuap-cuapku, sampai bertemu lagi di chapter selanjutnyaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb