lone wolf; 23

1.1K 174 12
                                    

Keesokan harinya..

"Aku sudah mempersiapkan keperluan pernikahanmu dengan Hangyul" ucap ayahnya, sang Raja ditengah-tengah perbincangan mereka tentang penyerangan istana

"Kita sedang membicarakan tentang keamanan istana. Lagi pula, waktunya tidak tepat. Aku rasa kita harus mengundur yang satu itu demi keamanan bersama" jawab Seungyoun

"Aku tau. Kita akan memundurkan pernikahanmu hingga semua serangan ini usai. Lagi pula, bukankah dia sudah mengandung?"

"Itu benar. Namun, kami berdua sudah memikirkannya, terlalu cepat untuk menikah"

"Kapan kau akan memberitahukannya? Tentang kehamilannya? Agar dia lebih berhati-hati kedepannya"

"Segera, ayahanda"

"Pergilah, temui dia. Dia mungkin sedang membutuhkanmu saat ini"

Seungyoun menunduk. "Baik" Seungyoun segera pergi dari ruangan ayahnya, seperti permintaan.

🌹🌹

Rengekan Hangyul lagi lagi jadi hal yang didengarnya ketika membuka pintu. Sepertinya para pelayan kesulitan untuk membuat Hangyul makan.

"Hangyul sayang" panggil Seungyoun

"Seungyoun!! Aneh.. Hangyul merasa aneh.."

"Aneh kenapa, Hangyul?"

"Kadang-kadang, dadaku rasanya sakit, ada rasa dingin yang menjalar. Juga perutku, rasanya ingin muntah setiap melihat makanan"

"Perut dan dadamu sakit? Bagaimana jika aku mengusap perutmu? Agar mualnya hilang"

"Boleh. Ayo usap"

Seungyoun mengusap perut Hangyul penuh hati-hati, sekalian menyapa bayinya. Tiga kali. Ini keluhan ketiga kalau dadanya sakit setelah dua kali pingsan karenanya. Yang pasti, yang satu ini tidak bisa di remehkan.

"Hangyul, kau bilang dadamu sakit. Apa, sebelum pindah ke sini, dadamu sering sakit?"

"Hmmm.. belum. Belum pernah"

"Ah.. begitu rupanya"

"Seungyoun, apa aku sakit parah?"

"Tidak. Kamu tidak sakit parah. Sekarang bilang, ingin makan apa?"

"Mau makanan yang manis dan susu pisang"

"Oke. Akan aku suruh para koki membuatkannya untukmu"

"Tidak.. Seungyoun yang harus memasaknya. Ayo, aku mau makan masakanmu"

Seungyoun ditarik sambil ditanyai jalan menuju dapur. Maklum, Hangyul lupa karena lebih sering berada di kamar, ia jadi lupa jalan menuju ruangan-ruangan di istana.

Semua orang didapur terkejut melihat Seungyoun dan Hangyul datang, terlebih dengan keadaan Seungyoun yang seperti diseret.

"Pagi ini aku akan menggunakan dapur, tolong bantuannya" ucap Seungyoun awkward

"Pangeran bisa memintaku untuk membuatkannya" ucap si koki

"Tidak tidak.. ini permintaan bayi"

"Bayi apa?" tanya Hangyul yang tiba-tiba menemplok pada Seungyoun

"Bayinya aku, kamu, Hangyul"

"Begitu.. Seungyoun, tolong buatkan aku roti bakar dengan selai kacang ditengahnya lalu dihias dengan selai coklat dan pisang juga strawberry yang manis" pinta Hangyul

"Baiklah. Segera dibuatkan untukmu, Pangeranku"

Seungyoun segera membuatkan apa yang diminta oleh Hangyul, dibantu dengan koki istana. Membuat roti bakar itu tidak sulit, hanya saja, dia tidak terbiasa berhadapan dengan alat masak.

Sedangkan Hangyul terkikik sendiri sambil mengusap perutnya. Dia tau, dan dia tidak bodoh untuk mengetahui kalau ada yang tumbuh dalam dirinya. Hanya saja Hangyul muak, kapan Seungyoun akan memberitahukannya?

Apakah dia akan tetap merahasiakannya sampai perutnya membesar nanti? Apa karena dia menganggap Hangyul sosok yang begitu polos, sehingga sulit untuk memberitahukannya?

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang