lone wolf; 39

874 129 30
                                    

Hangyul sudah memutuskan. Perjalanan panjang ia tempuh, jauh-jauh hari sebelum pertemuan. Sepupunya, Jinhyuk pun sudah diberi tahu, jikalau ia tidak akan kembali, ia akan langsung mengambil alih tahta.

Ditemani Dohyon dan beberapa prajurit terbaik mereka menempuh perjalanan panjang menuju Kerajaan Shire. Selama dua belas hari mereka akan terus berjalan hingga sampai di Kerajaan Shire.

Hangyul gugup, namun sebisa mungkin menutupi kegugupannya. Dohyon yang berusia lima tahun sangatlah menggemaskan dengan pipi tembamnya. Hangyul jadi tidak terlalu terbebani dengan apa yang akan dihadapinya nanti.

Mereka beberapa kali berhenti di pasar terdekat, membeli makanan untuk para prajurit dan beristirahat sejenak. Perbekalan yang ada hanya dibuat untuk Hangyul dan Dohyon. Maka dari itu perlu membeli makanan untuk para prajuritnya.

🌹🌹

Dua belas hari berlalu, mereka sampai di perbatasan. Hangyul masih belum berani untuk melangkah memasuki daerah kekuasaan Kerajaan Shire.

Mereka berhenti di pasar terdekat, berganti baju. Hangyul masih bimbang, haruskah ia melakukan ini? Membiarkan feromonnya tercium, membiarkan Seungyoun mengetahui keberadaannya?

Hangyul memejamkan matanya, menghela nafas lalu memantapkan hati. Pakaiannya diganti dengan yang baru, yang belum disemprot ramuan suppressant yang menyembunyikan feromonnya selama ini.

"Ayo dilanjutkan dengan berjalan kaki" ucap Hangyul sekeluarnya dari tempat menginapnya semalam

"Lalu bagaimana dengan kereta kuda dan semua barang-barangnya, Yang Mulia?" tanya Jendral yang memimpin

"Salah satu dari kalian harus tinggal disini menjaganya, lalu seperti yang telah aku bicarakan, kalian kembalilah jika dia tidak mengizinkanku kembali"

"Tapi, Yang Mulia.."

"Mari lanjutkan perjalanan, dia pasti sudah menantikan kedatanganku" ucap Hangyul final, langsung melanjutkan perjalanan mereka

Dohyon begitu excited dapat berjalan kaki setelah lama berdiam di dalam kereta kuda. Dohyon berjalan terlebih dahulu, masih dalam pengawasan Hangyul.

Mereka masuk lewat jalur utara, dimana pohon-pohon tinggi memenuhi tempat itu. Ada jalur setapak yang dibuat, jalan pribadi para raja untuk berjalan-jalan dalam wujud wolf mereka.

Butuh hampir dua jam untuk menemukan gerbang bagian utara. Namun Dohyon sudah berlarian mengikuti jalan setapak sampai sedikit hilang dari pandangan Hangyul.

"PAPAAAAA" teriakan Dohyon membuat Hangyul langsung berlari dengan pedang ditangannya

Hangyul menatap Dohyon, beberapa meter didepannya. Ada pedang terulur didepan lehernya. Hangyul murka, terlebih disaat ia tau siapa yang menodongkan pedang kearah anaknya.

"Jauhkan pedangmu dari anakku" ucap Hangyul, mengadukan pedang mereka, membawanya jauh dari leher sang anak

Dohyon berlari memeluk papanya. Sedangkan yang menjadi lawannya terkejut bukan main.

"Hangyul.."

"Cho Seungyoun, kenapa kau menodongkan pedangmu pada anakku?"

Seungyoun menurunkan pedangnya, memasukkannya lagi kedalam sarung pedangnya. Menyadari tensi disekitar mereka, Seungyoun menyuruh prajuritnya untuk menurunkan pedang mereka. Hal yang sama dilakukan juga oleh prajurit Hangyul.

"Hangyul.." ucap Seungyoun masih tidak percaya

"Dohyon sayang, kau baik-baik saja? Tidak terluka kan?" tanya Hangyul mengecek keadaan anaknya

"Paman tidak melukaiku, Papa. Aku baik-baik saja" jawab Dohyon

"Ah, syukurlah. Jika terjadi sesuatu kepadamu, Papa tidak akan memaafkan siapapun yang melukaimu"

"Hangyul.." panggil Seungyoun

"Diam. Kau akan menyambutku disini? Di tengah hutan seperti ini? Memalukan" cibir Hangyul

"Ayo, kembalilah. Singgasanamu menunggu"

Hangyul berdecih. Sudah menduga kalau hal ini akan terjadi. Ia memilih untuk melanjutkan perjalanan, tanpa memperdulikan Seungyoun dibelakang.

Dalam sepuluh menit mereka sudah sampai di kerajaan. Mereka yang masih mengingat Hangyul terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba. Termasuk Seungwoo dan Wooseok yang tengah berbincang.

"Siapkan teh untuk kami dan segelas susu. Antarkan ke ruanganku" titah Seungyoun

Mereka bertiga berjalan menuju ruangan Seungyoun. Hangyul masih ingat, tidak banyak yang berubah disini. Semuanya masih tampak sama dengan yang terakhir dilihatnya.

Seungyoun duduk di sofa singelnya, sedangkan Hangyul dan Dohyon duduk di sofa panjang. Hangyul mengeluarkan surat undangan, lalu disodorkan kepada Seungyoun.

"Aku datang untuk ini. Aku sengaja datang lebih awal, berjaga-jaga jika dirimu pingsan nantinya setelah melihatku" ucap Hangyul tenang

"Kerajaan Magnolia? Kau?"

"Tanyakan Seungyoun, semua yang perlu kau ketahui. Namun jangan pernah memaksaku untuk tinggal disini. Aku masih punya tanggung jawab disana"

"Baiklah. Ada banyak hal yang perlu aku ketahui"

"Tanyakan Seungyoun, akan ku jawab semua pertanyaanmu" ucap Hangyul sambil tersenyum

Teh yang diminta Seungyoun datang, dan obrolan mereka pun dimulai.












ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Ada yang minta mereka ketemu? Atau malah berharap mereka ketemu? Nahh sudah aku wujudkan yaa~ jangan marah-marah lagii wkwkwk

Gimana? Menurut kalian apakah Hangyul bakalan luluh atau enggak? Tinggal atau pergi lagi???

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang