⚠ mature content, explicit scene, mention of harsh word
Please don't expect too much. Ini terkotor menurutku sih..
Hangyul dibawah kukungannya memang indah, sangat indah. Matanya yang sayu serta bibir plum merah mudanya yang sedikit membengkak akibat ulahnya.
"Kau yakin?" tanya Seungyoun sambil mengusap pipi Hangyul
"Yㅡyes alpha.. hiks"
Hangyul sudah mulai tidak sadar. Memanggilnya alpha, hanya menginginkan untuk disentuh, dibantu mencapai pelepasannya.
Hangyul mulai membuka kemejanya, membuat kulit mulusnya yang berkeringat terpampang. Hangyul meraih tangan Seungyoun, menaruhnya diatas puting dadanya.
"Haaㅡ ahh"
Seungyoun memberikan pijatan disekitar dada Hangyul, membuat empunya membusungkan dadanya.
"Kau menyukainya, hmm?"
"Pleㅡasesh.."
Hangyul semakin bergerak gelisah, meracau menginginkan lebih. Kecupan demi kecupan Seungyoun berikan, mulai dari keningnya, terus turun sampai perut.
Tangannya turun mengusap kejantanan Hangyul dari luar, sembari satu gigitan kecil diberikan pada perut Hangyul. Membuat pria itu memekik.
"Ngghh~ bukaa~"
Celana beserta dalaman Hangyul Seungyoun tarik lepas. Cairan lubrikasi sudah membasahi lubang milik Hangyul, membuat Seungyoun harus menelan ludahnya.
Penis kemerahan yang tegang meminta diperhatikan. Baru Seungyoun genggam saja, kaki Hangyul sudah gemetar. Tubuh Hangyul benar-benar sensitif.
"Uuhhhㅡ ngghh~"
Jari pada tangan satunya ia basahi dengan air liur, lalu dibawa menuju lubang dibawah yang mengedut. Jarinya memutari cincin berkerut sebelum akhirnya masuk dengan mudah.
Diberikan sentuhan pada dua tempat, membuat Hangyul semakin berisik.
Seungyoun menggerakkan jarinya, berusaha mencari sweet spot milik Hangyul. Lalu mulutnya mengulum penis Hangyul.
"Ngghh!! J-ja.. ahh"
Tangan-tangan Hangyul berusaha meraih apapun, sprei jadi sasarannya untuk dicengkram.
"AKHH! Hnggghh~"
Seungyoun berhasil menemukan sweet spot milik Hangyul. Jarinya ditambah, terus menerus menumbuk titik dibawah sementara mulutnya tidak berhenti menjilati precum yang keluar.
Tidak butuh waktu lama untuk Hangyul mencapai pelepasannya. Nafas Hangyul terengah, sementara sperma milik Hangyul Seungyoun telan. Jari-jarinya ia keluarkan, tubuhnya ditegakkan, menatap Hangyul dengan dada kembang-kempis diatas kasurnya, tanpa satu helai kain menutupinya.
"Sㅡseungyoun.."
"Jangan keluar dari kamarku, kau sedang heat"
"Jangan pergi. Please, mark me"
"Kau yakin dengan pilihanmu?" Hangyul mengangguk. "Setelah aku menandaimu, dan melakukan proses mating, kau selamanya terikat denganku. Tidak akan kubiarkan kau pergi atau pun terluka"
"Yㅡyes.. alpha.. please"
Seungyoun melepas jubah kerajaannya, membuka dua kancing kemeja sutranya. Ia merangkak naik, mengukung Hangyul. Jemari Hangyul berada pada pipinya, mengangguk memberikan izin.
"Ini mungkin akan sedikit sakit, tahanlah sedikit, Hangyul"
Perpotongan leher Hangyul diendus, wangi feromon memabukkan keluar dari sumbernya, scent gland. Tempat dimana ia akan menandai Hangyul dengan gigitannya.
Taringnya perlahan keluar. Seungyoun, berusaha sepelan mungkin menancapkan taringnya pada scent gland milik Hangyul. Seungyoun bisa merasakan, Hangyul meremat erat kemejanya.
Prosesi marking diakhiri dengan Seungyoun yang mengecup bekasnya. Dengan ini, Hangyul adalah milik Seungyoun. Tidak ada satu alpha pun boleh mendekatinya.
"Hey, babe, look at me" Perintah Seungyoun Hangyul lakukan, memandanginya dengan mata sayu. "Are you ready, mate?"
Hangyul mengangguk. "Heumm.. please, alpha"
Bibir Hangyul dibawa dalam pangutan. Tangan-tangan Seungyoun menjamah tubuh Hangyul. Jari-jari Hangyul berusaha untuk membuka kancing kemeja Seungyoun yang tersisa.
Hangyul membutuhkan pasokan oksigen. Seungyoun melepas pangutannya, menjauh untuk melepas kemejanya.
"Kau punya tato pistol, berbahaya. Tapi aku yakin sesuatu yang ditunjuk oleh pistol itu lebih berbahaya"
"Kau benar Hangyul. Sesuatu itu, bisa berbahaya untukmu"
Hangyul terkekeh, lalu membantu membuka celana bahan Seungyoun. Penis tegang yang berukuran lebih besar dari miliknya Hangyul genggam. Kepala jamurnya Hangyul beri kecupan sebelum memasukkannya kedalam mulut.
Tidak berlangsung lama karena Seungyoun keburu menariknya untuk berbaring. Kecupan demi kecupan ia berikan sembari dibawah sana, penisnya berusaha masuk menembus lubang milik Hangyul.
"Hngghh!! Sakithh"
"Hold on babe"
Dalam satu hentakkan, penis Seungyoun seluruhnya masuk. Pergelangan tangannya dicengkram oleh Hangyul. Seungyoun mengucapkan banyak kalimat cinta untuk membuatnya tenang.
Perlahan, pinggulnya digerakkan, maju-mundur. Seungyoun berusaha menahan dirinya, agar tidak kelepasan dan bertindak kasar pada Hangyul.
"Fuck"
"Ngghh.. Seungㅡyounhh"
Pinggul Hangyul dicengkram, sembari pinggulnya bergerak menumbuk prostat Hangyul.
"You are so tight"
"Mmhh.. peㅡlanh.."
"I'll breed you baby"
Umpatan demi umpatan Seungyoun lontarkan lantaran sempitnya lubang Hangyul yang mencengkram penisnya.
Hampir dua jam mereka melakukan kegiatan panas ini. Dan selama itu, Hangyul sudah tiga kali keluar. Seungyoun tengah bersiap untuk melepas knotting miliknya.
Spermanya keluar setelah lima tumbukan, memenuhi lubang milik Hangyul. Terlalu banyak hingga keluar melalui celah antara penisnya. Hangyul keluar lagi, tubuhnya benar-benar sensitif.
"Mmhh.. Seungyounnn~ pelukk~"
Seungyoun terkekeh, mengecup kedua pipi Hangyul.
"Aku harus membersihkanmu dulu"
"Tidak mau~ tubuhku masih panas, aku tidak mau sendirian"
"Tidurlah, aku akan menemanimu sambil memelukmu"
"Jangan kemana-mana ya~"
Ah, mungkin ini sifat asli Hangyul. Hangyul yang manja dan meminta perhatiannya. Dan Seungyoun menyukainya, Hangyul dan sifatnya yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fiksi Penggemarini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb