Ketika kandungannya memasuki minggu ke empat belas, serangan-serangan itu mulai berhenti. Hangyul bersyukur sekali hal itu akhirnya berhenti. Seungyoun akhirnya bisa beristirahat tanpa perlu khawatir.
Jadi Hangyul memutuskan untuk menyambutnya di kamar milik Seungyoun. Mereka masih pisah kamar.
Seungyoun tampak lebih kurus, mungkin karena terlalu banyak berfikir dan mengurus hal-hal penting di istana. Hangyul kasihan dengannya.
"Oh, Seungyoun? Sini, kemari"
Seungyoun langsung menghampiri Hangyul yang duduk di ranjangnya. Langsung menjatuhkan diri, bersimpuh dihadapan Hangyul.
"Aku lelah sekali" ucap Seungyoun
"Aku tau. Sini, aku akan mengisi energimu kembali"
"Bagaimana kabarmu dan bayi? Baik-baik saja kan?"
"Aku baik, siniii bangun jangan duduk di lantai"
Seungyoun bangkit dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya. Jemari Hangyul bergerak untuk memijat kening Seungyoun, yang terkadang jika dilihat sering berkerut.
"Pasti melelahkan, menjadi seorang pangeran" gumam Hangyul
"Sangat melelahkan"
"Tapi sekarang Seungyoun punya Hangyul"
"Aku tau, dan aku beruntung memilikimu, Hangyul"
Tangan Seungyoun beralih ke perut Hangyul, mengusapnya perlahan.
"Jangan nakal didalam perut Papamu, ya?" ucap Seungyoun
"Oke, Papi" jawab Hangyul dengan suara menyerupai anak kecil
"Aku harus mandi, badanku rasanya lengket. Ingin mandi bersama?"
"HEY! JANGAN MACAM-MACAM DENGANKU!"
"Ayolah. Isi tenagaku"
"Masa isi tenaga dengan mandi bareng sih?"
"Aku tidak menerima penolakan"
Tau-tau Hangyul sudah digendong oleh Seungyoun. Hangyul refleks melingkarkan tangannya di sekitar leher Seungyoun.
"Tapi aku sudah mandi!!"
"Tidak pedulii~"
🌹🌹
Hangyul benar-benar dibawa ke kamar mandi. Seungyoun mempersiapkan bath tube dengan sabun yang banyak hingga berbusa. Pakaiannya dilepas, sedikit dipaksa, lalu masuk ke dalam bath tube.
Hangyul sebenarnya malu, apalagi dengan tubuhnya saat ini. Tapi beruntung busa-busa ini bisa menutupi perutnya.
Hangyul cemberut, dan menurut saja dengan apapun yang akan dilakukan oleh Seungyoun. Kerlingan nakal diberikan oleh Seungyoun, dan sepertinya Hangyul mengerti dengan kode yang diberikan.
Hangyul bisa apa selain pasrah?
🌹🌹
Kini, Hangyul dan Seungyoun berbaring diatas ranjang setelah 'kegiatan panas' yang diberi judul mengisi tenaga. Hangyul malu sekali. Tadi dirinya patuh sekali, juga sedikit nakal.
Hangyul memilih untuk menyembunyikan wajahnya di perut Seungyoun yang tereskpos. Perut kotak-kotak yang membuatnya hilang kendali, karena ada tato pistolnya.
"Oh? Bayi macanku malu-malu rupanya" ucap Seungyoun sambil mengelus rambut Hangyul
"Diam Seungyoun"
"Asal kamu tau, perutmu itu lucu sekali"
"Aishhh bisa diam tidak sih? Kan di dalamnya juga ada anakmu"
"Aku tau. Semoga dia sehat selalu sampai waktunya lahir"
"Semoga"
Hangyul berdoa dalam hati, semoga saja semuanya akan baik-baik saja. Dan semoga dirinya bisa mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
AKU GAMAU DOSA TAPI APA DAYA OTAK KOTORKU BERKATA LAIN HUHUHU.. Aku gak nulis adegan ratednya karena ingat ini masih bulan puasa, dosa banget nanti wkwkw. Yaudah jadinya kayak gini aja dehh, see youu 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb