lone wolf; epilog

1.2K 97 27
                                    

Sepuluh tahun berlalu, Seungyoun pikir sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Namun tidak. Kini, ia hidup bahagia dengan keluarga kecilnya.

Putra dan putrinya tumbuh dengan baik. Dohyon yang berumur enam belas tahun, tumbuh besar mengalahkan papanya. Dohyon, remaja berpipi gembil yang suka makan, menjahili Papa dan adiknya. Bahkan tingginya hampir menyampai dirinya.

Sedangkan Hana yang sudah berumur sepuluh tahun, tumbuh menjadi putri yang cantik dan anggun seperti Papanya. Wajahnya manis, mempunyai bentuk mata dan bibir persis seperti Hangyul.

Hana adalah duplikat Hangyul sedang Dohyon adalah duplikat Seungyoun.

Seperti Seungyoun yang terkadang menjahili Hangyul sampai ingin menangis, seperti itulah Dohyon menjahili Hana, sampai menangis. Walau begitu, Dohyon sangat menyayangi adiknya.

Keadaan kerajaan tidak pernah tenang, akan ada teriakan dari Dohyon dan Hana yang sedang bermain. Walau memekakkan telinga, namun rasanya menyenangkan.

Keadaan sudah aman. Tidak ada lagi ancaman perang. Semua hidup dengan baik. Pun mereka dibantu dalam membangun fasilitas umum. Rumah sakit dibangun, jalan raya dibangun, kendaraan diganti dengan yang bertenaga mesin. Masih banyak lagi yang akan dibangun, secara bertahap.

Dunia yang aman tanpa ancaman, keluarga kecil yang bahagia, inilah kesuksesan yang dapat diraihnya. Dengan Hangyul disisinya.

Tanpa Hangyul, semua ini tidak akan terwujud. Tanpa pengorbanan Hangyul, rintangan dalam hubungan mereka, kedamaian seperti ini mungkin tidak akan pernah terwujud.

Seungyoun bersyukur, diberkahi suami seperti Hangyul dan anak-anak seperti Dohyon dan Hana. Hidupnya lengkap, lebih berwarna.

Seungyoun tidak bisa membayangkan, akan jadi apa dirinya jika Hangyul memutuskan untuk tidak kembali kepadanya. Seungyoun mungkin tidak akan tau bagaimana rupa dari bayi yang dikandung Hangyul pada waktu itu. Pun hidupnya akan hancur.

Tiada hari ia lewatkan tanpa bersyukur. Ia mempunyai suami yang hebat, kedua anaknya yang lucu, keluarga kecil yang bahagia, yang sebentar lagi akan menyambut anak ketiga.

🌹🌹

"Papaa! Abang Dohyon nakal!" adu Hana

"Papaa! Hana ganggu aku ngerjain tugas, Paa!" adu Dohyon

Mereka saling mengadukan satu sama lain kepada Hangyul yang sedang manja pada Seungyoun.

"Dodo, Hana, kerjain tugasnya masing-masing ya? Jahilnya ditunda dulu, okay? Kerjain tugasnya" ucap Hangyul

"Oke, Paa" jawab keduanya berbarengan

Lalu, Dohyon dan Hana pun menghampiri Hangyul, memeluk Papanya erat. Papinya malah didorong untuk geser, menjauh dari Papanya. Keduanya malah menempel pada Hangyul.

"Papa, adiknya baik-baik saja kan didalam perut?" tanya Hana

"Tentu saja. Adiknya kan papa jaga dengan baik didalam perut papa"

"Kapan adiknya akan keluar?"

"Lahir Hana, bukan keluar" koreksi Dohyon

"Ihh! Diam!"

Hangyul terkekeh, kepala keduanya diusap.

"Bersabar sedikit Hana, adiknya pasti akan lahir. Kalau nanti sudah lahir, kamu jangan galak-galak sama abangmu. Kamu juga Do, jangan jahil mulu, Papa pusing denger teriakan kalian berdua"

"Maaf, Pa" sahut keduanya

"Nanti adiknya menangis dengar kalian berantem, adiknya akan sedih kalau kalian ribut terus. Memangnya kalian mau adiknya sedih?"

"Huhuhuhu, Papa"

Hangyul selalu indah. Eksistensinya selalu indah, tidak peduli bagaimana bentuk tubuhnya. Tingkah lakunya, tutur katanya selalu indah. Hangyul tidak pernah membentak, walau kemarahan menguasainya.

Hangyul adalah epitome dari keanggunan, keindahan, kesempurnaan. Senyumnya yang selalu terbit dikala dirundung kekesalan. Hangyul adalah bentuk dari semua hal indah.

Seungyoun tidak pernah meyangka akan merubah penilaiannya terhadap Hangyul. Hangyul yang dahulu ia anggap sebagai pemberontak kecil yang perlu ia taklukan, omega kecilnya yang pembangkang.

Hangyul yang dianggapnya sebagai seorang anak yang baru beranjak dewasa, masih memikirkan tentang main-main, tidak pernah serius dan tidak mau menurut kepadanya. Hangyul yang perlu diberikan pelajaran tata krama dengan keras.

Kini, Hangyul berubah, tumbuh menjadi sosok yang tidak pernah ia bayangkan. Hangyul yang kekanakan bertransformasi menjadi sosok dewasa yang membesarkan anak-anak mereka dengan baik.

Hangyul yang ia pikir adalah sosok manja ternyata bukan. Hangyul bisa melakukan segalanya, mengurus anak-anak dan kerajaan disaat yang bersamaan. Hangyul bisa membuat keputusan yang sangat berarti, membuat dunia jadi lebih baik.

Hangyul lebih hebat dari dugaannya. Hangyul dapat merubah cara pandangnya, tentang sistem yang telah ada. Hangyul merubah cara berpikirnya, menjadi lebih rasional. Hangyul membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik.

Hangyul adalah keajaiban untuknya, salah satu keajaiban dunia hanya untuknya.

Hangyul adalah pusat dunianya, anak-anaknya adalah dunianya. Seungyoun akan melakukan apapun, apapun untuk melindungi dunianya, pusat kehidupannya.

Ia akan melindungi segalanya yang ia punya, sampai raganya tidak sanggup lagi, sampai memutih rambutnya, sampai habis nafasnya, sampai jadi debu, ia, Seungyoun, akan melindunginya dengan segenap jiwa.

Hangyul, Dohyon, Hana, dan bayi dikandungan, Seungyoun akan memberikan yang terbaik, hanya yang terbaik untuk yang tersayang. Segalanya akan ia, Seungyoun lakukan, sebagai seorang Papi, karena kalian berharga. Amat berharga bagi hidupnya.













END















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Seperti yang aku bilang di chapter sebelumnya, aku pamit istirahat dulu ya? Aku akan kembali dengan karya yang lebih baik, gaya kepenulisan yang konsisten (baku atau tidak), dan lainnya.

I'm so sorryy~ endingnya seperti ini. Terima kasih atas dukungan kalian, aku benar-benar bersyukur. Aku akan kembali secepat yang aku bisa, jadi, selamat tinggal, see youuu~

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang