Setelah acara makan paginya yang kesiangan, Hangyul memutuskan untuk pergi ke ruangan yang berisi benda-benda bersejarah milik istana.
Disini indah, dan penuh kilauan. Hangyul menyukainya.
Ada banyak benda disini, mulai dari pedang Raja Cho pertama, cincin mendiang Ratu Cho pertama, lukisan, bola kristal, potongan kertas berisi ramalan dan masih banyak lagi.
Hangyul kali ini tidak sendiri, ada Seungyoun yang terus berada dibelakangnya, kemanapun ia pergi.
"Kenapa mengikutiku terus sih?" tanya Hangyul muak
"Memangnya kenapa?"
"Aku muak melihat wajahmu, Seungyoun"
"Kau tidak perlu melihat wajahku, Hangyul"
Hangyul mendekati pajangan bunga mawar, yang sepertinya sudah lama berada disini.
"Mau sampai kapan, Seungyoun? Menyembunyikan kebenaran. Apa itu yang dilakukan oleh seorang pangeran?" ucap Hangyul
"Apa maksudmu, Hangyul? Kebenaran tentang apa?"
"Kebenaran tentang diriku, dan janin di dalam diriku. Mau sampai kapan kau akan menyembunyikannya dariku, Seungyoun?"
Hangyul berbalik, menatap Seungyoun yang terlihat gugup.
"Jika kau bertanya-tanya darimana aku tau, jawabannya sederhana. Ini tubuhku, aku tau tentang hal dasar seperti itu. Apa yang terjadi setelah melakukan proses mating, aku tau. Tapi, sayang sekali, sepertinya kamu memilih untuk menyembunyikannya dariku. Aku benar kan, Seungyoun?"
"Hangyul, aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja.."
"Hanya saja apa? Hanya saja kau tidak sanggup? Takut aku akan pergi dari sisimu?"
"Hangyul, dengar"
"Aku mendengarkan"
"Permintaanmu untuk tinggal bersama Kolonel Jung diluar istana begitu membebaniku. Aku tidak bisa menyanggupinya. Bagaimana jika kamu memilih untuk pergi begitu mengetahuinya? Kepergianmu akan meninggalkan luka besar untukku" jelas Seungyoun
"Aku tau bodoh. Jika aku pergi, maka kau kehilangan separuh jiwamu, pusat kehidupanmu. Namun aku tidak menyangka kau akan ketakutan karena permintaanku"
"Semua itu sangat menakutkan untukku. Aku tidak bisa tidur tenang memikirkan semua itu. Belum lagi tanggung jawabku sebagai penerus selanjutnya kerajaan ini, itu benar-benar melelahkan untukku"
"Aku tau Seungyoun. Itu melelahkan. Maka dari itu, aku, Lee Hangyul, memintamu untuk tidak menyakiti kakakku. Sebagai gantinya, aku akan tinggal di istana, sesuai keinginanmu. Namun, jangan pernah melarangku untuk melakukan apapun yang aku sukai"
"Baiklah. Permintaan diterima"
Hangyul mulai mengikis jarak antara dirinya dan Seungyoun. Ada jarak sekitar tiga meter diantara mereka.
"Aku akan menceritakan semuanya, masa laluku, keluargaku, semuanya, Seungyoun"
Hangyul terus mendekat, sampai tidak sengaja tangannya menyentuh sebuah kotak yang didalamnya berisi sebuah bola kristal.
Hangyul mulai melihat hal-hal aneh, seperti menjadi bagian dari ingatannya.
🌹🌹
Suara tangisan bayi menyambutnya, Hangyul melihat dirinya sendiri saat baru lahir dari rahim seorang wanita. Hangyul melihat seseorang menggendongnya yang masih penuh darah.
"Sudah lahir, sayangku"
"Hangyul, namanya Hangyul"
"Bagaimana dengan ramalan itu. Dia lahir dari keluarga yang sudah mengalir ramalan itu"
"Sudah dipastikan. Hangyul, anak kita, keturunan ke tujuh yang telah ditakdirkan memberikan kebaikan untuk dunia dan tatanannya"
Lalu Hangyul bayi berpindah ke gendongan ibunya, wanita yang ia lihat melahirkannya.
"Hidupmu mungkin tidak akan mudah, tapi bertahanlah. Kamu istimewa, orang-orang akan mencarimu, mungkin akan melukaimu. Tapi ibu harap, soulmate-mu dapat melindungimu"
Kepala Hangyul bayi diusap oleh laki-laki disampingnya, mungkin ayahnya.
"Kami mungkin tidak bisa bersama denganmu, tidak bisa melihatmu tumbuh, namun satu yang kau harus tau, kami menyayangimu"
Seorang anak kecil masuk, diikuti kedua orang tuanya. Hangyul bayi diambil alih oleh perempuan lainnya, dibersihkan lalu diselimuti.
"Kami sudah menyiapkan semuanya. Mari ikut kami ke rumah sakit"
"Jika kami tidak bisa bertahan, maukah kalian menjaga putra kami, Hangyul?" ucap ibunya
"Kami akan. Untuk sekarang, dirimulah yang paling dibutuhkan Hangyul, kalian berdua. Jadi, bertahanlah untuknya"
"Jaehyun, ayo kemari"
🌹🌹
Hangyul merasa seperti ditarik kembali ke dunia sekarang. Pelupuk matanya sudah basah, air matanya menetes.
"Hangyul, kamu kenapa?"
"Ayah? Ibu?"
Hangyul merasa pusing, terlalu banyak informasi yang didapatkannya. Hangyul merasa limbung, tubuhnya mulai merosot dengan sendirinya. Sebelum tubuhnya menyentuh lantai, Seungyoun sudah terlebih dahulu menangkapnya.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Aku sepertinya lupa bilang kalau cerita ini akan ada fantasynya sedikit. Akan ada kilas balik atau potongan ingatan di tengah-tengah chapter nanti yang pasti akan aku bedakan.Siapa yang mau konflik?? Hahaha atau ada yang mau gemes gemes??
Semoga hari kalian menyenangkannn💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb