Petualangannya kali ini berbeda. Ia tidak lagi sendiri. Ditemani beberapa orang serta bayinya yang masih didalam kandungannya.
Hangyul terus memantapkan hati, ini adalah jalan terbaik, untuk sementara. Hangyul terpaksa mengambil jalan ini agar Seungyoun bisa melanjutkan hidupnya.
Hangyul kerap kali mendengar suara Seungyoun, yang sengaja tidak dibalasnya. Hangyul takut, jika membalasnya, maka pikirannya akan berubah lagi. Dan dia akan menangis nantinya. Jadi Hangyul hanya bisa mendengarkan sambil mengusap perutnya.
Mereka sudah pergi cukup jauh dalam seminggu ini, tapi masih saja belum sampai. Mereka beberapa kali berhenti karena Hangyul yang mengeluh kakinya sakit karena terlalu lama berjalan. Hangyul bertanya-tanya, akan sejauh mana mereka pergi?
Sampai pada akhirnya, di hari ke dua belas, Hangyul menemukan jawaban atas pertanyaannya. Ada sebuah kapal yang harus ia naiki, kapal yang akan berlayar selama enam hari. Lalu perjalanan mereka akan dilanjutkan dengan kereta kuda menuju rumah yang sudah disiapkan.
Sudah cukup jauh. Tidak, sudah sangat jauh dari Kerajaan Shire. Seungyoun tidak akan mungkin bisa menemuinya. Seungyoun mungkin sibuk mengurus kerajaannya yang baru diserang.
Mana mungkin Seungyoun akan membuang waktu berharganya hanya untuk mencarinya?
🌹🌹
Perjalanan lama yang ditempuhnya sudah selesai. Namun, alih-alih melihat rumah, dihadapannya malah ada sebuah kastil. Hangyul yang masih bingung memilih untuk mengikuti kakaknya.
Ini aneh. Mereka disambut, seakan kehadiran mereka sangat dinantikan. Ada apa sebenarnya?
Mereka semua dikawal sejak turun dari kereta kuda. Dan anehnya, hanya Hangyul yang terkejut disini. Kakaknya dan teman-teman kakaknya yang ikut serta, mereka semua tidak terkejut sama sekali.
Suara sepatu yang terketuk, juga siluet orang yang menuruni tangga membuat mereka semua berhenti. Termasuk Hangyul, yang kini setengah berpegangan pada kakaknya.
"Kalian sudah datang" ucapnya
"Ya, Yang Mulia, kami sudah tiba" jawab Jaehyun
"Selamat datang. Kalian semua pasti lelah, pelayan, antar mereka ke kamar"
Hangyul masih bingung, ia memilih untuk tidak beranjak sama sekali walau Jaehyun sudah berulang kali mengajaknya.
"Sebenarnya, siapakah dirimu?" tanya Hangyul
"Sebegitu ingin taunya dirimu? Beristirahatlah sejenak, kasihanilah bayimu"
"Aku tidak lelah. Mari bicara. Aku perlu tau tentang segalanya"
"Kalau begitu, baiklah, mari bicara"
Hangyul diajak menuju sebuah ruangan di lantai satu kastil itu. Memasuki ruangannya, ada silsilah keluarga yang terpajang dengan besar di salah satu dinding.
"Ini adalah silsilah keluarga kami. Kemari dan perhatikan baik baik" Hangyul diajak lebih dekat, mengamatinya dari dekat. "Lihat mereka, apakah kau mengenalnya?" tanyanya sambil menunjuk dua wajah
Hangyul merasa familiar. Seperti pernah melihatnya, tapi entah dimana. Ia pun memusatkan pandangannya pada kedua wajah itu, pasangan laki-laki dan wanita. Pikirannya melayang, mencoba mengingat.
Lalu Hangyul ingat, siapa kedua orang ini. Hangyul pernah melihatnya, dari ingatan saat dirinya tidak sengaja menyentuh sebuah kotak berisi bola kristal di kastil Kerajaan Shire.
"Aku ingat. Mereka.. orang tuaku?" ucap Hangyul ragu
"Benar sekali. Mereka adalah orang tuamu. Dan biarkan aku memperkenalkan diriku. Namaku Jinhyuk, Lee Jinhyuk, sepupumu" ucapnya memperkenalkan diri
"Apa? Tidak mungkin!"
"Maaf Hangyul, maaf karena tidak membawamu kembali ke sini pada waktu itu. Kau menghilang disaat kakak angkatmu akan menjemputmu. Dan mencarimu didunia yang luas ini itu sulit"
"Tidak bukan itu. Tidak mungkin aku mempunyai keluarga. Maksudku, aku dibuang, ditemukan didepan pintu keluarga Jung. Aku bahkan tidak tau siapa orang tuaku"
"Namun kau mengenalinya"
"Aku hanya melihatnya. Lewat ingatan, saat tidak sengaja menyentuh sebuah bola kristal"
"Hangyul, terimalah kenyataannya. Paman Hyunjae dan Bibi Seona mundur dari tahta yang seharusnya mereka duduki hanya untuk melindungimu. Hangyul, kau adalah ramalannya. Ramalan yang telah ditentukan"
"Ramalan apa?"
Jinhyuk mengambil sebuah buku besar dan membuka halaman yang ditujunya. Hangyul mulai membaca halaman yang disodorkan kepadanya.
Disitu tertulis, akan ada salah satu dari keturunan keluarga Lee, yang mempunyai tanda mate seperti pada gambar, yang akan melahirkan keturunan istimewa. Lalu keturunannya dapat membawa perubahan bagi dunia yang telah kacau.
Ia akan berpasangan dengan seseorang yang juga lahir dari keluarga kerajaan. Mereka berdua akan jadi pasangan kuat yang dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
"Haruskah aku percaya dengan ini semua?" tanya Hangyul
"Semuanya sudah jelas. Paman dan bibi mempunyai tanda mate seperti di buku ini. Lalu orang yang dimaksud pasti dirimu"
"Bagaimana jika itu bukan diriku?"
"Pilihannya hanya dua. Dirimu atau anak dalam kandunganmu. Beri tau aku, siapa yang menghamilimu? Apakah dia matemu?"
"Dia mateku. Pangeran Seungyoun dari Kerajaan Shire"
"Jadi ramalannya benar. Aku harus mengangkatmu menjadi Raja disini. Itu tahta milikmu, yang sementara dipegang oleh ayahku, kini ada ditanganku, tapi aku akan menyerahkannya kepadamu"
"Kenapa? Kenapa melakukan ini?"
"Lihatlah dunia kita. Apa kau tidak menginginkan perubahan?"
Hangyul mulai memikirkannya, semua kemungkinan yang akan terjadi.
"Beri aku waktu untuk berfikir, aku akan memutuskannya nanti" ucap Hangyul yang disetujui oleh Jinhyuk
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Ini tanda mate kedua orang tuanya gyul.
Dan.. untuk nama ortunya hgyul aku ngasal banget wkwkwk. Mana nih yang penasaran dengan ramalannya gyulie?? Segini dulu yaa, see youu 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb