lone wolf; 31

972 136 13
                                    

Sudah hampir seminggu, dan Hangyul masih belum ditemukan dimanapun. Pencarian sudah diperluas sampai ke perbatasan, tapi tetap tidak ada kabar.

Hangyul benar-benar menghilang bersama dengan Kolonel Jung.

Seungyoun hampir gila. Feromon milik Hangyul tidak tercium dimanapun, membuatnya khawatir. Mencoba berkomunikasi lewat tanda mereka pun tidak bisa, tidak ada jawaban sama sekali.

Seungyoun resah, terlebih lagi Evanㅡwolfnya yang begitu gelisah, mereka berdua sama-sama gelisah dan khawatir akan nasib Hangyul dan bayi mereka.

Apalagi ikatan batin mereka yang mulai melemah. Seungyoun takut Hangyul kenapa-napa. Takut Hangyul akan terluka dan dirinya tidak tau apapun, tidak melakukan apapun untuk menyelamatkannya.

Segala cara diambilnya untuk bisa bertemu dan membawa Hangyul kembali ke pelukannya.

Satu-satunya cara untuk mengingat wangi manis feromon Hangyul dengan menghirupnya dari sisa yang menempel di bantal dan memorinya. Oh dewi, bahkan mereka belum melakukan banyak hal bersama.

Seungyoun sedikit menyesal tidak meluangkan waktu lebih banyak bersama Hangyul. Seungyoun menyesal pernah membentak dan bersikap keras kepada Hangyul. Andai saja ia tau hal seperti ini akan terjadi. Ia pasti tidak akan melakukan semua itu kepada Hangyul.

Seungyoun kini hanya bisa meratapinya. Semua usaha yang dia lakukan untuk membuat Hangyul bertahan. Hangyul sudah berjanji untuk bertahan, namun kenapa pada akhirnya ia ingkar?

Apakah janji yang diucapkan Hangyul hanyalah kebohongan semata? Seperti bulan yang terus berubah setiap harinya, apa Hangyul juga seperti bulan? Yang terus berubah setiap harinya, memperlihatkan sisi yang berbeda.

🌹🌹

Seungyoun tidak bisa menghindar, kewajibannya sebagai seorang pangeran. Sudah terhitung seminggu lebih Hangyul hilang, dan selama itu pula, Seungyoun berusaha mengais sisa-sisa kewarasannya.

Sebagai penerus kerajaan, ia tetap harus naik tahta. Harusnya ini jadi momen yang indah. Harusnya.

Seungyoun melangkah maju kehadapan ayahnya, ia akan menggantikannya. Seharusnya, disebelahnya ada Hangyul, yang menggenggam tangannya. Berjalan berdampingan menuju Raja dan Ratu untuk penobatan mereka. Seharusnya.

Seungyoun melirik ke kanannya, tempat dimana Hangyul seharusnya berada. Ia menghela nafasnya sebelum memantapkan diri, berjalan menuju sang Raja, ayahandanya.

Seungyoun bersimpuh dengan satu kakinya, menunduk. Ia bersiap, untuk tanggung jawab yang lebih besar yang akan diserahkan kepadanya dalam beberapa menit lagi.

"Dengan ini, aku, Raja Cho Seungkwan, menobatkanmu, putra tunggalku, Cho Seungyoun untuk menjadi Raja di Kerajaan Shire. Aku mempercayakan tahta dan kerajaan ini di tanganmu" ucap ayahnya, dengan suara lantang dihadapan semua orang

Seungyoun menerimanya, dipakaikan mahkota yang sudah dipakai dari generasi ke generasi. Lalu jubah milik ayahnya disampirkan di pundaknya.

Tepuk tangan meriah mereka berikan. Namun Seungyoun merasa asing. Seharusnya tidak seperti ini. Ia ingat saat kakeknya menobatkan ayahnya saat dirinya berusia lima tahun. Ibunya turut diberikan mahkota, yang seharusnya jadi milik Hangyul.

Seungyoun bangkit, berdiri dengan tegap menatap semua yang hadir di hall ini. Ia mengambil mahkota milik ibunya dari tangan sang ibu.

"Aku, Raja Cho Seungyoun, akan menyimpan mahkota ini di dalam kotak kaca. Mahkota ini akan kembali kepada pemilik aslinya, tidak ada satu orangpun dapat menyentuhnya. Ratu kalian, Cho Hangyul masih hidup disuatu tempat diluar sana" ucap Seungyoun lantang

Ia tidak peduli dengan perkataan orang lain. Mereka bisa menyebutnya gila. Tapi, ia sangat yakin kalau Hangyul masih hidup.

Hangyul pernah menjalani hidup diluar sana sendirian selama tiga tahun dan baik-baik saja. Kali ini pun juga sama. Hangyul akan baik-baik saja dan kembali ke sisinya dengan selamat.

Hangyulnya pasti akan kembali.

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang