Hangyul perlahan membuka matanya. Silau. Matanya perlahan bisa beradaptasi dengan cahaya disekitar. Suara Seungyoun memenuhi pendengarannya.
"Aku.. dimana?"
"Dikamar. Hangyul, apa yang terjadi? Ah tidak tidak, apa ada yang sakit?"
Seungyoun terlihat panik dan khawatir. Hangyul memilih untuk tersenyum padanya sambil menggenggam tangan Seungyoun.
"Aku tidak apa. Hanya kenangan yang tiba-tiba datang, kenangan menyakitkan"
"Beristirahatlah. Jangan banyak pikiran, itu tidak baik untuk janinnya"
"Baiklah. Tapi, bisa panggilkan kakakku kesini? Ada sesuatu yang harus aku tanyakan padanya"
"Bisa. Tapi jangan memaksakan dirimu"
"Terima kasih Seungyoun. Kembalilah bekerja"
Seungyoun tersenyum, mengusap kening Hangyul lalu menciumnya.
"Panggil Kolonel Jung kesini, minta dia untuk menjaga Hangyul. Jangan membuat Hangyul memaksakan diri, dan pastikan Hangyul beristirahat" ucap Seungyoun sebelum pergi dari kamar
🌹🌹
Pintu kamar terbuka, Hangyul menyambut Jaehyun yang masuk dengan senyuman. Jaehyun memasuki kamar, walaupun masih kebingungan.
"Kemari, ada yang ingin aku tanyakan"
"Tumben sekali, Pangeran Seungyoun memperbolehkanku mendekatimu"
"Aku berbaikan dengannya. Namun itu tidak penting, untuk sekarang, aku ingin tau tentang kebenaran"
"Kebenaran apa?"
"Kelahiranku, orang tua kandungku. Aku tau keluargamu mengangkatku menjadi anggota keluarga kalian, namun aku tidak ditemukan didepan pintu kan? Seperti yang Ayah Jung katakan" ucap Hangyul, memberikan kejutan untuk Jaehyun
"Darimana kamu tau itu semua?"
"Aku sengaja diserahkan, agar aku tetap hidup. Ada tujuan tersendiri, bukan?"
Jaehyun menghela nafasnya, meraih jemari Hangyul untuk di genggam.
"Dengar, orang tuamu mempercayakan orang tuaku untuk merawatmu, jika mereka tidak bisa bertahan"
"Bertahan dari apa?"
"Dunia. Orang-orang yang tidak percaya akan ramalan mencoba untuk membunuh keluargamu. Mencoba menghentikan ramalannya terjadi"
"Lalu mereka tau aku selamat, hidup dibawah nama Jung Michael sebagai anak angkat keluargamu. Saat mereka tau, mereka membunuh keluargamu. Membakar rumah beserta kedua orang tuamu saat aku di sekolah"
"Aku tau. Aku kembali, tepat beberapa hari setelah kejadian itu. Aku berniat mengunjungi, juga menjemputmu. Namun orang-orang itu malah mengusirmu alih-alih melindungimu"
"Kau kembali? Setelah empat tahun tidak berkunjung?"
"Sebenarnya aku selalu berkunjung, dua kali dalam setahun jika sempat. Hanya saja aku sengaja tidak memberitahumu"
"Aku merindukanmu, kakak. Kenapa? Asal kau tau, tiga tahun aku harus hidup sendirian, berkelana dan bekerja keras untuk bertahan hidup. Aku harus rutin meminum supressant. Hidupku menyakitkan. Aku hampir mati, diperkosa oleh lima orang sekaligus jika pada waktu itu Seungyoun tidak menyelamatkanku"
"Aku tau. Maka dari itu, untuk saat ini kamu bisa memilih. Tinggal disini atau ikut denganku"
"Kenapa tidak tinggal disini saja?"
"Aku punya mate yang harus dilindungi dan anak kami. Kamu bisa tinggal disini, namun jika keadaannya mendesak, dan Seungyoun tidak mampu melindungimu, maka dengan terpaksa kamu harus ikut denganku"
"Tapi aku sudah berjanji kepada Seungyoun"
"Aku tau. Maka dari itu, pikirkanlah baik-baik ucapanku. Beristirahatlah untuk saat ini"
Hangyul menghela nafasnya. Kepalanya kini penuh dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Dia harus memilih, jalan terbaik yang tidak akan melukai siapapun. Hangyul tidak ingin ada orang lain yang mati hanya untuk melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb