Ketukan sepatu pada lantai marmer jadi satu-satunya suara di istana yang megah ini. Seungyoun, dengan langkah tegap dan wajahnya yang terangkat angkuh, berjalan menuju ruang makan. Ayah dan Ibunya sudah menunggu.
"Kau punya jadwal bertemu dengan Wooseok, putra penasihat Kim" ujar ibunya begitu ia duduk
"Ibunda, aku rasa kau harus menghentikan kegiatanmu itu"
"Kenapa? Kau kan belum bertemu dengannya"
"Aku akan bertemu dengannya, secepatnya" ucapnya sambil menggulung lengan bajunya, memperlihatkan tanda pada pergelangan tangannya.
"Ya Dewi"
"Diam dan berhenti menjodohkanku. Aku akan mencarinya dan membawanya kesini, secepat mungkin. Jadi biarkan aku melakukan tugasku, Ibunda, Yang Mulia Ratuku"
Seungyoun mulai acara makannya seakan tidak ada yang terjadi. Ayah dan Ibunya mungkin masih syok. Tapi apa pedulinya? Prioritasnya kini adalah menemukan pasangannya.
🌹🌹
Tugas kerajaan memanglah berat. Jika ia lebih sering pergi berkuda untuk menghilangkan penatnya, mungkin kebiasaan itu akan berubah. Ia senang memperhatikan tanda pada pergelangan tangannya.
Saat tanda itu mulai berubah menjadi violet, lalu disusul suara berat dengan nada ceria pada pikirannya, yang bercerita tentang keluh kesahnya. Suara pasangannya, akan jadi hal favorit untuknya.
Cerita-cerita miliknya cukup untuk membuat rasa penatnya hilang. Hari-harinya mungkin akan lebih berwarna. Jika lewat suara saja sudah menggemaskan, bagaimana dengan rupanya? Dia pasti begitu menggemaskan.
Seungyoun jadi tidak sabar untuk bertemu dan merengkuhnya. Pasti akan sangat pas dalam genggamannya.
🌹🌹
Sore menjelang malam, tangannya terasa sakit. Seperti ada yang menggoresnya. Namun jika dilihat, tidak ada luka apapun. Lalu Seungyoun teringat pada matenya. Apa mungkin ia terluka diluar sana?
Gelisah. Seungyoun mulai gelisah dan sedikit ketakutan. Takut matenya tidak baik-baik saja. Takut sesuatu yang buruk menimpa matenya.
Jika sesuatu terjadi dan ia tidak berada disana atau menyelamatkannya, Seungyoun tidak akan memaafkan dirinya. Kini, ia hanya dapat berdoa. Semoga, dimanapun matenya berada, semoga ia dalam keadaan baik.
🌹🌹
Pada tengah malam, dua hari setelah ia merasa tangannya seperti terluka, ia terbangun tiba-tiba. Alam bawah sadarnya memintanya untuk segera bangun dan pergi, menyusul matenya yang dalam bahaya.
Walau pakaian tidurnya hanya ditutupi dengan jubah kerajaan, ia tidak peduli. Kakinya melangkah dengan cepat menuju ruang istirahat jendral kerajaan. Ini penting, juga merupakan hal buruk jika ia bertindak ceroboh.
"Bangunlah Jendral Han, sesuatu yang buruk terjadi"
"Pangeran, ada apa gerangan?"
"Siapkan pasukanmu dan peralatan. Perintahkan juga untuk mempersiapkan para kuda. Dalam lima menit kita sudah harus berangkat"
"Baik. Namun jika saya boleh tau, apa yang tengah terjadi"
"Sesuatu yang buruk menimpa mateku, aku harus menyelamatkannya. Jika aku pergi sendiri, maka aku tidak akan bisa menyelamatkannya. Cepat persiapkan prajuritmu, Jendral Han"
"Siap, Pangeran"
Tengah malam itu, Seungyoun serta beberapa prajurit kerajaan pergi mencari keberadaan matenya. Berbekal insting yang dimilikinya, ia akan menemukan matenya secepat yang ia bisa.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Dari sisi Seungyoun dan agak ku percepat waktunya wkwkwk. Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb