lone wolf; 30

997 137 5
                                    

Dihari yang sama..

Hampir setengah hari dihabiskan untuk menghabisi orang-orang yang menyerang istana. Keadaan istana cukup kacau dengan mayat-mayat dan darah dimana-mana.

Keadaan para prajurit pun beragam, ada yang harus kehilangan nyawa, hampir mati sampai luka ringan. Seungyoun mendapat luka tusuk di sekitar perutnya juka luka-luka ringan lainnya.

Selagi istana dibersihkan dari sisa pertempuran, Seungyoun mencari Hangyul, tanpa memperdulikan lukanya. Mengikuti jejak feromon Hangyul yang tertinggal, yang mengarah ke kandang kuda. Mungkin bersembunyi di bunker.

Pintu bunker dibuka, bahunya lalu ditepuk. Ternyata Jendral Han. Seungyoun masuk. Tapi sampai di dalam, ia tidak menemukan siapapun disana. Kepanikan melanda dirinya.

"Hangyul.. diㅡdimana Kolonel Jung!?" tanya Seungyoun

"Kau memintanya untuk melindungi Hangyul, ia tidak terlihat lagi sejak tadi" ucap Seungwoo

"Sial. Sial. Dia membawa Hangyul pergi. Aku harus mencarinya"

"Dengan keadaanmu yang seperti ini? Yang benar saja, Pangeran" cegah Seungwoo

"Aku memberinya kepercayaan untuk melindungi Hangyul karena ia adalah keluarganya. Namun aku tidak menyangka kalau ia akan menggunakan momen ini untuk membawa Hangyul pergi"

"Aku tau. Tapi pikirkanlah istana. Kita baru saja diserang, banyak prajurit yang terluka, termasuk dirimu. Kita harus pulih dulu sebelum mencarinya"

"TAPI AKU TIDAK BISA MENCIUM FEROMONNYA DIMANAPUN! INI TEMPAT TERAKHIRNYA!"

"Ayo tenangkanlah dirimu, kita akan mencarinya setelah mengobati lukamu terlebih dahulu"

Seungyoun menurut, berdoa dimanapun Hangyul berada, semoga ia akan selalu dilindungi. Semoga saja Hangyul dan buah hati mereka baik-baik saja, tidak terluka sekalipun.

🌹🌹

Hangyul tidur dengan pulas. Dibangunkan untuk berpindah, mereka akan naik kereta kuda. Kuda yang tadi dinaikinya dijadikan untuk menarik kereta kudanya.

Di dalam kereta kuda sudah ada seseorang, dengan anak kecil disampingnya. Omega dengan wangi feromon kakaknya yang mengelilinginya, mungkin mate kakaknya. Jadi Hangyul tersenyum kikuk sembari merangkak untuk mencari duduk.

"Hati-hati dengan perutmu, dia bisa terluka nantinya" ucapnya

"Ah terima kasih" jawab Hangyul

"Matamu sembab, perlu aku kompres?"

"Tidak perlu, terima kasih"

"Hangyul, nyamankan dirimu disini. Perjalanan akan memakan waktu tiga hari, lalu kita akan naik kapal. Sayang, tolong jaga dia" ucap Jaehyun dibalas anggukan oleh omega dihadapannya

Jaehyun menutup rapat pintu kereta kudanya. Ada jubah dengan tudung yang dipakai, mungkin untuk bersembunyi. Hangyul menatap cincin di jari manisnya, lalu kembali bersedih.

"Apa kita akan pergi sejauh itu?" tanya Hangyul

"Mungkin. Jaehyun tidak memberi tau apapun kepadaku"

Hangyul menghela nafasnya, menyenderkan kepalanya dan menatap bulan lewat jendela kecil disana.

"Ini hari pernikahanku, harusnya aku bahagia, harusnya. Tapi yang terjadi malah aku harus berpisah dengannya. Apa aku memang tidak ditakdirkan untuk merasakan kebahagiaan?"

"Hari ini kamu mungkin berpisah dengannya. Tapi, suatu hari nanti, kalian akan bersama lagi. Kalian akan berbahagia, aku yakin itu"

"Bagaimana bisa?"

"Berdoa dan kuatkanlah dirimu, Dewi pasti akan mengabulkan segala doa dan harapanmu. Hanya tinggal waktu, waktu yang menentukan kapan kau harus bahagia"

Hangyul mulai terisak lagi. Hari itu Hangyul habiskan untuk menangis, sampai kepalanya terasa sakit, sampai dadanya terasa sesak, sampai Hangyul tertidur di pelukannya.

the lone wolf 🌹 seungyul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang