Hangyul kembali ke kamar, menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya, menangis karena tidak kuat dengan sikap Seungyoun. Dia hanya ingin bebas.
"Seungyoun jahat"
"Sayang, maaf" ucap Seungyoun, berlutut dihadapan Hangyul
"Jangan meminta maaf kalau kau masih saja melakukannya"
"Aku memintamu untuk berdiam di kamar agar tidak ada satupun bahaya mendekatimu"
"Tapi Seungyoun membentak, Hangyul tidak suka. Seungyoun seram, Hangyul tidak suka"
"Maaf, sayang, maafkan aku"
Akal sehat Hangyul kembali, Hangyul menggeleng panik sambil melepas genggaman tangan mereka.
"Jangan meminta maaf! Seorang pangeran tidak pantas untuk meminta maaf, apalagi kepadaku, seseorang yang telah diusir dari packnya sendiri, seseorang yang menyebabkan kekacauan"
"Sebaiknya kamu beristirahat yang cukup, kau mulai mengatakan hal-hal aneh"
"Mau ditemani kakak" gumam Hangyul yang masih didengar oleh Seungyoun
"Baiklah. Akan ku panggil Wooseok untuk menemanimu"
"Bukan.. bukan Kak Wooseok, tapi Kak Jaehyun"
"Kolonel Jung? Siapapun itu, aku tidak bisa membiarkannya mendekatimu"
"Seungyoun! Dia kakakku! Keluargaku!"
"Kakakmu?" tanya Seungyoun
"Sudah aku duga. Kita belum siap. Masih ada banyak hal yang perlu dibicarakan"
"Kita bisa membicarakannya setelah menikah"
"Semuanya sudah salah dari awal! Pertemuan kita dan segalanya! Andai saja masa heat sialan itu tidak datang, dan kau membawa tas ku saat menyelamatkanku waktu itu, aku bisa meminum obatku dan tidak melakukan hubungan sexual denganmu!
"Kita seharusnya bertemu dalam keadaan baik, berkenalan dengan baik lalu berbicara tentang rahasia masing-masing. Tidak seperti ini, Seungyoun! Semuanya, salah"
Hangyul mengeluarkan semua yang di pikirkannya belakangan ini, dan merasa kalau hubungannya dengan Seungyoun itu salah.
"Hangyul, aku tau, ini semua salahku. Aku terlalu sibuk dengan urusan kerajaan, sehingga tidak terlalu memperhatikanmu"
"Bukan salahmu. Itu memang pekerjaanmu. Ini salah waktu, waktunya selalu tidak tepat dimulai dari pertemuan kita. Kita tidak pernah berbicara dengan serius, disini, kamu berusaha untuk memperlakukanku dengan baik, memastikanku tidak kekurangan apapun.
"Tapi, taukah kamu kalau aku tidak membutuhkan itu semua? Yang kita perlukan sebenarnya adalah percakapan serius! Bukan sekadar 'Sudah makan?' 'Ayo tidur' dan pertanyaan sepele lainnya"
"Baiklah. Kita akan bicara yang serius saat ini" ucap Seungyoun mencoba untuk menuruti Hangyul
"Sudah terlambat. Aku ingin tinggal dengan kakakku"
"Dia prajurit disini, itu artinya dia tinggal disini. Kamu bisa menemuinya dengan bebas, Hangyul"
"Tidak disini Seungyoun. Aku tidak mau tinggal di istana. Aku tidak suka"
"Kau tidak bisa pergi dari sini Hangyul!"
"AKU BISA! AKU BISA PERGI DARI SINI SEUNGYOUN!!"
"KAU TIDAK BISA HANGYUL!" bentak Seungyoun
Hangyul ingin menjawab, namun dadanya terasa sakit lagi. Hangyul meremat dadanya, mencoba mengambil nafas yang terasa menyiksa. Rasanya seperti tidak diizinkan untuk bernafas.
Hangyul hampir jatuh, jika Seungyoun tidak menangkapnya. Hangyul, lagi-lagi membuat Seungyoun khawatir bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanfictionini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb