Keeseokan harinya..
Hangyul benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang. Berfikir tentang apa yang harus dilakukannya, bagaimana ia akan bersikap dihadapan Seungyoun.
Hangyul memilih untuk memutar tubuhnya, menatap Dohyon yang asik tenggelam di dunia mimpi. Sangat tenang, seolah tidak terusik apapun. Jika bisa, Hangyul ingin kembali menjadi anak kecil.
Menjadi anak kecil itu mudah. Tidak perlu berfikir banyak dan menyelesaikan masalah. Tidak perlu menanggung beban. Hanya bermain, makan dan tidur. Hangyul ingin sekali menjadi anak kecil kembali.
Pikirannya mulai kacau. Hangyul segera mandi untuk mendinginkan kepalanya, juga menghilangkan kekacauan di kepalanya. Figur Seungyoun yang diam-diam terlintas di kepalanya.
Ketukan pada pintu kamar terdengar saat Hangyul selesai berpakaian. Tanpa curiga, Hangyul membuka pintunya. Sedikit terkejut dengan seseorang di depan pintunya.
Itu Seungyoun. Dengan potongan rambut baru yang lebih fresh serta membuatnya tidak terlihat seperti seorang pengemis lagi.
"Hello, mate. Apa kamu suka dengan potongan barunya?" tanya Seungyoun
"Well yeah, tidak buruk untukmu"
"Apa aku terlihat tampan?"
"Tidak. Tidak tampan sama sekali" jawab Hangyul berusaha untuk menyembunyikan kebenarannya
"Baiklah, aku percaya dengan itu. Tapi, telingamu memerah. Kau tidak akan pernah bisa berbohong dariku, Hangyul"
"Bisa diam tidak sih! Anakku sedang tidur"
"Aku tidak pernah menaikkan nada suaraku, disini kamu yang berisik"
"ISH! PERGㅡ" "Papaa~"
Belum sempat Hangyul mengusir Seungyoun, Dohyon sudah terbangun. Hangyul memukul lengan Seungyoun sebelum membanting pintu kamar. Meninggalkan Seungyoun yang terkejut.
"Wah, dia benar-benar menutup pintunya didepan wajahku. Tapi tidak apa, masih seperti dahulu, Hangyulku selalu manis" gumam Seungyoun
Sedangkan Hangyul menggerutu sambil menghampiri ranjang, dengan cepat mengubah mimik wajahnya dihadapan Dohyon.
"Halo kesayangan papa.. kebangun ya karena papa berisik? Maaf yaa sayang"
"Hnggg~ papa.. peluk.."
Hangyul langsung memeluk Dohyon sambil di sayang-sayang, di timang-timang.
"Dohyon sayang, mandi sekarang ya?"
"Nggak mauu~"
Dohyon berusaha lepas dari pelukan papanya, setelah berhasil ia turun dari kasur dengan susah payah dan lari ke pintu. Gagang pintu berada cukup tinggi untuk digapainya, beruntung baginya ada seseorang yang membuka pintunya, Dohyon gunakan kesempatan itu untuk kabur.
Sedangkan Hangyul tercengang. Melihat Dohyon yang kabur seperti itu seakan mengingatkannya dengan apa yang ia lakukan saat tengah mengandung Dohyon.
"Dohyonnn.."
Hangyul langsung mengejarnya tanpa memperdulikan pelayan yang membuka pintu kamarnya.
"Sayang, larinya pelan-pelan ya?"
"Dodo nggak mau mandi papa~"
"Loh, kalau gak mandi nanti Dohyon gak dapat susu"
Dohyon langsung berhenti, Hangyul gunakan kesempatan itu untuk menggendongnya.
"Aaa~ papa curangg~"
"Papa gak curang sayang"
"Tapi papa nanti kasih Dodo susu ya?"
"Iya nanti dikasih, tapi sekarang mandi dulu ya?"
"Okee~"
Hangyul dan Dohyon kembali ke kamar mereka, sementara ada Seungyoun yang diam-diam memperhatikannya. Hatinya menghangat. Mungkin inilah pemandangan yang seharusnya dilihatnya sejak lima tahun yang lalu.
Jika kejadian lima tahun yang lalu tidak terjadi, mungkin bukan hanya satu, tetapi dua Cho dan Lee junior. Atau mungkin mereka sudah mempunyai tiga anak?
Yang pasti, Seungyoun menginginkan pemandangan ini setiap harinya. Hangyul yang terbangun di pelukannya, Hangyul yang kerepotan merawat anak-anak mereka, dan Hangyul dengan perut buncitnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
the lone wolf 🌹 seungyul [✔]
Fanficini tentang Hangyul dan kesendiriannya. ditolak dimanapun karena dianggap sebagai pembawa sial. ini tentang Hangyul dan perjalanannya menemukan soulmatenya. ini tentang Hangyul dan perjuangannya. abo. ⚠mpreg ⚠bxb