SAMUDRA baru menghubungiku dua hari setelah dia meminta whatsappku ketika makan bakso di kantin. Malam itu seusai memasukan barang yang akan kubawa besok pagi, dia mengirim pesan, memanggil namaku dan memberitahu bahwa itu adalah nomernya. Baru saja aku ingin mengetik balasan, dia sudah menelfonku.
"Alaskaaaa." panggilnya lewat telefon. Aku bisa membayangkan bagaimana wajah sumringahnya saat menyapaku secara langsung.
"Iya? Ada apa kak?"
"Nggak ada apa-apa. Oh iya jangan panggil kak, kita kan seumuran. Samudra aja."
Aku tersenyum. "Oke, Samudra."
Malam itu Samudera seperti seorang HRD yang sedang menginterview calon karyawannya. Dia bertanya dimana rumahku, dengan apa dan siapa aku berangkat ke sekolah, bagaimana aku bisa masuk ke sekolahku itu, dan masih banyak lagi hal yang dia tanyakan. Dan kujawab seadanya.
"Kalo ketemu Samudra nggak usah takut ya," kata Samudera tiba-tiba setelah diam cukup lama. "Nggak gigit kok."
Aku terkekeh. "Iya."
"Yaudah. Sana tidur, udah malem. Besok Samudera jemput ya.."
"Nggak usah." tolakku.
"Oke."
Samudra langsung mematikan telfon tanpa menungguku merespon perkataannya. Dia juga tidak mengirimku pesan di whatsapp. Malam itu setelah bicara lewat telfon dengan Samudera, aku tidur dengan nyenyak.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen FictionAku tidak pandai menulis namun malam ini aku akan mencobanya dengan sebaik mungkin. Karena aku akan menulis ceritaku bersama Samudra Biru Darmawan, laki-laki aneh yang secara tiba-tiba muncul dan mengubah hidupku seratus delapan puluh derajat. Ini a...