Bagian 9

1.6K 193 30
                                    

DUGAANKU benar. Bukannya membawaku ke sekolah, Samudra malah membelokkan motornya ke rumah Riko. Disana sudah ada Rara, teman sekelas Samudra yang juga pacar Riko. Dia tersenyum ramah padaku, padahal waktu itu Rara ikut melabrak aku dan teman-temanku bersama Dita.

Aku dan Samudra duduk di teras rumah Riko sementara Rara masuk ke dalam. Riko masih mandi padahal ini sudah siang, lima menit lagi bel masuk berdering. Samudra duduk di sebelahku, lalu dari dalam tasnya dia keluarkan setangkai bunga mawar merah dan juga tiga buah coklat dengan merk berbeda.

"Buat Alaska." katanya sambil menyerahkan bunga serta coklat padaku.

Aku tertegun sebentar. "Buat aku?"

"Iya."

"Makasih ya."

Segera kumasukan bunga dan coklat dari Samudra ke dalam tasku. Beberapa menit kemudian Riko keluar dari dalam bersama Rara. Riko tidak terkejut ketika melihatku, dia justru tersenyum ramah. Mungkin Samudra sudah memberitahunya dulu sebelum membawaku kesitu.

"AKHIRNYA MISI GUE BERHASIL KOO!" Samudra berseru sambil menghampiri Riko.

Riko tertawa lepas dan menyalami Samudra, seperti dia baru saja dapat undian mobil mewah. Rara juga ikut tertawa senang. Aku? Aku hanya diam dan sedikit tersenyum.

Setelah pamit pada orangtua Riko, kami berangkat ke sekolah. Samudra menawarkan untuk menghantarku pulang sekolah siang itu, segera kutolak. Samudra memarkirkan motornya di stadion mini, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 7.45. Aku berjalan mendahuluinya.

"Al." Samudra menyusulku dan melintangkan lengannya ke depan tubuhku. Dia membantuku menyebrang dari parkiran ke sekolah.

"Makasih banyak ya, Samudra." kataku setelah masuk ke dalam gerbang sekolah, aku berlari menaiki tangga, meninggalkan Samudra yang masih melangkah santai di belakangku.

Pagi itu aku telat, Ujian sudah dimulai. Ada beberapa guruku yang menerapkan siswa harus ikut UTS diluar kelas kalau telat. Tapi untungnya pengawasku pagi itu tidak termasuk guru-guru killer dan ribet. Aku dibolehkan ikut UTS di dalam kelas tanpa ditanya mengapa aku terlambat limabelas menit.

Sebelum mengerjakan soal UTS Geografi, aku lebih dulu menaruh setangkai bunga mawar pemberian Samudra kedalam loker meja yang kutempati saat itu. Aku tidak mau membawa pulang bunga itu. Ketika bel istirahat berbunyi, aku keluar kelas dan menemui teman-temanku. Disitu aku memberi ketiga batang cokelat pemberian Samudra.

Mereka kaget dan bertanya dari siapa cokelat itu dan kujawab dari Samudra. Sekaligus aku bercerita bahwa Samudra menjemputku tadi pagi dan memberiku tiga batang cokelat serta setangkai bunga mawar merah. Hana dan Dyas meledekku seperti biasa. Safenly juga tapi kemudian dia memperingatiku untuk hati-hati.

Aku mencicipi cokelat dari Samudra, hanya sedikit. Dikemudian hari, aku menceritakan tentang cokelat pemberiannya yang kubagi dengan teman-temanku, juga bunga mawar merahnya yang kubuang di kolong meja.

"Iya aku tau kok, Al. Pas pulang sekolah, aku masuk ke kelas kamu terus liat kolong meja kamu, eh ada bunga dari aku. Ternyata bunganya kamu buang ya?" kata Samudra sore itu dengan raut wajah kecewanya.

Samudra... Samudraku.. Maaf, dulu aku memandang kamu sebelah mata. Aku tidak tahu kalau kamu punya hati yang luas dan tulus.. sangat tuluss.. Maafkan aku ya, sayang.[]

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang