PERKULIAHANKU di kampus baru sudah berjalan selama dua minggu. Beda dengan kampus lamaku, aku tidak punya teman dekat di kampus baruku. Mungkin karena rata-rata teman sekelasku merupakan karyawan, maka setiap pulang kuliah pada pukul setengah sepuluh malam kami langsung pulang masing-masing. Sudah terlalu lelah untuk sekedar mengenal satu sama lain lebih jauh lagi. Atau karena memang akunya saja yang introvert.
Aku juga sudah tidak tinggal bersama keluargakj dan menyewa satu kamar kos yang jaraknya hanya lima menit jalan kaki dari kampusku. Biayanya cukup terjangkau dan tempatnya sangat nyaman. Setiap Sabtu sore aku pulang kerumah Ibuku dan berangkat kerja dari sana di Senin paginya.
Pada seminggu perkuliahan, aku sudah merasa lelah. Bayangkan saja, pukul setengah tujuh pagi aku sudah harus berangkat untuk kerja. Pulang pukul empat sore, kadang pukul lima kalau pesanan sedang banyak. Aku baru sampai kos kira-kira pukul enam dan langsung bersiap ke kampus.
Kelasku dimulai pukul tujuh hingga setengah sepuluh malam, kecuali hari Rabu, aku pulang pukul delapan karena hanya ada satu mata kuliah. Can you imagine how tired I am? Tapi aku tidak boleh menyerah! Ini demi masa depanku yang lebih cerah.
How about Samudra? Dia sudah putus dengan Mawar II, sempat terjadi drama di sosial medianya. Aku tidak bisa menceritakan lebih detail karena aku sendiri tidak paham. Pokoknya dia sudah putus dan akun instagramnya juga hilang. Lalu ketika aku sedang asyik scrolling timeline instagramku di kereta sore itu, sebuah akun merequest untuk memfollowku. Siapa lagi kalau bukan Samudra.
Sebelum klik accept dan follow back, aku lebih dulu membuka akunnya. Yap. It's him. Ada satu postingan foto dirinya dengan seorang perempuan yang kutebak adalah pacar barunya. Here we go... panggil saja perempuan itu Mawar III. Aku tersenyum seraya tanganku dengan cepat memfollow akunnya.
Nanti juga putus, batinku saat itu. Sebut aku jahat atau apa karena mendoakan yang tidak baik untuk hubungan Samudra dan pacarnya. Tapi itu yang terlintas dipikiranku, aku mengenal Samudra tidak sehari atau dua hari jadi aku tau tabiatnya.
Hidupku berjalan normal, hampir setiap malam aku video call dengan Ibu dan Maylisa. Kami saling bertukar kabar dan mengingatkan untuk menjaga kesehatan.
Suatu pagi di hari Minggu aku tengah menginap di rumah Ibu, tiba-tiba Safenly datang ke rumah dan langsung masuk ke kamar untuk membangunkanku. Aku tersentak kaget, Safenly berbicara sambil menangis.
"Kenapa, Saf?" aku mendudukan diri dan mencoba untuk menenangkan Safenly. "Ngomong sama gue, jangan nangis dulu."
"Hana... Hana..."
Jantungku langsung berdebar. Sepertinya ada yang tidak beres. "Iya. Hana kenapa? Tenang dulu Saf."
"Hanaa Al... Hana.." Safenly mengenggam erat tanganku. "Hana kecelakaan Al, tadi pagi."
Jantungku seperti mau copot saat itu juga, Hana.. sahabatku yang paling riang..
Safenly meneruskan dengan suara bergetar. "Hana kecelakaan dan dia... meninggal, Al. Hana udah ngga ada."
Perasaan itu muncul lagi. Perasaan yang tidak bisa kudeskripsikan. Hana... my lovely friend.
Seketika itu juga, aku langsung lari ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti pakaian. Kami langsung bergegas menuju rumah Hana dengan mengendarai mobil Safenly yang dikemudikan oleh supirnya.
Selama perjalanan aku dan Safenly hanya bisa berdiam diri sambil berpegangan tangan. Hana.. I never thought I will lose you this fast.. I love you and you will always be in my heart. Always.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen FictionAku tidak pandai menulis namun malam ini aku akan mencobanya dengan sebaik mungkin. Karena aku akan menulis ceritaku bersama Samudra Biru Darmawan, laki-laki aneh yang secara tiba-tiba muncul dan mengubah hidupku seratus delapan puluh derajat. Ini a...