SEHARI setelah Mawar melabrakku lewat telfon, tepat pukul 11 malam, Samudra menelfonku dengan nomer yang berbeda sejak terakhir kali kami bertukar kabar. Dan juga bukan nomer yang digunakan Mawar waktu itu.
Obrolan dibuka dengan dia menanyakan Mawar yang menelfon dan marah-marah padaku. Aku jawab dengan jutek.
"Iya, kemarin dia telfon aku tuh marah-marah."
"Iya, Alaska. Aku udah bilangin kok ke dia supaya ngga ganggu kamu lagi."
Emosiku kembali membuncah mengingat kejadian itu. Aku diam tidak merespon penjelasan Samudra.
"Aku udah jelasin ke dia Alaska, kalo kamu itu adek kelas aku dan kita ngga ada apa-apa."
"Ya emang ngga ada apa-apa." kataku ketus.
"Iya Alaska makanya kemarin aku jelasin ke dia." kata Samudra. "Aku janji dia ngga akan ganggu kamu lagi."
Aku diam.
"Kalo dia masih hubungin kamu, kamu ngga usah respon dia ya." katanya. "Alaska, pegang omonganku.. dia ngga akan ganggu kamu lagi."
"Iya."
Hanya kata itu yang keluar dari dalam mulutku. Kudengar Samudra menarik napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.
"Yaudah ini udah malem. Kamu tidur ya Alaska. Mimpi indah, Samudra matiin ya. Dah."
Telfon mati sebelum sempat aku menjawab. Setelah itu aku menangis. Aku menangis karena kecewa pada Samudra. Maksudku, hey! Pacar kamu baru saja memarahi dan memaki aku dan kamu tidak ada itikad baik untuk sekedar minta maaf padaku? Tidak ada?
Dengan kekecewaan di dada, aku menelfon Safenly untuk mencurahkan isi hatiku. Tapi yang kudapat malah omelan-omelan lainnya, katanya aku yang bodoh, katanya dia sudah memperingatkanku untuk tidak dekat-dekat dengan Samudra, katanya aku yang terlalu baik menganggap Samudra ingin sekedar curhat.
Telfon kumatikan setelah mengucap terimakasih meskipun Safenly tidak membantuku sama sekali, aku justru tambah pusing. Tadinya aku ingin segera tidur tapi tidak bisa, kuputuskan untuk membuka instagram. Tiba-tiba aku ingin membuka akun instagram Samudra, aku penasaran. Dan aku terkejut ketika melihat postingannya yang kosong.
Terakhir kali kulihat ketika dia memposting foto Mawar enam hari yang lalu, masih ada sekitar empat foto didalam akunnya. Entah apa yang terjadi, apakah dia dan Mawar putus? Ah biarlah.. kalaupun putus itu bukan urusanku!
Setelah puas membuka instagram, aku tidur. Malam itu aku belum sadar kalau aku bodoh, masih saja mau merespon Samudra dengan baik padahal tujuannya hanya satu; modus, seperti kata Safenly.
Mungkin sebagian dari kalian menganggap Samudra laki-laki tidak tahu diri, sudah punya pacar tapi masih saja menghubungiku dan mengajakku jalan. Juga menganggapku perempuan bodoh karena masih saja meresponnya dengan baik.
Tapi aku berani bersumpah pada saat itu aku berpikir bahwa niat Samudra menghubungiku memang murni ingin curhat masalahnya dengan Mawar. Aku tidak berpikiran dia akan modus lagi denganku, sungguh. Aku pikir dia hanya menganggapku teman lama di SMA sebagaimana aku menganggapnya. Tapi aku salah. Apakah dia masih menghubungiku setelah itu? Tentu saja! Nanti akan kuceritakan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen FictionAku tidak pandai menulis namun malam ini aku akan mencobanya dengan sebaik mungkin. Karena aku akan menulis ceritaku bersama Samudra Biru Darmawan, laki-laki aneh yang secara tiba-tiba muncul dan mengubah hidupku seratus delapan puluh derajat. Ini a...