Bagian 31

1.1K 128 21
                                    

SAMUDRA tertawa pelan lalu geleng-geleng kepala. "Kepo kamu, Alaska."

"Kamu ngga mau ngasih tau?" tanyaku. Samudra geleng-geleng kepala lagi. "Pelit kamu, Samudra."

"Masa?"

"Bodo." sahutku.

"Yeeh ngeselin kamu, Alaska."

"Emang." aku mengiyakan.

Pesanan kami datang dan Samudra menyuruhku untuk segera memakannya karena takut keburu dingin mengingat suhu disana bisa membuat makanan panas sekalipun bisa berubah jadi dingin dalam sekejap.

Sambil menyantap pisang bakar kami memainkan handphone masing-masing. Diam-diam kulirik Samudra, dia memainkan handphonenya mengarahku, seperti mau memotretku diam-diam.

"Jangan foto-foto aku ya."

Samudra mendongak lalu menatapku. "Geer kamu, Alaska."

"Aku tau kamu mau foto-foto aku. Jangan ya, aku ngga mau."

"Iya engga," katanya lalu meletakkan handphonenya ke atas meja.

Kami lanjut makan pisang bakar masing-masing dan Samudra selesai duluan. Dia membuka ujung vape lalu meneteskan liquid dengan rasa berbeda kedalamnya. Seingatku rasa tiramisu. Wangi semerbak langsung muncul sesaat setelah Samudra menghisap vapenya dan membuang asapnya ke langit.

"Al, dulu pas SMA kamu kan takut sama aku ya?" tanya Samudra tiba-tiba.

Aku tidak langsung menjawab karena sedang mengunyah pisang bakarku. Sebenarnya aku agak deg-degkan mendengar pernyataan Samudra itu yang mana merupakan fakta. "Ah, engga kok.. Kata siapa?"

"Ngga usah bohong. Aku tau kok, keliatan banget muka kamu pucet ketakutan kalo ketemu aku."

"Masa sih?" kataku mencoba mengelak. "Engga ah, takut kenapa coba?"

Samudra terkekeh, kembali menghisap vapenya. "Harusnya aku yang nanya gitu. Kamu takut sama aku kenapa?"

"Engga kok, aku ngga takut sama kamu."

"Karena aku sering berantem ya?"

Awalnya aku diam saja tapi aku jadi salah tingkah karana Samudra menatapku begitu dalam. Maka, aku mengangguk pelan.

"Terus? Karena aku sering mabok?"

Aku mengangguk lagi.

"Karena tampang aku galak?"

Kali itu aku mengangguk dengan yakin.

"Kamu belum kenal aku sih," desisnya lembut. "Aku luarnya aja garang, tapi dalemnya lembut selembut kapas kok."

"Apaan sih.." balasku sambil tertawa lepas.

Samudra kembali fokus pada handphonenya. "Ibu pake whatsapp ngga, Al? Kalo pake kirimin nomernya ya, aku mau chat ngasih tau aku ngajak kamu ke puncak."

"Pake kok, oke sebentar aku kirimin."

Nomer Ibu kukirim lewat whatsapp dan Samudra langsung mengirim pesan pada Ibu saat itu juga. Dia memberitahu bahwa aku dan dirinya sedang berada di Puncak, Ibu membalas oke dan menyuruh kami jangan pulang larut malam.

"Kamu tau kan Al aku dulu kalo sekolah kerjaannya cuma tidur, kalo ngga mabok di samping. Kamu tau kan?" tanya Samudra membuka percakapan lagi.

Aku mengangguk.

"Tau ngga sih Al, beberapa kali aku pernah lagi minum terus aku nyender aja kan di tembok soalnya lemes.. terus temen aku bilang: Woi Samudra.. Samudra.. ada Alaska tuh. kamu tau ngga aku ngapain? Aku langsung berdiri Al, bener-bener langsung berdiri. Padahal waktu itu kaki aku lemes banget terus mata aku aku paksain melek. Kamu beneran lewat, kamu jalan pelan dan mata kamu lurus kedepan kaya gapeduli sama sekitar kamu. Abis itu aku cuma senyum dan senderan lagi terus tidur. Selalu kaya gitu kalo aku lagi mabok terus kamu lewat."

"Masa sih? Kok aku ngga tau?" kataku tidak percaya.

Samudra bergedik. "Kamu mana sadar Al. Kamu kan kalo jalan main jalan aja, tanpa perhatiin sekitar."

"Terus?"

"Ya gitu.. pernah aku lagi berantem di samping, terus kamu lewat.. pasti aku stop dulu. Aku liatin kamu, abis kamu lewat, lanjut lagi aku berantemnya."

"Kok bisa gitu?"

"Ngga tau aku juga."

"Masa sih? Aku ngga percaya ah."

"Beneran Al. Kalo kamu ngga percaya, kamu bisa tanya Riko, atau Farrel."

Aku mengerutkan dahi. "Buat apa?"

"Supaya kamu percaya.." kata Samudra sambil memajukan tubuhnya. "Al, dari dulu, sejak pertama kali aku lihat kamu.. aku selalu jagain kamu Al, selalu.. bahkan sampe detik ini, kamu aja ngga peka. Aku juga udah janji sama diri aku sendiri bakalan selalu jagain kamu."

Otak lemotku ini mencoba mencerna perkataan Samudra. "Jagain gimana maksudnya? Emang aku kenapa pake dijagain?"

Samudra tersenyum puas dan geleng-geleng kepala. "Kepo kamu, Alaska."[]


selamat lebaraaaan! mohon maaf lahir dan batin ya, temen-temen semua. 🖤🖤

Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang