Ketiga cogan error itu berjalan sepanjang lorong kelas yang lumayan sudah terlihat ramai. Mereka tampil mempeshooona dengan tas yang melekat di satu bahunya.
Redo berada di posisi tengah dengan bergaya cool dan tampan. Sedangkan, Sakri dan Nais tampak sedang membenarkan rambut dengan adegan di slow motion. Nais memberikan kedipan mata kanannya pada salah satu perempuan yang tengah terpesona dengan penampilan.
Sakri melambaikan tangan seolah menyapa para fans. Kacamata melekat pada hidung nya seakan menambah sensasi keartisan. Memberikan sebuah kecupan jarak jauh kepada seluruh siswi yang melihatnya.
Otomatis semua perempuan pada teriak histeris saat mendapati sarapan pagi melihat cogan error lewat.
Langkah kaki mereka kompak, slow motion, nampak gagal dan berwibawa.
"Aduh" tiba-tiba Nais tersandung oleh kakinya sendiri dan membuat acara penampilan gagal total.
Nais tanpa dosa memukul bahu Sakri yang membuat keseimbangan tubuhnya goyah. Buruk nya lagi, Sakri menarik rambut Redo yang sudah di tata rapi. Dan akhirnya, nasib mereka tidak memihak.
Kejadian itu terlihat slow motion sekali membuat ekspresi setiap wajah mereka membuat kalian semua tertawa terbahak-bahak. Bibirnya monyong plus mangap dengan lambat. Kacamata yang di pakai Sakri jatuh perlahan membuat Sakri mencoba untuk menangkapnya.
BRUK
Pantat mereka jatuh di lantai dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang mengelus kesakitannya dan Redo langsung terbangun dan membenarkan rambut dan pakaiannya seolah tidak terjadi apa-apa.
Semua penonton kecewa plus terhibur dengan lelucon pagi yang melenceng dari skenario yang telah di susun oleh ketiga cogan error itu.
"Sakit anjir" Nais mengeluh kesakitan karena pantatnya terasa sangat sakit.
"Gue juga! Lo kenapa sih bawa-bawa gue" Sakri mendaratkan pukulan pada Nais lalu mengambil kacamata di sampingnya.
"Kacamata baru gue ikutan jatoh kan" lanjutnya sambil meniup kacamata tersebut.
"Niatnya jadi model malah gini. Gagal total" ucap Nais berdiri dan merapihkan pakaiannya.
"APA LO LIAT-LIAT!? Iya gue tau kalo gue ganteng" Nais melotot pada setiap siswa yang sedang menertawakannya.
"JANGAN PADA KETAWA. NANTI KALIAN NGGAK GUE KASIH UANG" ancaman Sakri membuat semua diam.
"Cabut guys. Muka gue udah malu" gumam Redo dan segera di angguki oleh Sakri dan Nais.
"APAAN LO? MAU GUE TABOK PAKE UANG?" Teriak Sakri dengan wajah galak.
Mereka berjalan tanpa gaya karena di takutkan akan terjadi hal seperti itu lagi. Mau di taruh dimana muka mereka?
Sesampainya di kelas, hawa Redo tidak enak. Akibat ulah Sakri dan Nais semalam, dirinya merasa malu dan tidak enak kepada Yuna.
Kini Yuna tengah duduk sambil membaca buku pelajaran. Rambut Yuna di ikat dua dengan rendah.
"Netral kan hati dan pikiran" bisik Nais.
"Jantung lo harus di netralisir dulu" kata Sakri lalu tertawa kecil dan meninggalkan Redo sendiri di ambang pintu.
Nais dan Sakri berjalan menuju kursinya.
"Hallo Anu" sapa Sakri.
"Selamat pagi Anu Cantik" sapa Sakri.
"Gimana kabar hati lo?" Lanjutnya.
Yuna sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan Sakri.

KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...