28. DO.NA

2.6K 292 18
                                    


Happy reading.

Typo bertebaran!!

Di usir dari kediamannya memang sangat menyedihkan. Yuna berusaha menyimpan kesedihannya di setiap perjalanan. Baru saja, tadi Yuna merasakan kebahagiaan tapi sekarang? Begitu cepat perubahan kondisi hatinya. Redo tahu kondisi Yuna, apalagi saat Redo tahu tentang latar belakang keluarganya.

Redo berusaha bersikap diam, tidak mau bertanya, dan fokus untuk menyetir. Sekarang, mereka telah berdiri tepat di depan pintu rumah menunggu Maya membuka pintunya dengan membawa barang-barang seperti mau pindahan.

Krek

Alangkah terkejutnya Maya saat melihat Yuna dan Redo dengan raut wajah penuh dengan teka-teki.

"Hey, Yuna?"

Yuna membalas dengan senyuman saja.

"Redo bakal jelasin besok. Biarin Yuna istirahat dulu di kamar Redo. Biar Redo tidur di ruang tengah" sahut Redo.

Maya mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk. Yuna di antar oleh Redo ke kamarnya. Irpan dan Maya yang melihatnya pun saling melempar tatapan.

"Jangan-jangan mereka itu udah pacaran beneran" ucap Maya dengan segala feeling-nya. Insting ibu memang kuat. 

"Semoga aja, Bun" jawab Irpan lalu menyeruput kopi. 

Redo menaruh koper dan tas Yuna di dekat lemari, Yuna mendongakkan kepalanya menatap wajah Redo, seketika ukiran senyuman Yuna tercetak di bibirnya.

"Do, makasih yah. Kamu udah nolong aku"

"Nggak usah bilang makasih. Aku bakalan bantu kamu semampu aku dan aku akan selalu ada buat kamu. Kamu mendingan mandi dulu pake air anget. Nanti tidur yah, udah malem" Redo sangat bersikap manis. Redo mengusap lembut puncak rambut Yuna dan senyumannya sangat sangat sangat membuat jantung berdegup kencang.

"Selamat tidur" ucap Yuna.

"Selamat tidur, sayang"

Betapa bahagianya Yuna saat mendengar kata 'sayang' yang terucap langsung dari mulut Redo. Perhatiannya, kasih sayang nya, dan cintanya Redo membuat Yuna tidak bisa mengatakan apapun lagi. Redo dan keluarganya terlalu baik, Yuna seperti merasakan hal yang sama seperti dulu. Kebahagiaan.

----

Pagi sudah menyapa, kicauan burung yang begitu sangat merdu. Matahari mulai terbit menampilkan keindahannya. Secercah cahaya matahari menyoroti wajah Yuna.

Yuna meregangkan otot-otot nya, Yuna mencari kacamata dan langsung memakainya. Betapa terkejutnya Yuna saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Bak angin kencang, Yuna tergesa-gesa mengambil handuk di koper. Yuna sudah telat lama. Oh ya ampun!

Tok tok tok

Baru saja Yuna menginjak batas kamar mandi, terdengar suara ketukan pintu yang harus Yuna buka.

"Kenapa Redo nggak bangunin aku sih" gerutu Yuna.

Krek

Yuna membuka pintu, Yuna tidak percaya dengan semua ini. Di hadapannya ada Redo yang tengah tersenyum memakai pakaian santai.

Raut wajah Yuna yang berantakan, tapi hidung, mata dan sebagiannya masih di tempat yah, nggak berubah:v

"Kamu nggak sekolah?" Tanya Yuna sambil melihat jam.

Redo malah masuk menerobos Yuna lalu menjatuhkan tubuhnya di kasur. Raut wajah Yuna melongo melihat kelakuan Redo.

"Ko malah santai sih?"

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang