Happy reading!!
Maaf Typo bertebaran
Pertemuan dengan Salma tidak terwujud karena Salma tengah pergi ke luar kota bersama keluarganya. Mereka hanya terdiam di dalam mobil sembari memikirkan hal untuk selanjutnya.
"Kita minta bantuan sama siapa lagi?" Tanya Redo.
"Kita lanjut besok gimana? Ini udah sore juga" jawab Nais.
Redo menatap ke sekeliling lalu melihat jam yang melingkar di tangannya. Benar saja, jam sudah menunjukkan pukul empat.
"Besok kan sekolah" ucap Sakri.
"Gue izin mau jaga Yuna"
"Iya, nanti gue bilang ke wali kelas langsung"
"Kira-kira besok Salma sekolah nggak yah? Dia kan lagi di luar kota" celetuk Nais.
"Kalau dia sekolah tandanya dia sayang sama lo. Tapi, kalo dia nggak sekolah itu tandanya dia nggak simpan hati buat lo" jawaban Sakri berhasil membuat Nais mendengus kesal.
"Gue nggak setuju sama pendapat lo"
"Kenapa?"
"Bagaimana pun, dalam kondisi apapun, gue tetep sayang dan cinta sama dia"
Redo sebenarnya malas dengan omongan mereka. Seperti tidak ada bahasan yang menarik. Redo kembali ke rumahnya.
Sekedar membersihkan badan dan masak mie instan. Walaupun hatinya tengah berkecamuk tetapi Redo berusaha untuk tenang dan tidak gegabah dalam bertindak.
"Siapa pelaku di balik semua ini? Gue yakin, antara Kila dan Kusuma. Tapi, kenapa Dita gelagat nya beda yah?" Redo mengaduk-aduk mie lalu menyantapnya.
Tring
Notifikasi masuk.
+628987654****
Lo pasti bingung pelakunya siapa. Tapi, percayalah, pelaku bebas berkeliaran
Redo membelalakkan matanya saat mendapat pesan dari nomor yang tidak dia kenal. Tidak bertele-tele, Redo langsung menghubunginya.
Pertama nomor itu bisa di hubungi namun telponnya malah di reject. Kali kedua, Redo mendapati
Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
"Sial! Apa mungkin dia tahu pelakunya siapa?" Umpat Redo.
Mie yang dia buat sudah hilang selera. Tidak bisa kah teka-teki ini langsung terpecahkan. Redo naik ke lantai atas untuk mengambil kunci mobil dan jaket.
Langsung saja, Redo kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi Yuna dan memberikan kekuatan. Sampai di rumah sakit, Redo berlari untuk memastikan jika keadaan Yuna membaik.
Saat membuka pintu, Maya dan Irpan sama-sama menoleh. Redo berjalan mendekati Yuna yang tetap tertidur pulas.
"Kondisi Yuna sekarang gimana, Bun?" Tanya Redo dengan khawatir.
"Yuna belum sadar dari koma nya" jawab Maya dengan nada sedih.
"Kamu udah makan?" Tanya Irpan.
Redo mengangguk kecil. Perlahan Redo mengusap rambut Yuna dengan lembut berharap jika Yuna membuka matanya dan mengatakan siapa pelaku yang mencelakainya.
"Bun, Ayah, kalian pulang aja. Biar Redo yang jagain Yuna"
Maya melihat Irpan dan Irpan memberikan kode dengan anggukan kecil. Irpan tahu jika kondisi hati Redo tengah terguncang. Rasanya sama saat kisah cintanya dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Fiksi RemajaCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...