Kicauan burung menyambut indah pagi. Sinar matahari menyoroti wajah Yuna yang tengah berjalan melewati gerbang dengan tulisan "SMA CISVIK"
Penampilan Yuna sedikit lebih menarik dan berbeda dari sebelumnya. Rambutnya di buat model seperti Mickey Mouse. Terlihat sangat cute.
Banyak murid yang berbondong-bondong masuk ke gerbang karena sebentar lagi gerbang akan di tutup. Di tambah sekolah akan mengadakan upacara bendera.
"YUI" teriakan itu membuat Yuna menoleh. Dia tahu itu siapa.
Dita berlari sambil mengeratkan tasnya "Tunggu"
"Kenapa?"
Mereka berjalan beriringan "Model rambut kamu lucu deh. Kalo upacara kan harus pake topi, emang muat?" Tanya Dita sambil menyentil rambut Yuna.
"Sebelumnya, aku udah coba di rumah. Aman ko" jawab Yuna.
"Bagus deh. Eh btw, kemarin kamu main yah ke rumah Redo?"
Langkah Yuna berhenti "Jangan berisik, Dita. Jangan sampe semua orang tahu. Tapi, kamu kenapa bisa tahu?"
"Sakir bilang sama aku"
"Ko bisa? Kamu udah pacaran sama dia?"
"Hampir sih. Ya udah ah, ayo taro tas. Terus ke lapangan. Aku ke kelas duluan yah" Dita melambaikan tangannya masuk ke kelasnya.
"Hampir?" Tanya Yuna pada dirinya sendiri. Lalu menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kelasnya yang bersebelahan dengan kelas Dita.
Pada saat Yuna masuk kelas, sudah terlihat ada Redo dan kedua temannya itu.
"SI ANU CANTIK" teriak Sakri sambil menepuk pundak Redo.
"Inget Dita bro!" Ucap Redo.
Yuna menaruh tasnya di meja lalu canggung saat mereka menatapnya.
"Kenapa pada liatin aku?" Tanya Yuna gugup.
"Lo cantik" Redo
"Anu cantik" Nais
"Dita cantik" Sakri
Dia antara mereka, ada sebuah kejanggalan dimana Sakri menyebutkan nama Dita. Redo dan Nais melirik Sakri sambil menaikkan alisnya.
"Lo udah jadian sama si Dita? Parah broo! Kagak bilang" Redo memukul bahu Sakri dengan keras.
"Gilee, nembak dimana lo?!" Tiba saatnya Nais memukul bahu Sakri bekas pukulan Redo tadi.
"Aduh aduh, sakit" Sakri mengelus bekal pukulan mereka yang kejam.
Berbeda dengan Yuna, dari pada dirinya terus menerus melihat dan mendengar mereka berdebat. Yuna memilih pergi karena Dita sudah menunggunya.
"Lo udah nembak si Dita? Temen kagak guna gini nih. Bukannya bilang sama kita, ah kagak seru!" Redo berseru panas.
Sakri hanya bisa tertegun mendengar suara mereka.
"Si Sakir harus di coret dari Indonesia!" Ucap Nais sambil menggebrak meja.
"Eh, apa-apaan. Siapa lo hah?" Sakri maju satu langkah ke arah Nais.
"Siapa yang bilang gue jadian sama si Dita?"
"Gue sama si Dita belum jadian. Lo seenaknya pengen usir gue dari tanah air Indonesia ini? Kagak bisa! Harga diri, hidup dan mati gue tetep harus di Indonesia. Indonesia tanah air tercinta"
Nais dan Redo tidak kedip sama sekali, tapi tetep bernafas yah:v
Ucapan Sakri sangat bermutu tapi bukan pemain upin-ipin itu ya! Hayoh siapa?
![](https://img.wattpad.com/cover/218396175-288-k354493.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...