Sepi, kesepian, derita, dan menderita. Setiap detik tanpa kehadiran orang yang kita cintai membuat hati ini merasa hampa. Ruang kosong tanpa penghuni. Tidak kah hati ini berusaha untuk semangat? Kegigihan untuk mendapatkan cinta begitu sulit.Redo tengah duduk di balkon kamarnya menatap rembulan. Berharap akan ada keajaiban. Terhalang oleh larangan Maya dan Irpan membuat Redo hanya bisa menatap kosong sambil membayangkan wajah Yuna.
Redo melihat ke bawah. Dalam benaknya, Redo ingin sekali mencari Yuna. Redo berlari mengambil ponsel dan jaketnya. Dengan tekad dan keberaniannya, Redo meloncat dari kamarnya. Hampir saja, Redo mengalami cidera tetapi Redo menghilangkan rasa sakit itu demi Yuna.
"Nggak ada cara lain. Tuhan, tolong pertemukan hamba dengan Yuna" Redo akhirnya berlari untuk mencari Yuna entah kemana.
Tengah malam, angin bertiup kencang, dan suasana yang sepi. Redo harus mencari Yuna. Dengan cara apapun.
---
Perlahan Yuna terbangun dari pingsannya. Yuna berusaha untuk menguatkan kembali badannya. Yuna tengok kanan kiri, tidak ada satu pun orang yang menolongnya. Yuna perlahan menggesekkan tali ke ujung meja.
Teringat akan Redo membuat Yuna merasa kekuatannya kembali. Tangan Yuna terluka akibat gesekan meja. Yuna tidak tinggal diam, keringat yang bercucuran tercampur oleh air mata membuat suasana menjadi menyedihkan.
"ARRGGH" teriakan Yuna menandakan jika dirinya sudah terbebas dari tali tersebut. Yuna langsung membuka tali dengan cepat. Yuna takut jika penjahat itu kembali lagi.
Yuna langsung berdiri dan menendang kursi dengan kuat. Amarah Yuna tidak tertahankan. Kini, Yuna mencari jalan untuk keluar dari gubuk ini. Dengan sebatang kayu dan gebrakannya, Yuna berhasil membuka pintu.
Yuna dikejutkan dengan pelaku yang berdiri tepat di hadapan Yuna. Yuna dengan cepat mendorong tubuh pelaku sampai terjatuh.
Yuna langsung berlari sekuat tenaga. Yuna harus lari walaupun badannya sempoyongan akibat tubuhnya yang lemas.
"TUNGGUU YUNAAA!" teriakan pelaku membuat Yuna merasa ketakutan yang luar biasa. Kondisi gelap, di tambah penglihatan Yuna yang tidak baik.
"Biasakah mata ini normal sebentar?" Tanya Yuna pada dirinya sendiri.
Dalam hatinya, Yuna masih terngiang-ngiang teriakan itu. Tetapi, Yuna fokus melarikan diri.
Pelaku terus saja mengejar Yuna tanpa ampun. Yuna melihat ke belakang, badan pelaku yang sulit di lihat membuat Yuna terjatuh karena tersandung batu.
"Argh!" Yuna memegang pergelangan kaki, sepertinya Yuna terkilir. Detak jantung Yuna berdebar kencang.
"YUNA TUNGGU!!" suara itu semakin jelas, Yuna yakin jika pelaku sudah dekat.
Dengan susah payah, Yuna berusaha berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. Akan tetapi, Yuna kembali terjatuh karena tidak kuasa menahan sakit di pergelangan kakinya.
Pelaku berhasil membuat Yuna terdiam. Dengan senyumannya yang kecut membuat suasana menjadi menyeramkan. Di tambah, pelaku memperlihatkan pisau tajam.
Yuna berusaha untuk menghindar. Tangisan kecil Yuna terkesan pilu.
"Mau kabur kemana?" Tanya pelaku tengok kanan-kiri.
"To-tolong bebaskan saya. Saya memang tidak tahu siapa kamu, tapi suatu saat nanti, saya dan semua orang akan tahu siapa kamu" kata Yuna dengan nada bergetar.
Pelaku malah membalasnya dengan senyuman jahat "Iya, kamu benar"
"Kamu emang penjahat amatir"
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...