25. DO.NA

2.7K 275 21
                                    


Semua siswa kelas XII IPA 3 keluar kelas dengan raut wajah yang lecek alias kusut. Seperti pakaian yang belum di setrika.

Tiba-tiba Pak Boy mengadakan ulangan dadakan tanpa permisi. Membuat semuanya panik dan ada juga yang pasrah.

Mereka berjalan gontai menuju luar meninggalkan Yuna yang tengah melihatnya dari belakang dengan menggelengkan kepalanya. Seketika mereka tidak memperdulikan Yuna karena terlalu sibuk dengan kepusingan masing-masing.

Sakri dan Nais menjambak rambutnya karena pusing. Redo hanya menggaruk kepalanya dan ternyata tidak ada ketombe. Alhamdulillah, ternyata pake shampoo yang menjanjikan.

"ARGH" teriak Sakri melampiaskan semuanya.

"NGADAIN ULANGAN KAYAK BUAT TAHU PRISMA AJA. UDAH TAU OTAK GUE UDAH MENTOK" lanjut Sakri dengan mencubit pipi Nais kencang.

"Sakit bangyuut" Nais menginjak kaki Sakri untuk membalasnya.

"Sakit!" Sakri mengeluh kesakitan dengan jinjit sambil mengusap bekas injakan Nais.

"Bisa nggak sih kalian jangan ribut sehari! Kita baru ulangan. Otak gue mendidih. Ayo ke kantin" ajak Redo sambil berjalan.

Baru saja Sakri dan Nais hendak mengikuti Redo, tiba-tiba Dita datang.

"Eh neng Dita terkasih. Apa kabar?" Tanya Nais basa-basi membuat Sakri berdecak pinggang.

"Baik" jawab Dita sambil melihat Nais.

"Dita, nanti pulang bareng" ajak Sakri dan langsung berlari meninggalkan mereka karena merasa malu.

Idih bang! Baru tau kata malu ya lo? Haduh.

"Lah, gue di tinggal. Biasa Dita, dia emang kayak gitu. Kalo jadian, bilang ama gue ya. Gue pengen minta PJ sama si Sakir"

"Iya iya" Dita tertawa geli mendengar ucapan Nais.

"Yaudah gue ke kantin nyusul mereka. GUE NANTI MINTA PJ" Nais jalan sambil melambai-lambaikan tangannya pada Dita dan akhirnya menabrak siswa yang tengah memakan permen dan akhirnya jatuh.

"SORRY GUE KAGAK LIAT. KALO MAU MINTA GANTI KE SI SAKIR AJA. DIA BANYAK DUIT" Nais berlari dengan kencang menghindari kejaran perempuan yang bernasib zonk itu.

Dita pun tertawa kecil dan akhirnya masuk ke kelas Yuna. Yuna terlihat tengah duduk sambil merapihkan peralatan tulisnya.

"Yui" sapa Dita duduk di depan Yuna.

"Apa?"

"Kantin yuk. Tiga cebong itu kenapa mukanya pada kusut?"

"Kelas kita udah ulangan dadakan"

"Pantesan, muka Sakir kayak kabel semrawut. Ayo Yui ke kantin. Aku laper" 

"Laper atau pengen ketemu Sakir?"

"Dua-duanya hehe"

Yuna berdiri lalu di susul oleh Dita. Mereka berjalan menuju kantin. Yuna dan Dita tidak henti-hentinya berbincang masalah soal tadi. Dita bilang, takut Pak Boy ngadain ulangan di kelasnya. Jadi, dia udah punya persiapan.

Pada saat belok, tidak sengaja Yuna bersenggolan dengan laki-laki. Yuna mendongkakan kepalanya lalu melihat dia. Dia adalah Ervian. Si anak baru!

"Maaf" kata Yuna.

Ervian tersenyum kecil melihat Yuna. Dita terkejut saat Ervian senyum. Dengan cepat, Dita menarik tangan Yuna untuk meninggalkan tempat keramat ini. Bahaya!

"Na, ayo ke kantin. Mereka nunggu kita" kata Dita.

"Iya iya"

Ervian menggelengkan kepalanya dan mengikuti mereka ke kantin.

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang