34. DO.NA

2.7K 281 32
                                        


Kila dan kedua anggotanya tengah berunding untuk melakukan sesuatu. Dengan di temani oleh makanan di meja. Mereka membicarakan sesuatu di kelas yang sepi karena masih pagi. 

"Sebenernya ada apaan sih?" Tanya Imel bingung karena Kila menyuruh mereka untuk datang pagi-pagi.

"Iya, mana masih pagi lagi. Gue belum sarapan. Makanya gue bawa makanan" Wiesda menyantap roti.

Kila melirik kanan kiri ditakutkan ada orang yang menguping pembicaraan mereka. Kila mengambil sesuatu di tas nya lalu menaruhnya di meja.

"Nih" katanya lalu di ikuti oleh senyuman tengilnya.

"Apa?" Imel mengambil botol berisikan bedak.

"Itu untuk Yuna" jawab Kila.

"Buat Kila? Maksudnya?"

"Gue pengen liat Yuna celaka. Lo tau kan maksud gue apa?"

Imel membaca kegunaan obat itu "Bedak bayi?"

"Bedak itu bukan sembarang bedak. Gue udah kasih racun di bedak itu"

"Apa! Lo yakin mau buat Yuna celaka?" Tanya Imel memastikan.

"Ya iyalah. Gue pengen liat Yuna menderita karena bedak ini"

Wiesda hanya terdiam memperhatikan penjelasan Kila.

"Kita taburin dimana?" Tanya Imel seraya menaruh kembali bedak itu di meja.

"Lo tau kan ini jadwal olahraga kelas si Yuna?"

"Iya"

"Ini kesempatan kita"

"Kalo kita ketauan yang buat Yuna celaka gimana?" Wiesda berhenti makan dengan ekspresi wajah ketakutan.

"Itu urusan belakangan. Gue pengen dia ke siksa. Kalo lo nggak mau ikutan, lo bisa keluar dari geng ini" jawab Kila dengan datar.

"Iya gue ikut ko"

"Ayo kita ke loker" Kila berjalan dengan membawa bedak dan di ikuti oleh Imel dan Wiesda.

Perlu kalian ketahui jika Imel dan Wiesda tidak mengetahui jika Yuna adalah sodara tiri Kila. Mereka sama sekali tidak tahu apapun. Yang mereka tahu adalah Kila benci dan tidak suka terhadap Yuna karena telah mendekati Redo dan Ervian. Entah bagaimana jadinya jika mereka mengetahui jika Yuna adalah adik tiri Kila. Masih mau berteman atau tidak.

Kini, Kila tengah mencoba untuk membuka loker. Sudah berapa kali Kila membuka kunci, tapi tetap tidak bisa. Imel dan Wiesda tengah mengawasi di luar karena takut ada orang yang masuk. Apalagi jam olahraga kelas XII IPA 3 pagi.

"Kila, udah belum?" Tanya Imel

"Belum, susah banget PIN nya" jawab Kila dengan nada khawatir.

"Coba tanggal lahir Yuna" kata Wiesda.

"Ya mana gue tau"

"Elah, gue takut ketauan nih. Nanti nama baik gue tercemar" Wiesda mulai was-was.

"Nah, ke buka!" Kila akhirnya tahu PIN loker Yuna. Ternyata tanggal kelahiran Yuna, Kila tahu kelahiran Yuna karena sama dengan kelahiran papanya.

Kila menaburkan banyak bedak di dalam kaos dan celana olahraga Yuna. Kila tersenyum licik karena sebentar lagi Yuna akan merasa kesakitan.

Kila menutup dan mengunci kembali lokernya. Bedak itu dia buang di tong sampah agar tidak di ketahui oleh orang-orang jika dirinya yang melakukan hal tersebut.

Baru saja mereka hendak keluar dari ruangan itu, terdapat Yuna yang memergoki mereka. Mereka langsung salah tingkah. Yuna menengok ke arah lokernya, dia takut jika Kila akan berbuat hal macam-macam terhadap nya.

DO.NA [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang