Pukul 8:00 pagi, Yuna tengah bersiap untuk pergi ke rumah Redo. Yuna tengah memilih baju yang cocok agar tampil dengan sebaik mungkin.Akhirnya, Yuna memakai baju putih lengan pendek berkarakter wajah senyum dengan setelan rok kodok selutut berwarna hitam.
Ini adalah baju yang lumayan cocok untuk main. Koleksi Yuna hanya rok dan baju-baju pendek saja. Tidak ada celana jens bahkan yang bermerek mahal.
Yuna duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutnya yang panjang dan hitam pekat. Perlahan tangan Yuna mengepang rambut dengan model kepang samping.
Yuna memoles tipis wajahnya dengan bedak bayi dan memoles bibirnya dengan lip balm. Hanya itu yang Yuna pakai tapi sangat terlihat cantik.
Yuna memakai kacamatanya lalu tersenyum manis ke arah kaca menatap pantulan sendiri.
"Ternyata, aku cantik juga" pujinya sendiri sambil menggeleng lantas tertawa kecil.
Yuna mengendap-endap agar tidak bertemu dengan kedua singa itu. Yuna tengok kanan kiri tidak ada tanda-tanda kemunculan mereka.
Yuna berjalan ke ruang tengah nampak sepi. Ada sebuah surat disana. Yuna langsung membaca surat itu. Ternyata dari Revi.
Jaga rumah.
Jangan kemana-mana
Kalo kamu keluar, saya nggak akan segan-segan mengusir kamu!!
Saya sama Kila akan pulang jam 5 sore. Bersihkan rumah.Yuna tersenyum senang seolah mendapatkan kabar bahagia. Akhirnya, Yuna tidak pusing untuk membuat alasan keluar. Yuna bisa keluar dengan aman.
Dia membuka pintu depan tapi tidak bisa. Terkunci? Ternyata pintunya di kunci, Yuna berusaha mencari kunci itu tapi tidak ada.
Yuna menghembuskan nafas berat sambil memikirkan untuk keluar dari rumah ini. Tiba-tiba sebuah ide muncul, Yuna akan pergi lewat jendela kamarnya.
Yuna sedikit berlari dan melompat dari jendela kamarnya.
"Akhirnya bisa keluar" Yuna membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan.
Untung saja Yuna membawa uang saku sebesar 50 ribu untuk membayar ojek dan sisanya untuk membeli makanan pada saat pulang nanti.
Yuna naik ojek untuk ke rumah Redo. Sekitar 20 menit di perjalanan akhirnya Yuna sampai juga di depan rumah Redo.
"Makasih, Pak" Yuna memberikan ongkos kepada ojek.
Yuna berjalan dengan perasaan campur aduk. Tangan mungilnya memencet bel rumah.
Tidak lama kemudian Redo membukakan pintu dan terkejut melihat Yuna ada di hadapannya dengan sangat cantik. Yuna tersenyum kecil pada Redo yang masih buluk.
Redo belum mandi sama sekali, rambutnya berantakan, dan menguap di hadapan Yuna. Sepertinya, Redo baru bangun tidur.
Redo mengusap kasar wajahnya "Lo dateng sepagi ini?" Tanya Redo.
"YUNAAAAA, CANTIK BANGET. AYO MASUK. BIASA, REDO BARU BANGUN TIDUR. AYO SAYANG, MASUK" teriakan Maya membuat Yuna tersenyum.
Maya merangkul pundak Yuna seperti temannya sendiri. Redo menggaruk kepalanya dan segera mandi.
Yuna di suguhkan minuman berasa dan mengobrol kecil bersama Maya dan Irpan.
"Yuna, kamu itu perempuan pertama yang datang kesini. Kita kira kamu pacar Redo. Eh ternyata bukan. Padahal, kita berharap kalian pacaran. Iya kan, Yah?"
Bukan kalian saja yang berharap, tapi seluruh pembaca DO.NA mengharapkannya. Termasuk akyyuuu, author ehm.
"Iya. Kamu tuh beda sama perempuan yang lain. Kamu pantas bersanding dengan Redo. Redo itu anaknya pecicilan, nggak mau diem, ganteng, dan pintar pula. Kayak ayahnya. Kamu kan pendiem, cantik, pintar, cocok deh sama Redo" puji Irpan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Novela JuvenilCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...