Pulang sekolah mereka habisnya nongkrong di cafe langganan di traktir oleh Sakri yang kaya sepuluh turunan.
Duduk di pojokan cafe tempat basecamp nya. Cafe lumayan rame karena sore. Tapi, kalau malam hari, cafe ini ramai sekali.
Di meja banyak sekali makanan pesanan Nais. Redo dan Sakri hanya memesan stik kentang dan kopi saja.
"Lo tau nggak Do?" Tanya Sakri sambil melahap stik kentang.
"Apaan?"
"Besok kan hari Rabu. Nah, gue denger sih ada murid baru tau"
"Oh yah?"
"Iya. Ya mungkin informasi itu boong kali. Soalnya, siswa lain nggak pada tau"
"Lah lo tau dari mana?" Redo mengerutkan keningnya.
"Dari google" jawabnya dengan wajah polos "Tapi SMA Pelangi sih" lanjutnya.
Redo ingin sekali memukul Sakri pakai meja cafe. Kalau bisa di pukul dengan mbak-mbak cantik di pojokan sana yang tengah menangis entah karena apa. Info apa dari google? Salah sekolah lagi! Ck
"PESANAN DATAAAANG" pelayan laki-laki yang sedikit gemulai menyuguhkan makanan lagi.
Redo dan Sakri menepuk keningnya melihat pesanan kembali datang karena ulah Nais. Belum habis makanan, tambah lagi makanan baru. Boroossss
"Makasih mas kuadrat satu" Nais menunjukkan senyumannya lalu menyantapnya.
"Jangan lupa bayar lhoo yah. Saya pengen cepet dapet honor. Pelayan disini udah pada dapet dari dulu"
"Lah kenapa mas kuadrat satu belum dapet?" Tanya Sakri merasa aneh dengan pelayan ini.
"Karena saya baru masuk kemarin"
Redo memutar bola matanya, ingin cepat keluar dari cafe ini. Ya Tuhan, gini amat yah hidup sama upil semut ini. Bawaannya pengen emosi mulu, mau emosi tapi takut dosa. Di tambah pelayan ini membuat Redo ingin pergi dari bumi dan pindah ke planet Uranus atau Merkurius.
"Jadi mas kuadrat satu belum dapet honor?" Pertanyaan Nais membuat Sakri ingin memakan sambel.
"Ya tadi mas kuadrat satu udah bilang B.E.L.U.M Naiiiis" ujar Redo dengan sabar tapi penuh penekanan.
"Ohh gitu. Yaudah mas kuadrat satu mendingan minta aja duit sama Sakir, temen saya yang ini. Baik ko orangnya, banyak duit, anak sultan tau"
Sakri gelagapan "Di..dia boong. Haha nggak baik kalo boong lho. Ah Nais bisa aja. Dia mah boong mas, jangan dipercaya!" Sakri tersenyum garing sambil menatap pelayan yang tengah tersenyum bahagia karena sebentar lagi dapat rezeki tidak terduga.
"Bener apa kata Nais mas. Sakir ini kalo tepuk tangan pasti keluar duit, kalo nangis nih, malah keluar mutiara asli, emas 24 karat. Bahkan boker aja keluar liontin perak" pernyataan Redo berhasil membuat pelayan itu berdecak kagum karena keajaibannya.
"W - A - W DIBACA WAWWW" pelayan bertepuk tangan dan berhasil membuat pengunjung lain menoleh.
"Emang lo udah pernah liat bokernya Sakir Do?"
Redo melotot sambil menginjak kaki Nais mengisyaratkan agar diam. Nais nampak mengaduh kesakitan.
"Hahaha iya mas kuadrat satu. Bener apa kata Redo. Beuuh rumahnya aja nih temboknya pake semen 24 karat. Kalo mau maling, tinggal ambilin aja temboknya"
"Nah bener. Bahkan rumput di rumahnya aja di siram bukan pake air sembarangan. Tapi pake air yang di bawa dari Eropa"
Gue pengen keluar dari duniaaa ini. Nggak kuat lagiiii (kata Sakri dalam hati)
![](https://img.wattpad.com/cover/218396175-288-k354493.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Fiksi RemajaCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...