Pagi hari biasanya disibukkan dengan sekolah. Sakri dan Nais masuk ke kelasnya, sudah banyak orang disana. Sakri melemparkan tasnya ke meja lalu bersandar di meja."Kenapa?" Tanya Nais.
Sakri memasukkan tangannya ke saku celana "Gue bingung, kenapa Dita berubah"
"Ya mungkin dia lagi bete sama lo"
"Emang gue ngelakuin hal apa yang buat dia bete sama gue?"
"Bisa jadi saat kejadian lo di goda Wiesda sama Imel"
"Apa segitunya?"
"Perempuan itu susah di tebak. Kalau udah ngambek, di rayu aja salah. Di diemin salah, apalagi nggak ngasih kabar. Untung Salma nggak gitu"
"Kita ke kelas Dita" Sakri melenggang pergi ke kelas Dita.
Saat berada tepat di depan pintu kelas XII IPA 1, Sakri terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang.
Pertama kali melihat pemandangan dimana Dita tengah tertawa bersama Ervian. Mata Sakri merah padam menahan amarah, tangannya mengepal. Apalagi saat Ervian menyentuh pipi Dita.Nais yang melihatnya pun ikutan panas. Nais mencegah Sakri untuk menghampiri mereka. Ditakutkan akan terjadi baku hantam. Toh, masalah ini bisa di selesaikan dengan cara baik dan tahu tempat.
"Gue makin benci sama si Kusuma. Dulu dia ngejar Yuna, sekarang dia goda pacar gue" umpat Sakri.
"Kita bisa bicara sama Dita pas istirahat. Kita mendingan balik ke kelas daripada hati lo tambah panas" Nais merangkul pundak Sakri lalu berjalan melewati kelas XII IPA 2.
Tidak di sangka sebelumnya, Salma tengah tersenyum ke arah Nais. Betapa senangnya hati Nais sekarang. Apa Salma sudah mencintainya.
Nais kini percaya dengan apa yang dikatakan oleh Sakri kemarin. Nais tambah yakin jika Salma adalah jodohnya. Jodoh yang selalu dia nantikan.
"Sakir, gue ke Salma dulu yah. Lo ke kelas duluan"
Ingin sekali Sakri menghantam kepala Nais dengan pot bunga di hadapannya. Dia yang menyuruhnya untuk ke kelas daripada melihat Dita tengah bersenang-senang dengan Ervian. Lalu dirinya sendiri? Membuat Sakri tambah panas.
Sakri baru merasakan hal yang sama seperti Nais dulu. Menderita melihat keromantisan secara langsung. Sakri memilih masuk ke kelas dan memainkan ponsel agar mood nya kembali baik.
Nais dan Salma kini tengah berpandangan di depan kelas. Kali ini, penampilan Salma berubah total. Dia terlihat feminim. Rambutnya di gerai indah. Menampilkan wajah cantiknya.
Nais melihat Salma dari ujung rambut sampai ujung kaki merasa takjub dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.
"Gimana?" Tanya Salma.
Nais gelagapan saat Salma bertanya kepadanya. Nais terlalu pokus dengan wajah cantik Salma.
"Hey!" Salma kembali memukul lengan Nais sampai Nais terperanjat.
"I-iya?"
"Gimana penampilan baru gue?" Salma berputar bak Cinderella.
"Ca-cantik"
Pletak
"Yang bener?!"
"Ternyata tingkahnya masih sama" gumam Nais.
"Apa?"
"Oh nggak. Iya lo cantik. Btw, kemarin kemana?"
"Gue keluar kota. Ada urusan disana. Sekalian gue mencoba untuk mengubah diri"
KAMU SEDANG MEMBACA
DO.NA [End]✓
Teen FictionCinta memang unik, pilu menjadi rindu, sayang bertahap menjadi cinta. Kisah ini mungkin terlalu rumit dalam kehidupan nyata. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya warna ini muncul ketika ada dia. Dia itu aneh, perempuan yang tidak bisa di tebak. An...